Part 19

465 13 2
                                    

Author POV

Pagi yang secerah ini tak sama dengan hati Fellist yang sedang sendu.

Kejadian kemarin masih ia ingat. Apalagi pernyataan yang di ucapkan Faris masih terngiang dengan jelas dalam ingatannya.

Ada beberapa kenyataan yang terungkap dan di balik kenyataan itu Fellist bingung apakah dia akan bahagia atau malah bersedih lagi karena kecewa.

(Flashback On)

Hari itu Faris mengatakan semua hal yang terjadi di masa lalu.

Pertama, dia mengatakan bahwa 5 tahun silam Kakaknya mengalami kecelakaan yang menyebabkan kedua orang tuanya meninggal.
Kedua, dia mengatakan bahwa kecelakaan yang di alami Kakaknya bukanlah kecelakaan tunggal. Melainkan Kakaknya telah menabrak sebuah mobil. Dan mobil yang di tabrak adalah mobil ayah Fellist. Mendengar pernyataan yang kedua itu Fellist langsung menitihkan air mata. Dia masih tak percaya bahwa itu adalah kebenaran yang terjadi di masa lalunya. Sebenarnya dia sudah mengetahui kebenaran itu dari orang kepercayaannya yaitu Pak Teguh.
Tapi saat Faris yang mengatakan hal itu Fellist merasa sangat terpukul sekali.
Ketiga, Faris mengatakan bahwa yang ada di RS itu adalah Kakaknya, Andre. Kakaknya mengalami gangguan jiwa sesaat setelah sadar dari koma dan langsung mengetahui bahwa orang tua mereka meninggal pada kejadian di tempat. Kakaknya merasa bahwa dia adalah pembunuh yang tidak pantas untuk di maafkan.
Semakin hari keadaan Kakaknya semakin buruk. Bahkan sampai saat ini Kakaknya belum tahu keadaan keluarga yang ia tabrak. Faris mengatakan bahwa ia tak sanggup mengatakan itu kepada Kakaknya. Ia takut jikalau Kakaknya mengetahui bagaimana keadaan keluarga yang di tabraknya maka kesehatannya tak kunjung pulih bahkan mungkin bisa jadi tambah buruk nantinya. Dan yang paling ia takutkan adalah dia akan kehilangan Kakaknya itu yang merupakan saudara satu-satunya yang ia miliki di dunia ini.
Mendengar pernyataan yang ketiga ini lagi-lagi membuat Fellist menangis sendu itu karena Faris juga menangis saat mengatakan itu sehingga Fellist tak tega melihatnya. Padahal disini posisi Fellist adalah yang paling menyedihkan dia korban yang harus kehilangan orang tuanya dan menerima keadaan fisik yang cacat. Seharusnya dia membenci pria didepannya ini yang tak lain adalah adik dari pembunuh itu. Tapi sebaliknya dia bahkan sangat mengasihani Faris yang terlihat begitu menyedihkan.
Dan ini adalah penyataan Faris yang terakhir.
Keempat, Dia mengatakan bahwa saat ini dia memiliki dua orang di dunia ini yang sangat ia sayang dan tidak ingin untuk kehilangannya.
Mereka adalah Andre, Kakaknya. Dan satu wanita lemah yang membuatnya ingin selalu menjadi pelindung baginya. Wanita itu adalah Fellist. Fellist nampak terkejut mendengar pernyataan itu tiba-tiba Fellist merasakan sebuah tangan yang memegang lembut tangannya. Akhirnya Fellist dapat merasakan sentuhan tangan dari orang yang sangat di cintainya itu, Faris.

Tanpa sadar Fellist memeluk Faris. Fellist seakan merasa sangat nyaman di dalam pelukan itu. Disisi lain Faris bingung dengan reaksi yang di berikan Fellist karena reaksinya tak sama dengan yang di bayangkan Faris sebelumnya. Faris merasa tenang dan lega karena ia berpikir bahwa Fellist telah menerima kenyataan yang terjadi sebenarnya.

Beberapa menit kemudian Fellist melepaskan pelukannya. Dan menatap Faris sekilas. "Bisakah kamu antar aku pulang sekarang?" Faris seakan bingung dengan pertanyaan Fellist itu, mengapa dia tidak terlihat seperti marah. "Fell, kamu gak marah sama aku? Aku terima kok kalau kamu marah, bahkan aku siap kamu bawa masalah ini di meja hijau." Faris mengatakannya dengan sangat lembut. "Nanti kita bahas lagi tentang masalah itu. Sekarang antar aku pulang dulu." Fellist seakan tak mau membahas hal itu lagi dan kini rasa pusing telah menyerang kepalanya detik kemudian pandangan Fellist mulai gelap dan ya, dia jatuh pingsan. Dengan sigap Faris membopongnya ke dalam mobil dan mengantarkan Fellist kerumahnya.

Setelah sampai di rumah Fellist, Faris langsung masuk ke dalam kamar Fellist dan menidurkannya di ranjang.
Setelah itu dia pamit pulang kepada Mbok Tutik. Dia adalah pembantu yang sudah lama mengabdi di keluarga Fellist. Faris mengetahuinya karena Fellist pernah menceritakan tentang Mbok Tutik kepadanya.

(Flashback Off)

Itulah pernyataan yang di berikan Faris.
Kini perasaan dilema mulai muncul dalam benak Fellist. Dia mencintai Faris tapi di sisi lain Faris adalah adik dari pembunuh itu.

Lama berfikir membuat kepala Fellist pusing. Ia menyadari bahwa kecelakaan yang terjadi bukan hanya mengakibatkan orang tuanya meninggal tapi juga membuat orang tua Faris meninggal. Di satu sisi Fellist menjadi wanita cacat karena kecelakaan itu. Tapi Andre yang di panggil Fellist pembunuh itu juga menerima akibatnya dia menjadi orang yang tak waras karena guncangan jiwa dan mental saat mengetahui orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil yang di kendarainya.

Kini Fellist mencoba untuk mengikhlaskan semua hal yang terjadi kepada keluarganya akibat Andre. Fellist juga merasa sedih karena sebelumnya ia berfikir bahwa Andre adalah orang yang tak bertanggung jawab karena selama 5 tahun ini Andre tak juga menemuinya dan meminta maaf kepadanya. Tapi setelah mengetahui keadaan Andre seperti itu. Fellist merasa bahwa Andre bukannya tak bertanggung jawab melainkan kebenarannya setengahnya lagi belum ia ketahui oleh Andre di tambah gangguan mental yang dialaminya.

Setelah bergulat dengan pemikiran dan hatinya kini Fellist seakan membuang jauh-jauh rasa benci itu kepada Andre. Dan dia sekarang ingin mencoba untuk membuat Andre sembuh dan menjadi layaknya pria normal seperti pria-pria lainnya. Dan keinginan itu seakan menjadi tujuan yang harus ia penuhi.

-----------

Tbc
Segini dulu ya.
Sebenarnya agak kecewa sama readers soalnya gak ada yang nge vote sama comment 😂😂.
Tapi gak papa lah.
Yang penting aku tetep setia kok untuk ngelanjutin cerita ini sampai akhir.

Bye bye 😘😘😘

Jodoh Yang Tak ImbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang