Bolehkah Aku Mencintaimu?

550 13 0
                                    

Faris POV

Aku tak pernah menyangka kalau Fellist sangat cantik kemarin. Dengan baju dan hijab yang ia kenakan. Benar-benar membuatku tak bisa memungkiri lagi kalau aku jatuh cinta kepadanya.

Tujuanku kini telah diluar rencana saat hari itu Fellist memelukku dan rasanya aku ingin menjadi pelindungnya.

Dari awal aku memang sudah memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Fellist akan membenciku bahkan mungkin dia tak kan mau bertemu denganku lagi.

Tapi aku bukanlah pengecut. Aku akan mengutarakan perasaanku ini kepadanya.

"Biarlah semua berjalan seiring dengan waktu." Aku sangat resah dan bimbang tapi entah sejak kapan aku sudah mencoba menghubunginya.

"Assalamualaikum. Iya Faris ada apa? Tumben kamu telfon aku?"suara di seberang sana.

"Waalaikum salam. Apa kita bisa bertemu sekarang Fell. Ada yang ingin aku omongin sama kamu?"

"Baiklah. Tapi jemput aku ya. Aku sekarang masih ada dikantor. Oh iya, emang kamu gak ngantor ya?"

"Ya ngantor lah. Tapi yang aku pingin omongin sama kamu itu lebih penting. "

"Hmm, iyalah terserah kamu deh. Aku tunggu ya ."

"Oke"

------------

Tak lama aku sampai di kantornya. Aku menghampirinya di ruang kerjanya. Kulihat dia sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam. Eh Faris udah sampai ternyata. Apa kita jadi pergi ?" tanyanya datar.

"Kalo kamu mau. Marilah kita pergi." ucapku kepadanya.

"Ya"

-----------

Aku membawanya ke sebuah restoran. Aku ingin mengajaknya sarapan. Karena aku tahu kalau dia tidak pernah sarapan .

"Kok kesini sih?" tanyanya
"Kan aku mau makan. Kamu gimana sih?"
"Oh,, yaudah kamu pesen sana !"
"Oke. Kamu mau pesan apa ?" tanyaku sambil menyodorkan daftar menu yang baru saja di berikan oleh pelayan.
"Sama kayak kamu aja deh.!"

Setelah menjawab pertanyaanku Fellist lagi-lagi terdiam atau melamun lebih pastinya. Aku merasa bahwa ada sesuatu hal yang penting yang sedang ia pikirkan.

Sejak aku menjemputnya tadi dia sudah melamun. Bahkan di dalam mobilpun dia hanya diam tak bersuara. Dan disini dia pun irit sekali bicara. Apa mungkin dia sedang ada masalah? Batinku.

Aku merasa bahwa dia sekarang mencoba untuk menghindariku walaupun cara yang ia gunakan tidak langsung. Itu terlihat saat dia tidak mengajakku mengobrol dalam mobil saat perjalan kemari. Dan barusan saja aku bertanya kepadanya. Dia hanya menjawab cuek tanpa menatapku.

Apa aku melakukan kesalahan kepadanya? Apa dia sudah tahu tujuanku sebenarnya?. Entahlah.ucapku dalam hati dan mengusap wajahku dengan kasar.

"Fell, kenapa?" tanyaku mencairkan suasana hening ini.
"Ehm, apa?"
"Dasar kamu. Ditanya kok malah balik tanya."jawabku sembari terkekeh kecil.
"Aku gak papa kok."
"Yang bener? Kok dari tadi diem aja?"aku mengusap rambutnya pelan.
"Gak papa. Udah makan dulu." jawabnya dengan menepis tanganku yang berada di rambutnya.
"Yaudah kalo gitu. Kita makan dulu." 

Sebenarnya makanan itu sudah tersaji sejak 10 menit yang lalu.

Hanya saja kami tidak menyadari. Karena Fellist yang sedang melamun dan aku juga sedang memperhatikannya.

Jodoh Yang Tak ImbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang