23

3.7K 113 6
                                    

Bel istirahat berbunyi. Ah gue senang karena gue bisa mengeluarkan sumpah serapah gue yang sedari tadi gue tahan.

"Huh akhirnya selesai juga" ucap wanita itu. Gue melihat wanita itu sedang merenggangkan tubuhnya.

"Hmmm kita belum kenalan nih" ucap gue. Kenapa gue malah minta kenalan sih. Bloon banget kan gue mau semprot dia. Cewek itu melihat gue. Gue jadi salah tingkah sambil menggaruk garuk tengkuk gue yang gak gatal.

"Untuk apa? Toh kamu udah tau namaku" ucap wanita itu dengan ekspresi bingung.

"Ya gpp kali. Kan sebagai awal dari pertemanan kita. Ya walaupun lo berhutang maaf pada gue." ucap gue yang memancing emosi dia.

"Hah?" gue melihat betapa terkejutnya dia dan kebingungan dia terlihat dari rawut mukanya. "Maaf? Bukanya kamu ya yang punya hutang maaf padaku" ucapnya seakan akan dia yang benar.

"Gue gak punya hutang maaf pada lo Yang ada lo tuh" tutur gue. Ya memang gue gk punya salah. Toh memang dia yang salah kenapa hobi banget menabrakin diri. Gue melihat luapan emosi yang bergejolak dimatanya.

"Nih ya aku jelasin. Yang pertama kamu waktu itu nabrak aku sampai aku jatuh terduduk. Kedua kamu malah meluk meluk aku sembarangan dan yang ketiga kamu tadi pagi dikoridor juga nabrak aku sampai aku terjatuh. Kamu itu hobi banget sih nabrak orang. Apa kamu sengaja nabrakin aku hah?" ujar dia yang panjang lebar. Gue hanya tersenyum miring menanggapinya.

"Ck. Pede banget jadi cewek lo. Denger ya. Yang pertama waktu itu gue udah minta maaf sama lo. Yang kedua gue mau bantuin lo berdiri ternyata tarikan tangan gue terlalu kenceng atau badan lo aja yang enteng jadi lo ada dipelukan gue. Dan yang ketiga tadinya gue mau minta maaf. Tapi lo udah ngerjain gue. Jadinya gue gak mau minta maaf." penjelasan dari gue. Akui saja kenapa sih kesalahannya. Jadi tak usah buang buang tenaga seperti ini.

"Oh gitu oke kalau kamu gak mau minta maaf duluan tapi jangan harap aku minta maaf ke kamu! Dan kamu tadi bilang apa? Badanku enteng? Heh denger ya kamunya aja yang modus. Belaga mau bantuin aku berdiri. Ternyata kamu mau meluk meluk aku." Ucapnya yang tak terima dengan hinaan gue.

"Dasar cowok gak jelas !" ucap dia. Saat gue ingin membalas ucapannya. Dia hanya pergi begitu saja meninggalkan kelas yang sudah sepi.

✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏
✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏

Gue sekarang berada dikoridor lantai 1 berjalan menurununi anak tangga. Karena apa saat ini sedang jam istirahat. Banyak anak murid berbondong bondong ingin memasuki are kantin. Gue mengikuti murid murid disini supaya gue bisa membeli makanan. Karena gue laper banget.

Sesaat sudah sampai di kantin. Gue bingung, gue harus duduk dimana karena banyak anak murid yang sudah berkelompok. Dan gue juga gak kenal dengan mereka. Kemudian gue mengedarkan pandangan gue berharap menemukan seseorang itu. Dan akhirnya gue melihat ana sedang duduk dengan seorang cowok yang murid di sekolah ini. Gue menghampiri mereka.

"Woi tinggalin gue gitu aja." Ucap gue kepada ana.

"Apaan lagi sih? Aku males berdebat sama kamu. Kamu pergi sana. Hush hush" ucap ana sambil mengibas ngibas tangannya untuk gue pergi dari meja dia. Tetapi gue gak mau pergi karena gue sangat laper.

"Siapa yang mau berdebat. Gue kan juga mau istirahat." jawab gue dengan santai.

"Dengan adanya kamu disini sama aja kamu nyari masalah denganku. Lagi pula masih banyak meja yang kosong kenapa harus disini?" Ucap ana yang terlihat tidak suka dengan keberadaan gue. Gue lihat dia memberikan tatapan tajam. Tetapi itu tidak akan mempan dengan tatapan itu.

"Ya. Karna gue hanya kenal lo doang. Makanya gue disini." Ucap gue dengan santai. Ya memang itu kenyataannya.

"Bersosialisasi sana! Jangan ganggu aku" ucap ana yang rada ketus. Tetapi gue ingin berada disini.

The Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang