Chapter 18 : TRAP!!

196 20 9
                                    

"Orang yang melakukan pembunuhan beruntun ini sekaligus Mr. Nice Guy adalah kau!!" Shin menuduh Edgar sebagai Mr. Nice Guy.

Suasana ruangan itu menjadi hening. Semua berdiri mematung terkejut dengan tuduhan Shin pada Edgar.

"Apa maksudmu, Shin? Kau menuduhku sebagai Mr. Nice Guy? Apa kau sudah kehilangan logikamu karena temanmu disandera?" Edgar membantah tuduhan Shin. Mengejutkan sekali, tidak ada angin tidak ada badai, Shin tiba-tiba saja menuduhnya.

"Tidak, justru di saat genting seperti ini biasanya logika dan intuisiku lebih tajam. Aku tak mungkin salah. Mr. Nice Guy yang sebenarnya adalah kau!!"

"Aku tidak paham jalan pikiranmu. Ayolah Shin, dinginkan dulu kepalamu. Kau mungkin perlu rileks sebentar. Coba kau ingat-ingat apa saja yang telah terjadi. Bagaimana kau akan menjelaskan mengenai Bi Inah yang berusaha menembaki kita kemarin?" Edgar makin gencar mengajukan pembelaan. Ia tak ingin dirinya dituduh begitu saja.

"Semula aku memang mencurigainya sebagai Mr. Nice Guy, namun kelakarnya waktu itu membuatku ragu. Tak mungkin ia seceroboh itu saat membunuh Pak Alfred. Lagipula aku menemukan perbedaan antara pembunuhan Pak Alfred dengan pembunuhan lain yang kau lakukan!!" Shin menekankan setiap tuduhan yang terlintas di benaknya.

"Kalau begitu ceritakan padaku apa yang ada dalam pikiranmu sejak tadi!!" Akhirnya emosi Edgar tersulut juga. Awalnya ia mengira kalau Shin hanya main-main saat menuduhnya, namun semakin lama tampaknya pembicaraan mereka bukan hanya lelucon. Edgar pun menantang Shin untuk menjelaskan semua hipotesanya.

Bibir Shin terangkat sedikit, menghasilkan sebuah senyum sinis. Pertanda ia menerima tantangan Edgar dan ia pun mulai memberi penjelasan.

"Pertama, aku tidak menyangkal kalau pembunuhan Pak Alfred dilakukan oleh Bi Inah. Bahkan aku sangat yakin dengan hal itu karena surat yang kutemukan di sekitar bercak darah Pak Alfred berbeda dengan surat berisi puisi yang selalu ditinggalkan pelaku bersama setangkai mawar hitam," tutur Shin.

"Puisi yang berbeda?" Edgar tidak paham dengan apa yang ingin Shin katakan.

"Ya, aku telah membandingkan puisi itu dengan beberapa puisi lain. Ada perbedaan pada maknanya. Puisi yang dibuat Mr. Nice Guy memiliki susunan, baris pertama sebagai pembuka, baris kedua menyebutkan korban sebagai pendusta, penjilat, dan sebagainya, sedangkan baris ketiga menceritakan kondisi mayat korban dan baris keempat menyebutkan kebanggaannya atas pembunuhan yang dia anggap sebagai karya seni. Berbeda dengan puisi yang kami temukan di lokasi pembunuhan Pak Alfred. Terutama pada baris ketiga. Baris ketiga puisi itu tidak menggambarkan kondisi korban. Karenanya aku berkesimpulan kalau Mr. Nice Guy yang sebenarnya bukanlah Bi Inah."

"Hahaha ... analisamu tak bisa dipertanggungjawabkan, Shin. Bisa saja itu adalah kesalahan yang tak disengaja, kan?!"

"Tidak, bukan hanya kesalahan, tapi memang orang yang berbeda yang membuatnya. Ada satu pembeda lain yaitu sajak. Sajak puisi Mr. Nice Guy adalah AABB sedangkan sajak puisi kematian Pak Alfred adalah ABAB. Tidak mungkin ini adalah kesalahan. Ini pasti dilakukan oleh orang yang berbeda."

"Baiklah sekarang kita anggap saja Bi Inah bukan Mr Nice Guy. Lantas bagaimana mungkin kau bisa menuduhku? Apa kata orang kalau Edgar si anak bungsu di keluarga ini dituduh sebagai pembunuh? Bukankah kau tahu tabiat Samuel? Kenapa bukan dia saja yang kau jadikan tersangka? Atau mungkin ada orang lain yang bersembunyi di pulau ini kemudian berencana membunuh kita dengan alasannya sendiri? Tidakkah kau berpikir kalau mungkin saja mereka pelakunya?!" Edgar kehabisan kata-kata. Ia tak tahu harus mengatakan apa lagi untuk membuat Shin berhenti mencurigainya. Sesekali Edgar melirik ke arah Kim dan Ken. Ia merasa kalau masalahnya dengan Shin seperti masalah rumah tangga sedangkan yang lain hanya bisa nonton tanpa berani ikut campur.

D'Breakers "Misteri Villa Raja"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang