8. Lamaran

12.8K 534 4
                                    

Sekarang aku sudah berada di dalam mobilnya Evan. Selama evan mengantar dan menjemputku ke sekolah maupun ketempat kerja. Aku tak pernah mengobrol dengan evan. Kami terlarut dengan pikiran kami masing masing. Aku masih memikirkan ucapan roy tadi. Perkataan roy masih terngiang ngiang dikepalaku.

Aku melihat dengan ekor mataku evan sedang fokus dengan jalanan. Kemudian aku melihat keluar jendela. Aku baru sadar bahwa evan tidak membawaku pulang. Ini bukan jalanan yang biasanya aku lewati. Aku tak tau evan membawaku kemana.

"Kita mau kemana?" Tanyaku dengan nada bingung

"Kamu menginap dirumah ku" ucapnya santai sambil fokus kejalanan.

"Apa? Aku tak mau menginap dirumah mu" protesku tak terima

"Aku sudah meminta izin kepada ibumu soal pernikahan kita dan ibumu menyetujuinya." ucapnya yang mengabaikan protesku.

"Apa?!".ucapku yang hampir teriak. "Tidak mungkin ibuku menyetujui pernikahan ku dengan begitu mudah?" Tanya ku yang tidak percaya.

"Memang" ucapnya yang masih santai. "Tadinya ibumu tidak percaya kamu akan menikah denganku. Tapi aku berusaha meyakinkannya kalau aku sangat mencintaimu. Dan aku berjanji akan membahagiakan kamu" ucapnya setelah mobil berhenti dirumah evan.

Dia menghadapku dan memeggang kedua tanganku. dia mengambil tanganku yang dibalut perban kemudian dia mencium punggung tanganku. Entah kenapa perlakuan evan membuat jantungku berdegup sangat cepat saat evan mencium punggung tanganku.

"Dengar, aku tau kau tak akan percaya denganku begitu saja. Tapi pernyataan kalau aku mencintaimu adalah benar."

Aku merubah posisi dudukku menghadap evan. aku merasakan genggaman evan semakin kencang ditanganku. Aku melihat kedalam manik matanya mencari sesuatu didalam matanya. Dan aku tak menemukan kebohongan dimatanya.

"Aku mencintaimu saat aku bertemu kamu di cafe victoria." Aku menyeritkan dahiku

"Bertemu dicafe? Aku tak pernah bertemu evan sebelumnya dicafe. Aku bertemu evan pertama kali dikelas sebagai guru geografi?"

"Kamu yang selalu tersenyum, ceria dan tertawa membuat cintaku semakin hari semakin bertambah" aku merasakan jantungku berdegup bertambah cepat. Aku juga merasakan ada kupu kupu yang berterbangan dalam perutku. Dan aku juga merasakan pipiku yang memanas akibat perkataan evan. Evan tersenyum ketika aku blushing.

"Apakah kamu tau? Kalau aku selalu mengikuti gerak gerikmu selama 2 tahun ini?" Aku membelakan mataku ketika evan bilang dia mengikutiku selama 2 tahun

"Apa?! Apa dia gila? Mengikutiku selama 2 tahun. Dasar stalker!"

"Apa kau sudah gila evan. Mengikutiku selama 2 tahun?" tanyaku yang masih tidak percaya

"Iya kirana aku gila. Aku gila karenamu kirana" ucap evan. Aku hanya menundukkan kepalaku. Aku tak berani menatap matanya.

"Tadinya aku hanya ingin mengetahui kesehariamu. Tapi setiap aku melihatmu dari kejauhan yang sedang tertawa dan tersenyum, itu membuat jantungku bekerja 5X lebih cepat dari sebelumnya kirana." Aku merasakan hatiku menghangat karena ucapan evan.

"Lalu kenapa kau tak menunjukkan dirimu dihadapanku? Bukankah itu akan lebih memudahkan kau untuk melihatku dengan dekat?" tanyaku bingung

"Aku tak brani kirana. Aku takut kau tak akan menerimaku disisimu aku tak mau kau berpikiran bahwa aku adalah cowok yang sedang modusin cewek atau pikiran pikiran negatif lainnya" ucapnya dengan nada khawatir. Aku terkikik geli mendengar ucapanya. Aku melihat evan menyeritkan dahinya

"Aku tidak berpikiran seperti itu evan?" Ucapku "ya walaupun sedikit sih" ucapku dengan nada meledek. Evan malah mendengus kesal. Aku terkikik geli melihat ekspresinya.

"Bukannya itu sama saja kirana?" Tanya evan.

"Beda tau" jawabku yang mengelak.

"Oke oke. Jadi sekarang kau percaya kan kirana?" Aku mengangguk anggukan kepalaku.

"Iya iya aku percaya denganmu evan" ucapku sambil tersenyum.

Kemudian evan mengeluarkan sesuatu disaku celananya. Ternyata itu adalah cincin. Cincin nya berwarna putih silver polos terlihat sederhana tetapi bagiku terlihat bagus dimataku.

"Aku tau ini terlalu cepat" ucapnya dengan wajah serius. "Krana Adela Putri" ucap evan memanggil namaku. Tak sadar aku menahan nafasku.

"Will you marry me?"



_______________TCT_______________

The Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang