2. Mengejutkan

18.2K 649 4
                                    

Kring... kring...kring
Bel istirahat telah berbunyi. Semua murid keluar untuk menyegarkan otak dan untuk mengisi tubuh mereka dengan makanan.

"Aku kesal deh dengan pak Evan!" Ucapku setelah kami duduk dimeja kantin yang paling ujung sekat jendela. Suasanya kantin yang cukup ramai dan semua meja hampir terpenuhi oleh siswa. Makanya kami memilih meja paling ujung.

"Pak Evan? Siapa tuh? " tanya rio dengan tatapan bingung.

"Itu lhooo guru geografi yang baru. Dia menggantikan bu Riska. Masa ya yo, dihari pertama dia mengajar aja dia sudah menyebalkan. Bagaimana dihari hari berikutnya?" Ucapku sambil mengaduk aduk bakso yang aku pesan tadi di mang ujang.

"Jangan begitu na, tadi pas dia masuk kamu ngelamunin dia kan? Aku tau apa yang kamu lamunkan na!" Ucap calista dengan nada meledek

"Huft kamu sok tau list! Aku gak negelamunin dia kok. Aku hanya kesal karena dia menyuruhku untuk menulis catatan yang buuuaanyak banget tangan aku sampai pegal banget." Jawabku mengelak. Padahal memang benar apa yang di bilang calista. Aku memang ngelamun si pak evan. Tapi semua yang aku lamunkan tentang dia buyar semua hanya gara gara dia membuat kesan pertama bertemu dia menjadi aneh dalam hidupku.

"Pegal yah Kirana? Ucap seseorang. Kedua sahabat kirana saling tatapan. Tatapan itu adalah tatapan bingung. Padahal mereka tidak tidak berbicara.

"Iya, tangan ku pegal banget. Sekarang aja aku malas makan. Padahal tadi pagi aku tidak sarapan." Jawab kirana yang masih enggan makan dan hanya menikmati acara mengaduk adukan mangkok bakso itu tanpa berniat memakannya. Kirana yang belum menyadari bahwa suara tersebut bukan dari kedua sahabatnya itu. Padahal kedua sahabatnya sudah panik karena orang yang dibicarakannya ada dibelakannya kirana.

Niatnya pak evan ingin memesan makanan pada salah satu pedagang yang ada dikantin. Tetapi pak evan mendengar namanya disebut sebut. Makanya dia mengurungkan niatnya, lalu dia mendekat kearah suara yang telah menyebut nyebutkan namanya dan ternyata orangnya adalah kirana.

"Belum sarapan ya? Kalau begitu ikut keruangan sa ya!" Ucap pak evan. Sebenarnya pak evan menahan emosinya yang sedari tadi kirana masih belum menyadarinya.

"Kerungan?" Ucap kirana yang bingung. Kirana yang merubah pandangannya dari mangkuk bakso ke arah sahabatnya. Rio menunjuk jari telunjuknya ke arah pak evan dan tatapanya mengisyaratkan bahwa "ada pak evan dibelakang kamu". Sedangkan calista hanya menundukkan kepalanya karena takut. Kirana yang masih bingung kemudian dia menengok kearah yang ditunjuk oleh rio. Dan kirana terkejut karena ada pak evan ada dibelakangnya. Kirana menjadi takut seketika karena ekspresi wajah pak evan yang sangat menakutkan baginya.

"Mati aku, ada pak evan. Bagaimana ini? Aku menjadi takut karena ekspresinya" batinku. Kirana sudah keringat dingin dan detak jantungnya bekerja 2x lebih cepat dari pada sebelumnya.

"Kirana, sekarang kamu kerungan saya!" Ucap pak evan yang menekankan stiap kata.

"B..ba..baik pak" ucapku yang gemetar sambil menundukkan kepalaku. Tanpa pikir panjang aku mengekori pak evan menuju ruangannya. Selama aku mengikuti pak evan banyak anak murid atau guru guru wanita yang menyapanya dengan tatapan yang sangat memuja itu. Tetapi sayangnya tidak ada satupun respon dari pak evan.

"Jeh, kasian dikacangin sama pak evan" ucapku pelan. Aku tak mau pak evan mendengarnya. Aku tak mau mendapat masalah lagi dengannya.

Tak lama kemudian kami telah sampai diruangan pak evan. Pak evan memiliki ruangan tersendiri. Berbeda dengan guru guru yang lain. Tadinya ruangan ini adalah ruangan yang tidak terpakai. Tetapi setelah ada pak evan ruangan ini telah disulap menjadi ruangan yang indah. Walaupun kecil tetapi kelihatan elegan.

Pak evan duduk di kursinya. Kemudian dia menatapku dari atas sampai bawah. Aku yang melihat itu aku langsung menyilangkan kedua tanganku didadaku. Aku melihat pak evan menyunggingkan bibirnya. Dia menatapku dengan tajam. Aku melihat tatapannya. Aku tak bisa mengalihkan mataku dari matanya. Entahlah apa yang membuat ku seperti ini sekarang. Sekarang aku hanya bisa terdiam ditempatku dan aku merasa tidak bisa bergerak sama sekali.

"Pak evan mau apa? Kenapa dia menatapku seperti itu? Dan kenapa dia menyunggingkan bibirnya?" Batinku yang penuh pertanyaan akibat dari tindakannya.

Dia berdiri dari tempat duduknya. Kemudian dia berjalan mendekatiku yang diam berdiri. Aku yang melihat dia mendekatiku seketika itu juga aku melangkah mundur. Dia terus mendekekatiku, sampai sampai aku tidak menyadari bahwa dibelangku sudah ada pintu keluar. Aku membuka handle pintu tersebut dan ternyata terkunci.

"Ah sial. Kenapa terkunci? Sejak kapan dikunci? Padahal aku tak melihat pak evan menguncinya?" Batinku. Aku sangat panik sekarang jantungku berdegup sangat kencang. Aku tadi melihat pak evan menyunggingkan bibirnya lagi. Pak evan menaruh tangan kirinya disamping kepalaku dan tangan yang satunya lagi memegang tengkukku. Aku merasakan aliran listrik yang menjalar ditubuhku. Stelah pak evan memegang tangannya ditengku. Aku melihat pak evan mendekatkan wajahnya diwajahku. Kemudian aku bisa merasakan nafasnya yang berbau mint. Rasanya sangat menyegarkan saat aku menghirup aroma mintnya. Dan wangi tubuhnya sangat menggoda sekali.

Jujur ini pertama kalinya aku berdekatan dengan pria sekdekat ini. Karena aku tak pernah pacaran ataupun pedekate seperti teman ku yang lainnya. Jadi aku tak tau apa yang harus kulakukan sekarang?. Aku mulai menutup mataku. Aku tidak sanggup untuk melihat semua ini.

Kemudian.....

________________TCT_______________

The Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang