Eighty

479 41 5
                                    

Zayn Malik POV

Akhirnya sampai juga di rumah setelah perjalanan yang cukup lama.
"Ah aku merasa lelah sekali" ucapku lalu merebahkan tubuhku di sofa.

Tiba-tiba ponselku bergetar saat kulihat tertera nama Gigi di layar ponselku yang sedang menelpon, dengan segera aku meraihnya.
"Hallo"

"Ya, hallo"

"Is that you Zayn ?"

Aku hanya diam dan menjauhkan diri dari Cechil dan the boys.
"Ya, ini aku"

"Zayn, bisakah kita bertemu sekarang ? Kumohon ini penting sekali aku menunggumu di Cafe kita biasa bertemu dulu"

Aku terdiam sesaat, memangnya ada apa ? Apa yang ingin ia katakan sehingga harus bertemu ?

"Ehm baiklah" ucapku, mungkin kita juga tidak baik kalau harus saling membenci karena dulu kita pernah saling mencintai.

Aku menutup sambungan teleponnya dan langsung mengambil jaket kulit warna hitam kesayanganku yang ada di sofa ruang keluarga tadi.

"Kau mau kemana Zayn ?" Tanya Liam yang membuatku berhenti sejenak.

"Aku ada urusan di luar sebentar" ucapku dengan tergesa.

"Boleh aku ikut Zayn ?" Tanya Cechil yang sudah diap dengan berdiri. Tidak ia tidak boleh tahu jika aku akan pergi bertemu Gigi aku akan membuatnya kecewa nanti.

"Kau istirahat saja kau kelelahan Cechil" tolakku mencoba mencegahnya agar tidak ikut, maafkan aku Cechil.

"Bukankah kau juga bilang kau lelah Zayn ?" Ucapnya yang berusaha dengan kekeh untuk ikut denganku.

"Just stay at home, okay ?" Ucapku tegas dan ia langsung duduk kembali. Kemudian aku melesat meninggalkan ruang keluarga ini.

Aku mengendarai range over hitam ini dan menyalakan mesin lalu meninggalkan pekarangan rumah.
Jalanan kota London sedang macet entah karena apa aku tidak tahu.
Setelah 30 menit berlalu akhirnya aku sampai di Cafe tempat biasa aku dan Gigi bertemu dulu.

Aku melihat seorang gadis berambut pirang lurus mengenakan baju berwarna hitam [On Mulmed] sedang menyesap kopinya sambil memperhatikan layar di ponselnya, aku segera menghampiri dirinya.

Aku berdeham untuk mengambil perhatiannya.
"Maaf aku terlambat jalanan kota London sedang macet tadi" ucapku sambil menarik kursi yang ada di depannya.

"Ya tak apa aku tahu itu" ucapnya seraya menyunggingkan senyumnya padaku.

"Jadi ada apa kau menyuruhku datang kesini ?" Tanyaku to the point jujur aku tidak bisa berlama-lama dengannya karena itu akan membuatku makin merasa bersalah pada Cechil.

"Kau tidak ingin memesan sesuatu dulu ?" Tanyanya dan aku mengangguk setuju.

Aku mengangkat tanganku mengisyaratkan pada pelayan bahwa aku ingin memesan.
"Ada yang bisa saya bantu tuan ?" Tanya pelayan tersebut dengan ramah saat berhenti di mejaku.

"Aku ingin memesan segelas Hot Cappucino"

"Okay tunggu sebentar tuan" pelayan tersebut berlenggang pergi.

"Jadi, bagaimana kabarmu ?" Tanya Gigi.

"Baik, kau sendiri ?" Tanyaku berbasa-basi.

"Ehm i'm not fine at all" jawabnya membuatku kaget.

"Why ? Bukankah kau sudah bahagia karena sekarang kau jadi supermodel yang terkenal ?" Tanyaku bingung tidak mengerti dan ia tersenyum ironi.

"Aku salah Zayn, aku salah besar" jawabnya sambil menatap kearah jendela.

Crazy Brother (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang