Part 16

8.6K 287 70
                                    

"Sama sama" bibi nya Dion ternyata baik juga. Lalu aku berjalan kedepan Dan belum ada setengah perjalanan kulihat Dion dengan Sabrina...

.......

🚀- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 🚀

Pelukan?!?!...

Tiba tiba aku mematung dengan membawa minuman dari bibinya Dion. Jadi yang diceritakan bibinya tadi hanyalah bullshit. Hah, sudah kuduga, mungkin aku hanya salah dengar.

"Permisiii....." ucapku tak menghiraukan Dion yang kaget setelah kemunculanku.

Aku bakal janji dengan diriku sendiri bahwa aku bakal melawan rasa takutku. Bukan berarti aku seorang cewek aku bisa mewek seenak jidat. Tapi aku gaboleh kelihatan lemah.

Setelah meletakkan minuman di meja aku langsung lari keluar rumah. Sekarang tujuanku ke arah taman sebelah rumah Dion yang terlihat luas. Ditambah bunga mawar melati.terlihat menghiasi sepanjang kolam ikan yang berada ditengah tengah taman tersebut. Kulihat sebuah pondok kecil berwarna coklat emas bertengger menghadap ke arah kolam ikan disinari matahari sore yang terlihat redup membuat pondok tersebut terlihat menggiurkan untuk didatangi.

Kenapa tadi gak disini aja? Batinnya melihat kayu tersebut dan kembali menghadap kolam ikan yang ber-air tenang dan jernih terlihat ikan koi sedang berenang disekelilingnya. Kembali membalikkan pikirannya dengan apa maksut tujuannya kesini.

Melarikan diri?

Haha.

Tidak mungkin.

Melihat acara tadi seperti sedang melihat pertunjukan drama yang sangat menyakitkan. Ingat, sedang bukan sesungguhnya. Jikapun itu sesungguhnya bahkan sejak tadi Dion akan berada di rumah sakit karena aku melemparnya dengan gelas yang sedang kubawa tadi. Huh, apa yang kau pikirkan Kirana?

Dan sekarang apa yang akan kau lakukan? Duduk disini sendiri sementara mereka sedang asik bergurau ria?

Dan, tunggu..

Dimana Tony?

* * * *

Aku merasakan guncangan di tubuhku dengan pelan dengan panggilan seseorang yang kukenal. Mencoba membuka mataku menyesuaikan dengan keadaan sekitar dan melihat seseorang yang membangunkanku.

"Eh, lo udah bangun. Lo gak berencana buat nginep disini kan melihat lo gabawa baju satupun?"

Aku mengerjap ngerjapkan mataku dan melihat didepanku ada Tony dan apa?? Hari sudah malam dan aku masih disini.

"Eh, gue lama ya?"

"Lumutan gue disini nunggunya. Untung gaada yang lewat."

Aku tertawa pelan mendengar candaannya dan kemudian terdiam dengan pikiran masing masing.

"Dion mana?" Raut wajah Tony tiba tiba berubah, kemudian kembali seperti semula dengan mengangkat bahunya.

"Katanya sih dia nganter Sabrina pulang."

"Oh"

"Yuk gue anter."

"Eh,.."

"Lo mau naik apa emang kalo pulang? Angkot? Gaada kalo malem gini."

"Yaudah deh."

Aku mengikuti Tony menuju tempat sepedanya diparkirkan dan menaikinya menuju rumahku. Perjalanan lumayan ramai dan kami memilih terdiam terhanyut dalam pikiran masing masing.

* * * *

"Makasih ya udah di anterin."

"Selo aja kitakan temen, jadi biasa aja gapapa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang