#2 Perjanjian dengan Sang Tertinggi

34 2 0
                                    

Hanya pada-Nya kita meminta

Mengadu pada sang tertinggi

Teruslah berupaya dan memberikan cintamu untuk-Nya

Karena Dia yang dapat mengabulkan harapan kita semua

Membuka lembar baru telaga kehidupan keruh

Yang berisi ikan-ikan pemakan tujuanmu

Semua itu akan Dia bereskan

Memberikanmu kebahagiaan di atas impian

Denganarkan perintahnya dengan hatimu

Pikul semua risiko yang akan kau tanggung

            Pada suatu masa Taleju, Sang Dewi turun ke Nepal dalam wujud manusia. Raja Nepal begitu terpukau dengan kecantikannya. Ia melakukan kesalahan fatal dan berusaha menodai tubuh suci Sang Dewi. Dewi yang murka meninggalkan dunia, kembali ke kahyangan meninggalkan kutukan sangat mengerikan. Belakangan, Sang Raja menyesali perbuatannya. Lalu, membangun kuil untuk-Nya. Bersungguh-sungguh memohon ampunan. Sang Dewi memerintahkan raja untuk memilih seorang perempuan muda untuk dipuja sebagai perlambang diri Sang Dewi.Raja menuruti perintah tersebut, memilih anak-anak perempuan berumur antara tiga hingga lima tahun untuk pemujaan. Anak-anak perempuan ini kemudian dikenal sebagai para Kumari.

"Hi—"

TEP TEP TEP

            "HAHAHA..."

            TEP TEP

Nepal, 30 Mei 2017, Pukul 4 sore waktu setempat.

"Mister, apa kalian mau memberikan kami satu dollar?" tanya seorang anak perempuan berambut panjang berkepang kecil berambut cokelat. Kulitnya sawo matang, wajah bulat dan bermata besar. Sungguh manis kelihatannya dengan memakai Sari berselendang oranye. "Satu dollar...satu dollar." sahut anak perempuan yang lain.

            "Tunggu, jadi kalian membohongi kami ya? Ck!" Miya berdecak pada dua anak perempuan manis di depannya.

            "Kita sekarang di mana sih? Kok nyasar?" tanya Sara menelisik keadaan sekitar yang ramai lalu lalang orang.

            "Yah, ketahuan. Tapi, kami janji buat para Mister nyaman deh. Kasih kami satu dollar,ya!" ucap anak perempuan itu sedikit memaksa.

            "Pokoknya laki-laki suka deh! Kalian pasti keenakan." rayu anak perempuan satunya.

            "ANAK-ANAK!K-KALIAN NGOMONG APA SIH?!" teriak Miya kesal menggiring Sara pergi dari anak-anak perempuan jahil yang membawa mereka ke tempat asing.

            "Ada yang salah? Nggak mau beri ya?"

            "Ya, nggak mau!" bantah Miya.

            "Tapi, kalau kami nggak dapat tamu. Malam ini kami nggak bisa makan."

            "Apa?!" Miya melongo.

            "Mungkin mereka nggak punya satu dollar." Bisik dua anak perempuan di depan Miya dan Sara.

            Miya ingin menjitak perempuan kecil di depannya. Hanya saja, ia masih menahan kesabaran demi Sara. Sahabatnya yang ingin mengadakan perjanjian dengan Sang Dewi dan Sang tertinggi. Dalam hati, ia sudah berapi-api ingin menyingkir dari tempat dengan gang sempit berbau sampah.

            "Sungguh Om,  kami nggak bohong. Kakak kami dulunya seorang Dewi. Jadi, dia sangat cantik." Anak perempuan berambut panjang tersenyum.

MementoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang