Crazy Brother (One Direction)

Three

Hari minggu ini aku sangat bosan karena tidak ada yang bisa kulakukan. Aku terus mengganti channel di tv sambil sesekali menguap.

"Kau bosan ya ?" kata Harry yang duduk di sampingku.

"Sangat sangat sangat bosan" kataku pelan lalu suatu ide melintas di pikiranku.
"Kita jalan yuk ?" kataku bersemangat.

"Tidak bisa 2 jam lagi aku ada dating dengan Sky"

"Wait what ?! Lalu bagaimana dengan Prisila ?" pekikku bingung.

"Kita sudah putus" katanya enteng.

"Secepat itu ?" tanyaku tidak percaya.

"Hey 1 bulan itu termasuk lama tahu, dulu saat aku dengan Margo hanya 1 minggu" ujar Harry.

"Kau gila Harry" kataku dengan terkikik.

"Terima kasih Cechil" kata Harry ikut terkikik.

Aku kembali bosan, aku memutuskan untuk pergi ke kamar Zayn.

"Zayn.." panggilku membangunkanya dari tidurnya.

"Zayn bangun" perintahku mengguncang-guncangkan badanya namun ia tidak bergeming.

Bagaimana caranya membangunkan Zayn ya ? Aha aku tahu

Aku menyibakkan selimutnya dan mulai loncat-loncatan di atas kasur Zayn.

"ZAYN BANGUN ZAYN BANGUN !!" teriakku. Akhirnya ia bangun haha good job Cechil.

"Aku masih mengantuk Cechil" kata Zayn menarik kembali selimutnya.

"Zayn.. Aku bosan aku ingin pergi jalan-jalan" rengekku

"Pergilah dengan yang lainnya" kata Zayn masih menutup matanya.

"Harry ada kencan dengan Sky, Niall dan Louis main play station, Liam sedang mempersiapkan kencanya dengan Sophia untuk nanti malam" jelasku panjang lebar.

"Give me morning kiss first" ujarnya dan aku menurutinya aku mencium pipinya.

"Ciuman apa itu barusan ? Aku ingin di bibir" katanya dan aku menurutinya aku mencium bibir Zayn tapi tiba-tiba ia langsung memelukku.

"Thanks Cechil" ujarnya kemudian bergegas menuju kamar mandi.

Zayn Malik POV

Kenapa aku jadi blushing ketika Cechil menciumku ? Kenapa rasanya ada kupu-kupu yang berterbangan di perutku ? Padahal sebelumnya aku tidak pernah seperti ini.

Aku keluar dari kamar mandi dan memakai setelan simple kaos polos putih, ripped jeans, sepatu nike, dan Beanie head. Aku keluar kamar dan menemukan Cechil yang sudah menungguku di ruang tamu, ia memakai sweeter biru yang ditekuk sedikit dengan rok pendek hitamnya dan sepatu sneekers putih biru. Sedangkan rambutnya dibiarkan terurai dengan make up yang natural dia terlihat sangat cantik. Tunggu mengapa aku jadi mengaguminya kurasa pikiranku sudah tidak benar.

"Sudah siap ?" tanyaku.

"Sudah" kata Cechil.

"Kita mau kemana ?" tanyaku.

"Ke sungai Thames ?" Usulnya dan aku menyetujuinya, mungkin sungai Thames tidak buruk.

"Baiklah kita berangkat" kataku mulai menancap gas mobil range over merah milik Dad dan meninggalkan komplek rumah.