Part 1

1.1K 28 0
                                    

Fellist Pov

"Kring...kring." .suara jam weker dengan lancangnya membangunkanku dari tidurku.

"Ya ampun, ternyata sudah jam 9. bisa telat nih ngantornya." . Teriakku sambil mengambil tongkatku lalu menuju kekamar mandi .

Setelah bersiap aku pun bergegas  menuju ke kantor. Tak butuh waktu yang lama hanya dalam waktu 30 menit aku sudah sampai.

"Pagi bu, jam 11 nanti ada meeting dengan Kenang Group.".ucap wina sekertarisku.
"Ya, tolong siapkan semua berkasnya!.". Jawabku seraya meninggalkannya .

"Hai sayang, baru nyampek ya? Aku kangen banget sama kamu.". ucap Kendra kekasihku sambil mencium pipi kananku. " ya, aku juga kangen sama kamu." .balasku sambil tersenyum ke kepadanya .

Kendra adalah orang satu-satu nya yang sayang dan peduli kepadaku. Dia juga menerima apa adanya diriku. Secara fisik aku tidak sempurna .Ya, kakiku cacat sebelah karena Dokter meng amputasi telapak kakiku sebelah kiri. Dan dengan keadaan itu aku sangat sedih, tapi setelah kedatangan kendra itu membuat semangatku bangkit kembali.

"Nanti pesta lagi gak ?". Tanyanya." Pasti dong sayang, itu kan udah kebiasaan kita.". Jawabku kepadanya. Dia pun langsung memelukku erat dan mencium keningku sekilas."aku pergi dulu ya, jangan lupa nanti malam, bye sayang.".ucapnya."hati-hati ya, kalo itu sih aku gak bakal lupa.".balsku dengan cepat.
Aku melihat punggungnya yang perlahan menghilang dari ruanganku.

Tepat pukul 11 aku bergegas menuju ruang rapat dan ternyata di situ sudah banyak karyawan yang berkumpul. Akupun masuk dan memulai rapat itu .

Rapat telah selesai, semua orang sudah kembali ke ruang kerjanya masing-masing. Hanya tersisa aku dan seseorang yang sudah ku ketahui bahwa dia adalah pimpinan dari Kenang Group.

"Bisa bicara dengan anda sebentar Bu Fellist ?.". Tanyanya." Iya Pak Faris ada yang bisa saya bantu ?.".jawabku dengan sedikit tersenyum.

"Begini, saya ingin bicara dengan Bu Fellist sebentar tapi bukan menyangkut tentang pekerjaan. Apakah bisa ?." Pintanya kepadaku."Oh baiklah, kita bicara di luar saja.".jawabku seraya berdiri."mari saya bantu."." Terima kasih.".

Kami berjalan menuju kantin kantor dan memulai obrolan.
"Maaf anda mau bicara apa ya?".tanyaku."Bolehkah saya menjadi teman ada di luar perusahaan?.".pintanya kepadaku. Akupun tersenyum sambil menjawab "Boleh kok, kenapa enggak ?.". "Terima kasih."



Jodoh Yang Tak ImbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang