7. Saran Roy Surya Dirgantara

13.5K 527 0
                                    

Sudah seminggu sejak evan mengungkapkan perasaanya kepadaku dan kepada mrs vania. Evan sekarang sering mengantar jemputku kesekolah maupun ketempat bekerja. Sebenarnya aku masih syok dengan kenyataan yang baru aku menimpaku.

Aku sekarang sering menjadi melamun dan menyendiri. Sahabatku yang mengetahui perubahan sikapku. Mereka menyikapinya dengan cara mengajak ngobrol ya walaupun aku tidak mendengarkannya dan hanya menjawab "iya-iya" saja.

Aku juga tak menceritakan masalahku kepada ke dua sahabatku. Aku tak ingin merepotkan siapapun dalam urusanku. Aku juga tak memiliki nafsu makan. Terkadang aku hanya makan sehari sekali. Karena setiap kali aku ingin makan terlintas dipikiran ku adalah setiap perkataan evan kepada ku.

Aku mendengar barang yang pecah. Sontak aku tersadar dan melihat apa yang pecah. Dan yang pecah ternyata gelas yang sedang aku bersihkan.

"Suara apa itu?" Tanya roy yang muncul dari arah dapur.

"Ini roy gelas pecah" jawabku. Dengan cepat aku membersihkannya.

"Kenapa bisa pecah kirana?" Tanya roy yang sedang membantuku membersihkan serpihan gelas.

"Kau sedang memikirkan apa kirana?" Aku yang sedang menggenggam serpihan gelas tak sengaja aku kepalkan tangan ku dan itu membuat permukaan tanganku sedikit mengeluarkan darah karena aku terkejut dengan ucap roy dengan nada tinggi.

Roy tak pernah berbicara padaku dengan nada tinggi atau membentak ataupun yang lainnya. Roy hanya berbicara dengan nada yang santai atau bercanda. Jadi aku sangat terkejut.

"Maafkan aku kirana" ucapnya menyesal. "Oh ya tuhan kirana. Apa yang kau lakukan dengan tangan mu?" Tanya roy. Aku yang sedari tadi melihat roy sekarang beralih ketanganku. Tangan ku sudah banyak mengeluarkan darah.

"tika tolong ambilkan kotak obat" ucap roy kepada salah satu pegawai yang lainnya. Setelah tika memberikan kotak obat kepada roy. Roy dengan cepat membersihkan luka yang ada ditanganku.

"Lain kali hati hati kirana kalau bekerja" ucaproy sambil membalut tanganku dengan kain perban. Dan sekali lagi aku tak menjawab perkataannya lagi.

"Kirana ikut kerungan ku sekarang" ucap roy yang telah meninggalkan ku sendirian. Setelah aku membersihkan serpihan gelas. Aku melangkahkan kakiku menuju ke ruangan roy. Ruangan roy berada dilantai dua cafe victoria.
Tok... tok... tok...
Aku mengetukkan pintu sebelum aku masuk.

"Masuk" ucap roy dari dalam ruangannya.

"Duduklah kirana" roy mempersilahkan aku duduk. Kemudian aku duduk di sofa yang ada diruangan roy.

"Maafkan aku roy. Aku tadi melamun jadi aku tak sadar menjatuhkan gelasnya." ucapku yang duluan. Karena aku sedari tadi hanya melamun.

"Tak apa kirana, aku tak menyalahkan kamu" aku menyeritkan dahiku

"Lalu kau memanggilku ada apa?" Tanya ku yang bingung.

"Aku memanggilmu karena seminggu ini kau pucat dan kau sering melamun? Tak biasanya kau seperti ini? Ada apa kirana? Ceritakanlah kepadaku?" ucap roy dengan tulus. Ya roy menganggapku sebagai adiknya. Jadi sepintar pintarnya aku menyembunyikan sesuatu. Pasti roy akan tau.

"Hmmm aku sedang memikirkan masalahku roy" jawabku

"Apa masalahmu kirana?"

"Ada yang memasakku untuk menikah dengan seorang laki laki." Aku sedang menahan air mataku untuk tidak menangis

"Menikah?" Tanya roy.

"Iya dia kemarin memutuskan menikah denganku didepan ibunya roy" tangisanku pecah saat itu juga. Karena aku tak kuat menahannya lebih lama lagi. Roy yang melihat ku menangis, dia langsung memelukku seakan akan pelukan memberiku kekuatan.

"Aku tau kau tidak ingin nikah muda. Asalkan kau tau Revan itu sngat mencintaimu kirana" ucap roy sambil mengusap usap rambutku. Aku mendorong tubuhnya roy dan aku melihat roy dengan dahi yang mengkerut.

"Dari mana kau tau roy?" ucapku yang sudah tidak menangis lagi.

"Revan adalah sahabatku dari SMA. Dia tidak pernah melirik wanita. Aku tau dia mencintaimu dari cara pandang dia ke kamu, perlakuan dia ke kamu itu beda dengan wanita yang lainnya." ucap roy yang pandangannya lurus kedepan.

"kamu tau kan ketampanan Revan bagaiman?" Tanya roy aku mengangguk anggukan kepalaku.

"Ketampanan roy membuat kaum wanita tergila gila kepadanya. Tetapi revan tidak melirik wanita yang tergila gila kepadanya?" Aku jadi teringat saat pertama kali bertemu dikelas memang banyak murid termasuk aku yang suka dengan evan hanya sekali bertemu.

"Sebenarnya revan orangnya asik kok. Kamu hanya perlu mengenalnya lebih dalam lagi. Melihat semua sifat yang ada didalam diri revan. Aku yakin kau akan bahagia bersama revan. Dengan cara revan tentunya. Yah walaupun caranya menurutku agak sedikit gila tapi yah begitulah. Revan bisa membuat orang orang disekitarnya nyaman dengan dia" Ucap roy. Yang sedang meyakinkannku. Aku terkikik geli setelah aku mendengar ucapan roy yang bilang dila gila.

"Apa aku harus terima dia? Tapi bagaimana caranya? Aku saja tidak pernah pacaran. Aku tak tau harus melakukan apa kedepannya bersama evan?"

Roy menepuk bahuku membuat aku tersadar dari lamunanku.

"Kau belajar mencintai revan dulu. Semua ada tahapannya kirana. Setelah kau mengetahui semua yang ada di dirinya revan kau pasti bisa mencintainya dan pasti bahagia dengan keluarga kecil kalian." Aku merasakan pipiku menghangat karena ucapan roy yang mengatakan"keluarga kecil"

"Ya sudah kalau gitu, aku sudah menelpon revan untuk datang menjemputmu. Kau pulang cepat hari ini. Bersiaplah revan sebentar lagi datang."


_______________TCT_______________

The Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang