(10) Ternyata!

120 20 2
                                    

Diperjalanan aku sangat tidak fokus membawa motor ini, karena aku tak ingin mati konyol maka ku putuskan untuk menepi yang kebetulan samping kiriku terdapat taman bunga yang indah.

Aku berjalan gontai menuju bangku putih yang ada di tengah taman.

taman ini sangat sepi dan asri hingga sangat pas untuk menenangkan kegundahan dihatiku.

Aku berfikir, salah aku itu apa hingga bisa menjadi bahan taruhan, tidakkah rian berfikir tentang apa yang dia lakukan kepadaku.

Air mata masih terus mengalir dipipiku,aku merasa bodoh mengapa aku bisa terbawa perasaan dengan apa yang dilakukan kemarin-kemarin rian.

Memang ku akui dia sangat pintar memainkan drama ini, hingga akupun larut dalam drama manisnya itu.

Aku tak ingin lemah dihadapannya,akan ku ikuti alur permainannya hingga akhir.

"Rian lo gatau siapa gue sebenarnya " senyum sinisku mengembang.

Aku memang selalu seperti ini jika ada yang menyakitiku.

Seolah dalam tubuhku ini terdapat dua kepribadian yang sangat bertolak belakang. Karena saat ada seseorang yang menyakitiku satu kepribadian lain muncul mengusasi tubuhku, hingga aku bisa membalaskan apa yang di perbuat seseorang yang menyakitiku.

Tetesan air mulai berjatuhan dari langit yang teduh. Mengapa hujan turun disaat hatiku yang sedang kacau balau ini, aku benci seseorang yang yang mengajariku menyukai hujan.

Maka mulai detik ini aku tidak menyukai HUJAN, aku benci, dan sangat benci hujan.

Aku berkata seperti ini karena hatiku benar-benar sakit. Cinta pertama ku begitu mudah mempermainkan hatiku.

mengapa air mata sialan ini terus menetes dibawah hujan, aku tak ingin menangisi Rian.aku benci diaa.. aku benci diaa..

Tak lama ku rasa air tidak lagi menetes di tubuhku. Apa hujannya sudah reda, tapi kenapa suara rintikannya masih terdengar.

Saat aku membuka mata, ku lihat ada sepasang sepatu kets berwarna hitam.

Ku lihat terus sampai wajahnya. Ternyata itu farel, yang setauku dia sahabat rian.

Tiba-tiba aku teringat tentang pembicaraan rian dengan sahabatnya, dan membuatku melirik sinis farel.

"Kenn lo bisa berdiri ga, ada yg mau gua jelasin sama lo." ucapnya dengan berteriak.

"gak ada yang perlu dijelasin, karena semua udah jelas. "

"Engga semua belum jelas."

"Belum jelas gimana sih? Kan lo dan teman-teman lo ikut andil dalam pertaruhan itu." Hatiku kembali terasa sakit jika mengucapkan kata laknat itu.

"Tuh lo salah paham, gua ga ikutan dalam renacana busuk mereka.. "

Ada jeda disitu, aku diam, dan aku siap mendengarkannya.

"Gua tau ini emang buat lo cukup merasa sakit hati. Ini semua sebenarnya bukan maunya si rian, dia itu ga buta, dan dia ga miskin."

Jadi dugaanku selama ini benar.

"Dia ngelakuin itu karena faktor keluarga yang saat itu buat dia merasa tertekan. Gua gatau masalahnya apa, yang pasti dia ngambil keputusan itu setelah kabur dari rumah dengan pikiran kacau."

-------------------------------------------------

Segini dulu yaa.. tunggu kelanjutannya sabtu depan.
💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋
Masih banyak kejutan diluar dugaan kaliann.

LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang