(3) What You Say?

289 34 6
                                    

Aku menghembuskan nafas dengan kasar, menghafal lirik lagu sesederhana ini, mengapa sesulit mengerjakan matematika tingkat tinggi?

"Acaranya seminggu lagi, arghh! Gimana bisa gue ngehafalin lagu hanya dengan waktu seminggu dan 2 kali latihan. Sumpah demi apapun ini bikin gua stress tingkat dewa."

Rasanya ingin ku copot saja kepalaku, lalu aku akan menukar dengan kepala seseorang yang cepat dalam menghafal.

Oke, aku membutuhkan udara segar untuk menghilangkan rasa pusing yang begitu menyiksa. Bagaimana jika taman perumahan? Ya taman.

Langsungku berlari keluar rumah menuju taman yang dekat dari rumahku, tak lupa membawa gitar hitam berkilauku.

Taman ini nampak tidak terlalu ramai, mungkin taman ini selalu ramai ketika malam minggu yang biasanya para pasangan datang ke taman ini hanya untuk menikmati rumput hijau dan perahu danau.

Aku duduk diantara alang-alang yang panjang dihadapkan pada pohon yang begitu teduh. Mulai ku petik gitar dengan kunci kunci yang sudah kutulis pada buku lagu itu.

~Marcell- Takkan terganti~

"Meski waktu datang... Datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan... Semua takkan mampu mengubahku.. hanyalah kau yang ada di relungku... "

"Hanyalah dirimu.. "

suara itu.

"Mampu membuatku jatuh dan mencinta..."

suara yang selalu mengusikku.

"Kau bukan hanya sekedar indah.."

Aku yakin pasti dia.

"Kau tak akan terganti.. "

Ku menoleh kebelakang dan benar dugaanku itu suara Si aneh penyuka hujan, dan yang menganggap hujan sebagai keberuntungan.

"Udah nyanyinya, lo gak tau apa seberat apa gua ngehapalin lagu ini?" Tanyaku jutek pada si aneh yang masih di belakangku dengan jarak sekitar 2 meter.

"Ehm.. Kamu kenny bukan?" Aku memutar bola mataku, ucapnya sambil coba menghampiriku dengan tongkat yang menuntunnya.

Namun ia terlalu lama berjalan, karena ke tidak sabaranku, aku segera berlari menghampirinya. Lalu menuntunnya pada tempat yang kududuki tadi.

"Suara kamu bagus!" Pujinya setelah berdetik-detik kita diam.

"Maklum adenya Ariana Grande anaknya Meghan Trainor jadi yaa... Gak usah diragukan kali ya!" Dia tertawa menyahuti candaan silsilah keluarga ku yang garing.

"Aku serius suara kamu itu bagus...Tapi tadi itu suara sama musik yang kamu mainkan gak nyatu!" kritiknya membuat ku penasaran akan dirinya yang sepertinya mengetahui musik lebih dalam.

"Tapi gue itu udah cape, udah usaha ngapalin gak bisa-bisa kunci gitarnya!" Pasrahku sudah bila nanti nilai ku jelek karna penampilan yang sepertinya abstrak.

"Gimana kalo aku yang bermain gitar dan kamu yang bernyanyi? oke kita cobaa!" Dahiku mengerut mendengar tawaran dia.

"Aku tau kamu merasa aneh... Orang buta bukan berarti tidak dapat berbuat apa yang orang sempurna bisa lakukan ya kan?? Orang buta emang matanya gak bisa ngeliat. Namun bagiku semua orang yang kurang beruntung sepertiku dapat melihat dengan hatinya, sukses dengan hatinya, beraktifitas membiarkan hatinya yang menuntunnya..mbb..- "

Kuhentikan ucapannya dengan telunjukku yang menempel dibibirnya.

Perkataannya betul betul membuat ku tersentuh,dan langsung melihat diriku yang hanya bisa marah marah tanpa melihat sekitarku yang kurang beruntung.

LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang