Chapter 7

1.8K 82 10
                                    

Met malam readers..
Sorry yaa lama
Mudah2an belum pada kabur..hehe..
Happy reading^_^





10 menit berlalu,dan mereka masih saling diam berhadapan.10 menit yang terasa bagai 10 tahun oleh jalal,menanti kata demi kata yang akan meluncur dari bibir Jay.Jay masih tetap diam dan hanya menatap jalal lekat2.

Jay menarik napas panjang sebelum akhirnya mulai membuka mulut.

"Aku akan mengatakan sesuatu.kau hanya perlu diam dan mendengarkan aku.."jay berhenti sejenak.jalal mengangguk dengan jantung berdebar-debar.

"Arjuna...dia anakmu.."ucap jay akhirnya.

Mata jalal membulat,dengan ekspresi yang sulit dilukiskan.walau ia telah menduga hal ini sejak pertama melihat arjuna tapi tetap saja,ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya,sekaligus rasa bahagia yang tiba-tiba hinggap di hatinya.namun jalal menahan diri untuk tidak bertanya apa-apa dan memilih menunggu jay melanjutkan kata2nya.ia tidak ingin membuat jay berubah pikiran.

"Sebelumnya kau harus tahu satu hal,jodha setuju untuk menghubungimu dengan dua syarat.."jay kembali menahan ucapannya membuat jalal kembali tidak sabar.

"Yang pertama kau harus berjanji tidak akan menuntut hak apapun atas arjuna.yang kedua setelah semuanya selesai kau harus menghilang dari kehidupan arjuna.."lanjut jay.

Dalam hati jalal tersenyum getir.kebahagiaannya yg baru beberapa detik dirasakannya seakan menguap begitu saja.tapi ia sadar,ia memang tidak mempunyai hak bukan?setidaknya ia bersyukur bisa mengetahui keberadaan arjuna,anaknya.

"Bagaimana tuan ganesha?kau mau berjanji untk hal ini..?"suara jay menyadarkannya.

"Baiklah..aku cukup tahu diri untuk hal itu aku yang salah,aku pantas menerimanya.."ucap jalal akhirnya walau dengan berat hati.

"Bagus jika kau menyadari itu.."kata jay,tiba2 wajahnya berubah sedih.

"Arjuna..sudah seperti anakku sendiri.aku menyayanginya lebih dari nyawaku.Arjuna....arjuna di vonis leukimia sejak berumur setahun.."kata Jay dengan sedih.

"TIDAK..!!Tidak mungkin..!!"seru jalal sambil berdiri dari duduknya.

"Duduklah dulu dan dengarkan aku.."

"Arjuna..bagaimana mungkin.dia masih sangat kecil.."ucap jalal dengan sendu dan terduduk lemas.
"Kami sudah mengupayakan yang terbaik dan melakukan semuanya untuk kesembuhannya.membawanya dari satu negara ke negara lain.dari rumah sakit yang satu ke yang lainnya.tapi...semua obat2an hanya mampu membuatnya bertahan,bukan menyembuhkan penyakitnya.."jelas jay.

"Katakan,katakan apa yang bisa kulakukan untuk anakku.apa yang bisa kulakukan untuk arjuna??kumohon katakan.bahkan jika itu nyawaku aku akan memberikannya.."sebutir kristal bening jatuh dari pelupuk mata jalal.ia menangis..ya.anak yang baru diketahuinya keberadaanya,anak yang pernah ia sia-siakan sedang terbaring tak berdaya.

Jay kembali menarik napas panjang.

"Saat ini produksi sel darah merah di tubuh arjuna semakin berkurang sehingga tubuhnya tidak lagi bisa menerima obat2an yang di berikan.dan kata dokter...

"Kata dokter apa??kumohon jay katakan..dia anakku.aku memang bajingan,aku brengsek.tapi aku akan melakukan apapun untuknya"potong jalal tak sabar.

"Kata dokter harus segera dilakukan pencangkokan sum2 tulang belakang agar produksi sel darah merah di tubuh arjuna kembali normal.Kau ayah kandungnya..mungkin saja kau bisa..

"Pasti bisa.dia anakku.dia darah dagingku jay.seberapa brengseknya aku di masa lalu tapi aku ayahnya.darahku mengalir di tubuhnya.."

"Baiklah.kita temui dokter yang menangani arjuna.."kata jay sambil berdiri di ikuti jalal.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang