Big Deal

537 47 1
                                    

Aku masih bersama Ana. Mamah menelfon, ia kelewat khawatir. Begitupun Papah. Semenjak hakim mengetuk palu untuk memisahkan Mamah dan Papah secara Sah, mereka tampak akur. tidak mengherankan jika Mamah masih menghormati Papah meskipun pria itu telah memukulinya berulang kali. Kembali pada dunia nyata, aku berjalan disamping Ana. Dengan penampilan seadanya, tetap dengan hijabku. Aku menunggu dengan sabar konser dimulai. Kami beruntung dekat dengan panggung hingga artis-artis yang datang tampak begitu nyata.memang nyata.

Ana menikmati setiap pertunjukannya, tak sadar ia berbisik bahwa ada artis luar yang datang dan tatapannya sedikit aneh menurutku. Aku tidak menghiraukan karena suasana bising musik yang terlalu keras. Sedikit terhibur, melupakan segala permasalahanku soal Pernikahan Papah. Tak lama, beberapa Host menyambut namanya, aku sontak terkaget. Yang lain bersorak. nama itu.. aku mencoba fokus dan berharap pendengaranku tidak salah. Dan benar, dia datang. Oh god.. dia terlihat tampan. Dengan baju batik dan rambut ikalnya yang lebat, Harris tersenyum. Matanya bertemu mataku. Bukannya terkejut, ia malah melambai membuat semua yang berada didepan Stage mengarahkan matanya padaku, termasuk para Host.senyuman yang indah. Aku membalas senyumannya, Ana menyenggol sikuku berulang. Aku yakin kini pipiku berubah menjadi merah layaknya tomat. Dammit, Harris.

"Whoa whoaaa Harris melambaikan tangan pada gadis disana. Apa dia pacarmu?" Ledek si Host yang berbicara padaku. Harris nyengir tak jelas karena aku tahu ia pastinya tidak mengerti apa yang host ini tanyakan padaku.

"Bukan" suaraku gemetar, termakan oleh suara teriakan yang lain. Dimana para gadis meneriaki Harris yang melambai kearah gadis disembarang tempat berulang kali, menyelamatkanku.

Si host tertawa, kurang puas dengan jawabanku. Si Ana yang terus meledekku berbisik betapa beruntungnya aku bisa dekat dengan Harris, tidak mengerti apa yang tengah Harris dan aku alami saat ini. Kembali pada Show, namun aku masih mendapatkan sorotan yang kurang mengenakkan, terlebih disampingku. Aku sempat mendengar bisikan para Fans Harris yang tidak menyukaiku, aku cuek untuk itu. Aku ingin menikmati penampilannya malam ini.

Harris yang memakai Jeans tampak kesulitan untuk memahami lelucon dari para Host, tetapi dengan sikap aslinya, membuatku tertawa. Dan Ana lagi-lagi meledekku. Hingga tiba saatnya ia tampil menyanyikan lagu, merdu, sangat berbeda dengan penyanyi lain. Dimana suaranya masih tercipta nada-nada indah sama saat ia sedang mengaji. Dan entah mengapa pikiranku sekilas mengingat Zayn Malik, personil one direction yang beragama islam sepertinya.

Saat pertunjukan berakhir, banyak Fans Harris yang meminta gambar denganku. Dengan senang Hati aku melayani mereka, tidak sedikit pula yang membenciku. Ana bergumam saat dirinya terganggu untuk terlalu lelah menjadi seorang fotographer dadakan. "Kau benar-benar beruntung. Bisa follback twitterku?" Ucap salah Fan Harris seusai mengambil gambar. Aku tersenyum ramah, "boleh saja. Mention, aku follback malam ini"

"Dan oh! Kau beruntung Del-.."

"Delli" lanjutku.

Ditengah itu, segerombolan gadis lain berteriak. "Harris!!!" Beberapa nadanya makin kuat. Memerkakan telingaku. Ana berdecak karena itu. Dibalik pintu terbuka, Harris muncul, ia sibuk menandatangani buku serta gambar dan mengambil beberapa gambar bersama Fansnya. Superstar. Gadis disampingku, Fan Harris yang bersamaku-pun sudah ikut didalam kumpulan Gadis yang mengikuti Harris. Aku tersenyum bangga melihat Calon Kaka-tidak- Kakak tiriku seberhasil ini.

Dia mendekat, dan entah mengapa firasatku memburuk. Aku yakin Harris mendatangiku. "Delli, kau disini?" Kini aku sudah didalam lingkaran bersama para Fansnya yang sibuk berbicara sesuka hati. Ada yang menarik Harris, dan yang lainnya.

"Ya, kau sendiri?"

"Aku memang disini. Ada pertunjukkan. Ingat kata Lucy kemarin kan?bukannya kau seharus-"

Salam' Alaikum My loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang