Part 2

11.8K 648 10
                                    

Kirana's POV

"Dan ini kantinnya" dan setelah berputar putar sekolah, akhirnya gue mengakhiri dengan tujuan terakhir yaitu kantin.

Ya, kantin adalah tempat terakhir kami berkeliling. Entah berapa kali gue bertanya kepada cowo di depan gue ini tapi hanya dijawab 'hmm'

Sakitnya tuh disini

Kringg..

Dion pun langsung pergi entah kemana gue gapeduli. Akhirnya guepun memesan bakso dan es teh, karena gue laper.

"DOR!!"

"Eh buset kutu kupret! Ngapain lo ngagetin gue?!" Tanya gue ke Laras dan Dea.

"Gapapa kok" jawab mereka bareng.

"Laras, lo mau pesen apa? Gue pesenin." Kata Dea.

"Gue mau pesen mi ayam sama es teh deh" kata Laras.

"Gimana na?"

"Gimana apanya?"

"Ya itu tadi"

"Apaansih?"

"Kirana kirana, itu yang tadi lo sama anak baru"

"Gue lagi makan nih, jangan ganggu"

Akhirnya makanan mereka pun datang dan kami menghabiskannya.

"Akhirnya kenyang juga" kata gue mengusap usap perut gue.

"Iya, kenyang juga." Kata mereka.

"Udah yuk, kekelas." Kata gue.

* * *
Kring..

Bunyi kemerdekaan pun berbunyi dan semua murid mengemasi barang barangnya.

"Kirana, Dion. Ikut ibu ke ruang bk sekarang!" Kata bu ajeng.

Dan semua murid dikelas pun mendadak hening dan mereka pun menatap gue dan dion. Laras dan Dea pun menatap gue dengan tatapan lo-habis-ngapain,-

Gue pun berjalan di belakang bu ajeng. Keringat dingin menjulur di kening gue, sedangkan Dion hanya berjalan santai dengan tangan yang dimasukkan ke celananya.

Apa kata dunia ketua osis masuk bk?

Aduh... Gimana nih...

Masa gue harus alasan kebelet e'e,

Kan galucu,

Khayalan gue nggak ada yg jadi kenyataan karena sekarang kita ada di depan Bk. Iya ruang bk. Ruang yang keramat di sekolah ini bagi gue. Entah untuk orang di sebelah gue.

Guepun masuk dan dipersilahkan duduk.

"Saya mendapat laporan dari anak lain bahwa Dion sudah mencoret corer tembok belakang sekolah. Dan untuk kamu disini kirana, kamu juga ikut dalam masalah inu karena Dion masih tanggung jawab kamu. Kalian berdua saya beri point! Dan kalian boleh keluar!"

Kata kata itu berhasil membuatku membeku. Ya, point pelanggaran itu sama halnya mala petaka.

Bego

Gara gara nih orang

Gue masuk bk

Harus diberi pelajaran

Setelah cukup jauh dari bk, gue akhirnya buka suara.

"Heh lo! Emangnya lo siapa berani beraninya masukin gue ke masalahlo hah! Lo dendam ma gue" tanya gue sambil membalikkan badannya.

"Apa lo, siapa juga suruh ikutin gue. Gaada yang nyuruh!" Balasnya.

Nih orang bisa nyolot juga

"Lo kan masih tanggung jawab gue, make acara keluyuran segala lagi" bales gue.

"Sante mbak, yang sekolag disini lo aja apa? Gue juga sekolah disini! Inget itu!"

"Ya kalo ngomong juga gausah nyolot juga napa!"

"Lo berisik banget jadi cewek!" katanya.

"Lo yang berisik! Lo yang hmmmpp--" ucapan gue berhenti saat ada benda yang mendarat di pipi gue. Astaga itu Dion!!! Omg!!

Aduh napa gue jadi diem aja gini sih. Tapi...agrhhh... Gue harus ngelepasin ini. Gue masih punya harga diri. Iya, gue harus lepasin. Iya gue Harus. HARUSS!!! HUAAA MAMA KAKAK TOLONGIN GUE!!!!!

Dion's POV

"Lo berisik banget jadi cewek!" Kata gue kesel.

Ngoceh aja ni cewe kaya beo

"Lo yang berisik! Lo yang hmmmpp--" katanya terputus karena ulah gue.

Rasain lo! Mangkanya jangan cari gara gara sama Dion! Eh,, tapi kok gue merasa bersalah ya?.. Aghhhh apaan sih lo dion! Kok lo jadi lemah gini. Eh, tapi dia beda sama cewe lainnya. Tapi..

Belum sempet gue berpikir jauh,, gue merasa ada tendangan dan tamparan yang mengenai gue.

Plak..🔫

Duhh... Wajah ganteng gue...

"Rasain lo!! Ini akibatnya lo berbuat semena mena dengan gue!" Dia langsung ninggalin gue gitu aja.

Awass. Gue bales lo..

Laras's POV

Gue sekarang lagi sama Dea mau ke ruang Bk.

"Kenapa sih tu anak. Gak biasanya kayak gini" kata Dea.

"Iya, mana masuk bk lagi." Kata gue berjalan sambil liat wajah Dea.

"Gue gak habis pik---" omongan Dea terpotong dengan mulut terbuka dengan pandangan tak percaya.

Gue pun menurut apa yang diliat Dea dan ternyata...

Astagfirullah..

Mata gue gak suci lagi...

Ampuni dosa Laras yaallah...

Gue dan Dea pun cengo dengan kejadian di mata gue. Entah ini asli apa enggak.

Kirana dan Dion...

Setelah beberapa detik, gue lihat Kirana nendang dan nampar dion. Kirana sempet kaget dengan keberadaan kita berdua. Tapi dia langsung narik kita berdua entah kemana.

* * *
Kirana's POV

"Gila lo na." Kata Laras setelah gue ceritain dari awal dan dia hanya geleng geleng kepala.

Sementara Dea? Dia masih mangap plus cengo dengan kejadian tadi.

Gue dan sahabat gue sekarang lagi ada di taman belakang rumah gue sambil nyemil jajan yang gue beli di supermarket.

"Terus, gimana?" Tanya Laras.

"Gimana apanya?"

"Gimana lanjutannya?"

"Lah gue gatau? Udah ah gausah dipikir. Dipikir besok aja." Kata gue.

Gue dan sahabat gue pun akhirnya naik ke kamar gue untuk movie maraton. Ya, mereka mau nginep sini selagi besok minggu.

Entah gue masih memikirkan kejadian tadi. Gue merasa ada yang aneh sama gue sejak kejadian tadi. Tapi gue mencoba setenang mungkin agar tak terlihat aneh didepan mereka.

* * *

Hai..

Typo dimana mana guys..
Ati ati bacanya ya..

Dan jangan lupa vote cerita ini..
Dengan vote kalian.. Kalian bisa membangkitkan semangat gue menulis cerita ini..

Oke, salam Kirana Dion..

Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang