Twenty Six

487 42 0
                                    

Malam ini aku akan meninggalkan kota London untuk waktu yang cukup lama. Mom, Dad, the boys, dan Catherin mengantarku sampai ke bandara.

Aku menyalami mereka semua, memeluk mereka dengan erat sebagai ucapan perpisahan.
"Semoga kau sampai tujuan dengan selamat Chil, doaku selalu menyertaimu, jaga dirimu baik-baik" ucap Mom dan Dad yang memelukku.

Setelahnya aku berpindah ke Catherin. Aku memeluknya begitu erat dan cukup lama. Aku tidak sanggup meninggalkannya hingga akhirnya kami berdua menangis terisak.

"Berjanjilah untuk sering mengunjungiku" ucapku dengan yang masih berpelukan.

"Setiap liburan semester aku akan mengunjungimu kau tidak perlu khawatir" ucapnya kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap air mataku.

"Bukankah itu adalah cita-citamu dari dulu ? Aku yakin pilihanmu adalah yang terbaik" ucapnya dan aku mengangguk.

"Hey jika kau bertemu dengan seorang pria yang tampan jangan lupa kenalkan padaku ya" ucap Catherin yang sukses membuatku tertawa.

"Maksudmu yang seperti Niall ?" ledekku dan Catherin tersipu malu seraya memukul lenganku kecil.

"Harry..." Aku berhambur ke pelukan Harry.
"Kau tidak melupakan janjimu kan ?"

"Tentu tidak, pegang kata-kataku"
"Kalau kau rindu aku kau tinggal menghubungiku lewat Skype dan berkata "hallo tampan, aku rindu padamu maukah kau menemuiku besok ?"" Ucap Harry yang membuatku tertawa terbahak-bahak.

"Baiklah baiklah"

Kini giliranku memeluk Niall.
"Niall.. aku akan sungguh-sungguh merindukanmu"

"Tak apa aku akan mengunjungimu bersama Harry" ucap Niall dan aku langsung melepas pelukannya.

"Tidak mau, nanti yang ada kau akan menghabiskan stock makananku lagi tidak, tidak ada" ucapku melipat kedua tanganku dan membuang muka.

"Hey jangan kepedean, kau pikir aku tidak punya cukup uang untuk membeli makananku sendiri huh ? Aku bisa membeli makanan di Nandos bila perlu aku memborongnya" ucap Niall sewot.

"Aku heran kenapa kau tidak gemuk ya ? Padahal makanmu banyak, aku curiga jangan-jangan di dalam perutmu ini ada pengemisnya ya" ucapku seraya
mengusap-usap perutnya dan langsung saja Niall menjitak kepalaku.

"Enak saja kau kira perutku ini penampungan huh ?" ucapnya dan aku terkikik.

Sekarang giliran Liam.
"Aww Daddy kau adalah orang pertama yang akan kurindukan disana" ucapku.

"Aku sedih jika kau pergi aku akan kewalahan mengurus keempat anak badung ini" ucap Liam dan aku tertawa.

"Semangat Daddy !" ucapku menyemangatinya dan Liam tertawa.

Dan selanjutnya Louis.
Oh seriously apakah harus ? Mau tidak mau aku harus memeluknya.

Aku berjalan dengan ragu kearahnya, tiba-tiba Louis langsung menarikku ke pelukannya.
"CECHIL.. MY LOVELY SISTER I LOVE YOU SO MUCH" ucap Louis sok menangis histeris dan meneriaki kupingku arrghh.

"Stop it Lou kau sungguh berlebihan"
"Kau pikir ini film Anandhi apa yang Jakdis menangis karena kehilangan Anandhi" ucapku seraya berusaha melepaskan pelukannya, tapi Louis malah mengeratkan pelukannya.

"CECHIL JIKA TIDAK ADA KAU SIAPA LAGI YANG AKAN AKU JAHILI NANTI" ucap Louis dan membuatku mendengus kesal.

"Kau tahu Lou awalnya aku sedih akan meninggalkan kalian semua tapi aku bersyukur karena sebentar lagi hidupku akan tenang tanpa ada kau yang selalu menggangguku" ucapku dan tertawa begitupun Louis.

Crazy Brother (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang