Twenty two

431 59 0
                                    

"Bye Zayn, bye Cechil" ucapku dengan menunjukkan senyum terpaksaku.

Bruumm..
Aku memutar mataku malas setelah mobil Zayn melaju meninggalkan apartemenku.
Aku membuang barang belanjaanku dengan kasar di atas sofa.

"Sial ! Menyebalkan !" Omelku dengan kesal.

"Harusnya hari ini adalah hari yang terbaik bagiku tapi gara-gara bedebah jelek itu aku jadi tidak bisa berduaan dengan Zayn"
"Ia selalu saja merebut Zayn dariku"

"Kenapa mereka berdua sangat dekat ya tadi ? Selama berpacaran Zayn tidak pernah sedekat itu padaku. Aku rasa mereka memiliki hubungan yang 'istimewa' ini tidak boleh terjadi aku harus bisa merebut Zayn"

Malam yang membosankan, acara tv juga membosankan pikirku kesal.
Aku berjalan mendekati jendela apartemenku dan memandang kosong kearah luar.
Aku melihat sepasang kekasih yang sedang bercanda ria dengan sangat mesra yang sedang berjalan menuju taman dekat apartemenku.

Aku tidak asing dengan wajah tersebut pikirku.
"IS THAT YOU ZAYN !!" pekikku dengan cukup keras.
"Tapi, kenapa lagi-lagi ia bersama Cechil ?"

Ini kesempatanku untuk membuat hubungan mereka renggang.
Aku mengambil jaket tebalku karena di luar sangat dingin. Dengan sedikit menata rambutku dan sedikit mempoles wajahku, tak lupa aku memakai masker untuk penyamaran.

Aku meninggalkan apartemen dan berjalan menuju taman untuk menemui Zayn.

Saat di taman aku mengedarkan pandanganku. Aku berhenti sejenak karena merasa shock dengan pemandangan ini. Zayn dan Cechil berciuman dengan mesra, tak salah lagi mereka pasti memiliki hubungan khusus.

Kemudian Zayn berjalan ke kedai ice cream dan mengantri untuk membeli ice cream, akupun menghampirinya.

"Hi Zayn !" Sapaku sambil menepuk pundaknya dari belakang.

Zayn menolehkan kepalanya kebelakang.
"Oh hi Gi !" Sapanya balik.
"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanyanya padaku.

"Hanya mencari udara segar aku bosan di apartemen jadi aku datang kemari" ucapku dengan lembut.

"Ah i see, lagipula jarak taman ini dengan apartemenmu cukup dekat"  ucapnya dan aku mengangguk tersenyum.

"Kau sendiri ?" Tanyaku balik seraya menaruh tanganku di dalam saku jaket.

"Aku dan Cechil ingin menikmati ice cream jadi kita pergi kesini, kami biasa makan ice cream favorit kami disini" ucapnya dengan tersenyum lebar.

"Di malam yang dingin seperti ini ?" Tanyaku tidak percaya dan ia menjawab dengan anggukan.

"Oke, aku tahu tempat yang menjual ice cream paling enak" ucapku mencoba membujuknya.

"Tapi, kami biasa membeli disini" tolaknya tapi aku harus tetap berusaha.

"Sudahlah aku yakin kau dan Cechil pasti suka" ucapku menggandeng tanganya.

Ia menahan tanganku.
"Tunggu, bagaimana dengan Cechil ?"

"Ia bisa menunggu sebentar, lagipula tempatnya dekat dari sini" ucapku meyakinkannya dan Zayn pun percaya.

Aku dan Zayn menaiki mobilnya dan Zayn mengemudikannya.
"Dimana tempatnya Gi ?" Tanya Zayn seraya melirikku sekilas.

"Belok kanan Zayn" ucapku yakin.

"Lalu ?" Tanyanya lagi.

"Belok kiri" kemudian Zayn membelokkan mobilnya kearah kiri.

"Tidak ada kedai ice cream disini" ucap Zayn seraya mengedarkan pandangannya.

"Entahlah Zayn biasanya kedai ice cream itu ada disini" ucapku berpura-pura bingung sebenarnya tidak ada kedai ice cream disini.

Crazy Brother (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang