Part 5

563 10 0
                                    

Faris Pov

Pagi ini aku berniat ke rumah Fellist. Aku mengatakan ke padanya bahwa aku ingin mengajaknya jalan- jalan tapi sebenarnya aku ingin mengetahui bagaimana keadaannya karena kemarin dia sangat mabuk berat. Sesampainya disana,aku langsung saja masuk, aku melihat dia sedang duduk santai di ruang tengah."Alhamdulillah, ternyata dia baik-baik saja."batinku.

Aku berjalan menghampirinya dan menyapanya. Tampaknya dia tidak menginginkan kehadiranku disini. Menyadari akan hal itu aku langsung mengajaknya untuk keluar denganku dan dengan cepatnya dia menolaknya. Tapi aku tak mudah menyerah, aku tetap membujuknya. Dan yang membuatku kecewa dia tetep kekeuh gak mau. Akhirnya aku bilang kalau aku akan membuatkan sarapan untuk kami, sebelum ia menjawab keinginanku aku langsung pergi menuju dapur.

Dengan cekatan aku membuka kulkas dan membuat omelet sayur untuk kita berdua. Kami pun menghabiskan sarapan dalam diam sehingga dia yang membuka pembicaraan. Kami berbicara hanya sekedar untuk berbasa-basi. Setelah itu dia mengajakku ke ruang tamu katanya sih dia ingin nonton kaset film sinchan . Agak aneh sih, masa udah hampir 22 tahun kok masih suka sama yang film begituan. Dengan berat hati aku menerima tawarannya.

Tanpa menunggu lama filmnya pun sudah mulai . Sebenarnya aku tidak suka, aku lebih tertarik dengan Upin-Ipin. Ya tapi gak papalah. Film pun bermain ternyata aku bisa menikmatinya dan tanpa aku sadari aku sudah tertawa terbahak-bahak akan tingkah laku sinchan di film itu.

Sampai-sampai aku tidak sadar kalau Fellist sudah menghilang dari ruang tamu. Aku pun segera mencarinya dan berteriak memanggil namanya." Fell .. Fellist... Fell kamu dimana ,". "Aku di dapur, sana kamu lanjutin nontonnya nanti aku nyusul." . jawabnya sambil berteriak juga ke padaku." Ok, aku tunggu jangan lama-lama.".

Aku kembali ke tempat dudukku semula. Tak lama kemudian Fellist datang membawa sesuatu yang di pangkunya dari dapur itu dan meletakkanya di meja. Dan aku rasa dia membawa botol air beserta gelasnya.
Fellist mengambil tempat di sebelahku. Jujur aku tidak tahu apa yang dia lakukan walaupun dia sedang ada di dekatku, karena sepertinya telah terhipnotis dengan film ini dan rasanya tidak ingin melewatkan satupun adegan yang dilakukan sinchan itu.

Ku dengar dia membuka botol itu dan ingin menuangkan isinya ke dalam gelas. Tiba-tiba aku mencium alkohol di sekelilingku dan secara otomatis aku menoleh kearahnya, betapa terkejutnya aku ternyata yang di bawa olehnya adalah wine bukan air putih.

Kulihat dia akan meminum wine itu. Dengan spontan aku langsung menyambar gelas yang di bawanya dan aku lemparkan ke sembarang arah. "Pyarrrr....".
Suara gelas pecah yang membuat Fellist marah ."Hei, apa- apaan sih lo itu ?". Teriaknya kepadaku.
"Kamu sadar apa yang mau kamu minum itu ?". Jawabku tak kalah sengit. "Sadar kok, Emang kenapa dan apa urusannya sama lo ?." ." Itu minuman beralkohol tinggi. Jika kamu minum itu kamu bisa mabuk.".ucapku lagi.
" Aku udah tau kok, dan memang ini satu-satunya yang bikin aku tenang.". jawabnya dengan santai. "Dasar cewek bodoh, kalo kamu mau tenang ya sholat bukan malah minum kayak gitu.". " Iya lo bener; gue emang cewek cacat yang bodoh banget dan gue sadar akan itu.". Kulihat Fellist sudah ke puncak kemarahannya. "Tuh, kan kamu udah nyadari kekuranganmu itu apa, jadi setidaknya kamu jangan merusak dan menghancurkannya lagi .biarkan seperti itu saja kalau bisa itu di obati bukan di racuni, dasar bodoh .". ucapku tanpa sadar kalau aku sudah melontarkan kalimat kasar kepadanya.

"Cckk, dasar brengsek lo. Mending lo pergi dari sini. Apa perlu gue panggil satpam buat ngusir lo." ucapnya tegas dan jelas. "Oh.. kamu ngusir aku, baiklah aku tidak masalah tapi sebelum aku keluar aku akan membuang persedian wine mu." .jawabku singkat dan menuju ke dapur.

Benar saja aku menemukan banyak botol wine di sana. Aku membawa semua keluar dan " Ingat, jangan pernah kamu minum ini lagi .!" .ucapku dengan jelas. " Sana pergi bawa semuanya yang kamu mau ! Aku gak butuh perhatianmu dan aku harap kamu jangan pernah menampakkan diri lagi di hadapanku ." .ucap Fellist dan dia terlihat sangat marah sekali.
Aku pun langsung pergi dengan membawa semua botol wine itu.
Bahkan saat aku hendak berpamitan dengannya dia malah melengoskan wajahnya.
"Huh.. sabar ris.. sabar. "batinku.


Jodoh Yang Tak ImbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang