Praaannngggggg...!!!
Suara piring pecah berserakan dilantai mengejutkan seluruh karyawan dan pengunjung Cafe.Bukan hanya satu atau dua namun setumpuk piring yang dibawa jodha jatuh terlepas dari tangannya.Dengan gemetar jodha duduk dan mulai membereskan pecahan tersebut.Jodha tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya kali ini.
"Apa lagi yang kau lakukan haahhhh..??!!!"suara yang sudah sangat dikenalnya menggelegar memenuhi pantry.
"Ma..maaf bu..sa..
"Bereskan semuanya lalu cepat temui saya.."kata ibu anga,sang manajer Cafe dengan tatapan penuh amarah yang seolah mampu menghanguskan apa saja yang dilihatnya.
Dengan tangan gemetar dan keringat dingin mengucur diwajahnya jodha mulai membereskan pecahan2 tersebut.
"Jangan mothi,biar aku saja.kau bisa kena masalah jika bu anga melihatmu membantuku.."cegah jodha pada mothi yang hendak menolongnya.
"Tenanglah,tidak apa2.."sahut mothi.
"Mungkin kali ini aku benar2 akan dipecat.."kata jodha sambil tertunduk sedih.
"Maaf jodha,aku bukannya ingin ikut campur urusanmu.tapi akhir2 ini kau banyak melamun dan wajahmu sering terlihat pucat.kau sakit?atau kau ada masalah..?"tanya mothi dengan hati-hati.
"Bebedapa hari ini aku memang agak pusing.mungkin kelelahan.aku akan menemui ibu anga dulu.aku berharap dia tidak memecatku.."jawab jodha lalu meninggalkan pantry di iringi tatapan sedih oleh mothi.
***
"Ambil ini..""Ta..tapi..apa ini bu..?"tanya jodha dengan gugup sambil menatap amplop yang disodorkan
Ibu Anga kepadanya."Ini gajimu bulan ini,dan mulai besok kau tidak perlu kesini lagi.."
"Sa..saya dipecat bu..?"
"Kau boleh keluar sekarang,saya sibuk.."
Dengan berurai air mata Jodha keluar dari ruangan tersebut lalu mengambil barang2nya di loker dan berganti pakaian.
"Jodha..apakah kau.."mothi tidak melanjutkan kata2nya dan hanya menatap jodha dengan sedih.
Jodha mengangguk sambil menghapus air matanya.
"Ya,mothi.aku dipecat.aku tahu aku yang salah.."
"Aku pergi dulu,aku akan merindukanmu.."sebelum pergi jodha memeluk mothi dan kembali menumpahkan tangisnya,mothi ikut menangis prihatin melihat nasib sahabatnya itu.
Jodha berdiri didepan cafe dengan bingung.jika ia pulang sekarang ibu tirinya akan curiga dan bertanya mengapa ia cepat pulang dan tidak bekerja.ingin menghubungi jalal namun Jodha merasa sangat lelah,bukan hanya pada fisiknya tapi juga hatinya yang gundah karena baru saja kehilangan pekerjaannya.Akhirnya Jodha memutuskan untuk pulang saja.Saat akan memasuki gang menuju rumahnya entah kenapa mata jodha tiba2 tertuju pada Apotik diseberang jalan.Dan tiba2 saja kakinya melangkah menuju Apotik tersebut,sambil berdoa dalam hati mudah2an saja dugaannya salah.ia bukan tidak menyadari keanehan pada dirinya akhir2 ini.sering mual dan pusing berlebihan.namun jodha mencoba mengabaikannya dan berpikir mungkin saja ia hanya kelelahan.namun memasuki dua bulan dan belum juga mendapatkan "tamu"bulanannya membuatnya mulai merasa was2.Sejak peristiwa di villa itu mereka menjadi lebih sering melakukannya,dan ia tidak pernah bisa menolak keinginan jalal.
***
"Tidak..ini tidak mungkin.."Jodha menjatuhkan alat tes kehamilan yang menunjukkan dua garis merah pertanda ia benar2 hamil.Tubuhnya terhuyung kebelakang bersandar pada dinding kamar mandi dengan tangan membekap mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionAku yang salah.aku yang telah meninggalkannya,menyakitinya..melukainya begitu dalam.Aku yang kini kembali membawa penyesalan yang begitu terlambat.Aku yang kini datang untuk sebuah permintaan maaf atas kesalahan yang begitu terlambat kusadari.aku ya...