18

6.9K 243 17
                                    

Evan pov

Ruangan guru
Aku sedang menyiapkan materi kelas 11 tepatnya kelas Kirana. Aku jadi tak sabar untuk segera kekelasnya. Aku bisa masuk ke sekolah ini karena berkat paman ku. Almarhum Papa ku dulu yang mempunyai sekolah ini. Tetapi papa sudah dipanggil oleh Sang maha kuasa, makanya dialihkan kepada paman ku. Sebenarnya aku juga tidak tau kalau Kirana bersekolah disini. Menjadi salah satu murid disini.

Tidak semudah yang dibayangkan untuk masuk disekolah ini. Disekolah ini sangat populer akan prestasinya. Sangat banyak anak anak dari orang penting diNegeri ini. Dan banyak dari mereka yang sangat cantik dan tampan. Walaupun begitu semua kita seleksi satu persatu tidak ada pengecualian.

Aku meminta kepada paman untuk aku menjadi salah satu guru disini. Tadinya paman ku menolak nya. Aku tak pantang menyerah. Aku terus berusaha menjelaskan tujuan ku datang kesini untuk apa. Awalnya paman sangat terkejut akan alasan ku itu. Itu membuat Paman terus saja menolak ku menjadi salah satu guru. Tetapi karena aku terus menerus meyakinkan bahwa aku memang mencintai seseorang disekolah itu. Dan pada akhirnya paman menyerah dan membiarkan ku menjadi guru.

Itupun aku juga memiliki perjanjian dengan paman yang pertama jika aku telah mendapatkan dan bisa menikahi Kirana  dengan notabene nya masih menjadi murid disekolah. Itu akan dirahasiakan. Jadi yang tau hanya keluarga kami. Dan yang kedua jikalau aku telah mendapatkan dan telah menikahi Kirana paman akan melepas jabatan nya menjadi kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah. Yang akan menggantikan posisi nya adalah aku anak semata wayangnya almarhum papa.

Kembali Kepada keadaan ku sekarang aku sedang berjalan di koridor menuju kelas Kirana. Sepi itulah koridor karena ini masih jam pelajaran. Kelas yang aku tuju sangat berisik saat dikejauhan tetapi pada saat aku masuk hening tak ada suara.

"Siang semuanya" Sapaku
"Siang pak" jawab mereka. Ku edarkan pandanganku keseluruh kelas. Aku tidak menemukan orang yang kucintai.
"Mungkin sedang ketoilet" ucap batinku.
"Sebelum kita mengawali pelajaran, saya akan mengabsen kalian terlebih dahulu."
✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏

Sudah 20 menit aku menunggu Kirana belum juga hadir dikelas. Aku mulai mengkhawatirkannya. Aku melihat buku absen ternyata ada murid yang jg belum hadir dikelas. Dipertemuan Minggu lalu tidak ada nama murid ini. "Murid pindahan itu mah  Gk ush terlalu difikirkan" ucap batinku.

Aku tidak fokus untuk mengajar fikiranku ke Kirana. Aku gelisah tak karuan.

"Yosua" panggil ku
"Kamu tau kemana perginya Kirana dan Alfiansyah??" Tanya ku yang penasaran sedari tadi.
"Tadi Kirana izin ke saya untuk ketoilet pak. Tapi kalau Alfiansyah kurang tau dia tidak izin ke saya." Jawab Yosua selaku ketua kelas
"Kenapa tidak izin?"
"Kurang tau juga sih pak, masalahnya dia murid baru hari ini dia baru masuk" jelas yosua.
"Ya sudah terima kasih penjelasan nya. Lanjutkan tugas mu"
"Sama sama pak"

Aku mencemaskan Kirana. Aku sudah banyak pertanyaan pertanyaan dalam benak ku. Karena ini Sudah 30 menit selama jam berlangsung merekapun belum datang jg.

"Oke tutup buku paket kalian dan siapkan buku catatan kalian." Ujarku. Dan kulihat mereka melakukan apa yg kuperintahkan.
"Seperti yang sudah kalian baca. Materi kita hari ini adalah..."

"Permisi pak" ujar seseorang.
Aku menoleh kearah seseorang yang baru saja berbicara. Dan aku sangat terkejut Kirana bisa berbarengan dengan murid pindahan itu. Dilihat dari murid itu seperti murid badboy, banyak membohong. Aku tau dari mana? Hei aku jg seorang lelaki. Dan aku bs menilai seorang lelaki hanya dengan melihat nya saja.

"Dari mana saja kalian?" Tanyaku to the point. Aku melihat Kirana yang hanya menundukan kepala seperti biasa bila dia ketakutan.

"Dari mana saja kamu Kirana? Kenapa kamu ketakutan seperti itu sayangku?"batinku.

"Maaf pak saya tadi ke toilet. Lalu saya tadi mendengar suara rintihan seseorang. Saat saya lihat ternyata ada yang terluka. Makanya saya buru buru bawa dia ke uks." Jawab murid badboy itu. Aku melihat dari matanya ada kebohongan disana. Sangat terlihat sekali jika dia berbohong.

"Kenapa bisa terluka?" Tanya ku kepada Kirana yang sedari tadi diam tak bersuara

"Eeh a...." jawabnya terbata bata

"Gotcha ?! Sudah kuduga dia berbohong." Batinku berucap. Aku menghela nafasku, untuk meredakan emosiku.

"Ya sudah saya beri toleransi kepada kalian. Tapi lain kali jika terjadi lagi. Saya tidak akan memberi toleransi. Mengerti?" Ucap ku tegas

"Mengerti pak." Jawab mereka berdua.

"Silahkan duduk." Ucapku.

Kemudian aku melihat mereka  duduk satu meja.

"Ya Tuhan, kenapa mereka duduk satu meja?!" Batinku berteriak

"Apa yang terjadi sayang kepadamu hari ini?"

_________________TCT_________________

The Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang