[Michael Clifford]
Its kinda emotional, so be patience when you read it. Its pretty long.
SAMBIL DENGERIN THE ONLY REASON!
-Aku tidak pernah menyadari hal ini. Ia selalu menjadi alasan utama ku tersenyum, alasan ku untuk tetap hidup. Aku pernah melalui depresi, saat mom dan dad bercerai. Its not easy at all for me. And he made it easier. He just did. He is my everything, but he changed. I don't know why. I don't know what have I done wrong.
Maybe its just boring to be with me. Ya, mungkin dia bosan berhubungan dengan perempuan biasa yang hanya bisa bersembunyi di balik punggungnya kemanapu kami pergi. Aku tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk terpampang di majalah ataupun berita elektronik. Hubungan kami baru berjalan selama 8 bulan, theres never been a huge fight. When Im mad, I will talk to him and he will comfort me.
Hubungan kamipun baik-baik saja, sampai suatu hari aku menyadari sesuatu yang ganjil.
He's been going out a lot, and not come home at several times. Tetapi ku fikir itu wajar karna itulah hidupnya. Dan aku tidak mau membuatnya merasa terpenjara bersamaku.Then one day, saat aku sedang mengerjakan tugas kantorku, Michael datang dan mengecup pipiku.
"Im heading out ok?" Ia duduk di meja kerjaku dan tangannya mengacak-acak rambutku.
"Where?" Aku menanyakannya dengan nada cukup tinggi dan membuatnya menaikkan alisnya.
"Work babe.. i have to work... like I always do. Studio session today. All day. Why?" Dia berusaha menjelaskannya dengan satu tarikkan nafas.
"Oh... ok.." aku hanya bingung harus mengatakan apa. Karena sesuatu telah berubah darinya.
"Yep... ok." Dia beranjak dari meja ku dan menuju tempat ia meletakkan kunci mobilnya. "Bye" Michael mencium bibirku dengan cepat.
Dan aku hanya tersenyum saat dia keluar dari rumah.
Its not that I don't trust him. Its just felt so wrong...Hari itu pula aku berencana untuk pergi keluar.
I call my best friend Molly to have some yogurth.
Kami bertemu di Sunset Blv. Saat perjalanan kami ke tempat yogurth,
Molly tiba-tiba menarik tanganku."Isn't that your boyfriend?!!! Thats Michael, right?" Molly menunjuk sebuah restoran.
Im shocked. And hurt. He lied.
Aku tersenyum paksa karena aku tidak mau Molly tahu bahwa Michael berbohong. She is the type of best friend that would do anything to prevent me from getting hurt.
"You wanna say hi to him?" Dia melirik ku sedikit karena ia sibuk dengan hpnya.
"No, its.. fine.." aku tergagap karena perasaan ku masih tidak karuan. Tetapi aku ingin melihat ia sedang bersama siapa.
"You know what... I think I need to say hi to him" Molly hanya mengangguk dan menungguku di depan restoran tersebut.
Saat aku masuk, aku sulit bernafas dan kaki ku terasa lemas. Mungkin ini berlebihan, tapi itu lah yang ku rasakan. He is with her.
Bukannya aku membencinya, tapi...
Maybe Im jealous. Isn't it normal?
She is pretty, famous, gorgeous. She's everything Im not.
Mungkin aku terlalu lama melamun sampai akhirnya Michael menyadari kehadiranku. Ia jalan menuju arahku."Babe, what are you doing here?"
Entah mengapa, aku menjawab nya dengan ketus dan dengan nada marah."Why are you with her?" Ucapan yang seharusnya tak ku ucapkan karena ia akan merasa aku melarangnya. Dan aku tidak pernah ingin melarangnya.
"What? Why not? She's my friend." Michael menjawabku dengan nada sedikit kesal. Dan bingung. Dan akupun ikut kesal.
Ia berbohong. Seharusnya dia tidak menjawabku seperti itu.
"You told me you're going to work, but then I found you here with a "friend" " Michael pun menarik nafasnya dalam atas tingkahku
"We're not gonna fight here."
"You are a liar."
Lalu aku meninggalkannya, aku dapat merasakan tatapannya yang tajam ke punggungku.Its just hurt so bad, aku tidak pernah menangis di hadapan orang, sekalipun itu Michael. I don't want to show them that Im weak.
Saat keluar, Molly sudah menantiku di depan restoran tsb."What takes you so long? You okay?" Molly menyadari perubahan mood ku.
"Yeah... lets get some yogurth."
Aku menarik tangannya. I just can't believe it. He lied to me.Mood ku berantakan... so I called off the day dan mengantar Molly pulang.
Saat sampai di rumah, aku disambut dengan 'annoyance face' dari Michael. And its pisses me off.
Namun ku tahan amarah itu.-
Beberapa hari ini kami tidak banyak berbicara.
Dan ternyata Michael has been going out with Her. A LOT.Banyak teman-temanku yang bertanya, apakah hubunganku baik2 saja dengan Michael.
Tentu tidak. Tapi aku berbohong. For publicity, for Michael's good name.
Sebentar lagi ulang tahun ibuku. Orang yang paling berarti di hidupku, dan mom sangat menyukai Michael. Aku ingin berbaikan dengannya, walaupun aku tahu akan ada pertumpahan air mata.."Mike..."
"Hm?"
"You know... its my mom's birthday wednesday.."
Ia hanya melihatku sekejap dan kembali memainkan gitarnya.God, thats hurt. Being ignored is hurt.
"I just.. you know.. mom likes you so much and Im sure she would love to have you helping the preparation for her party."
" I can't.. I...m busy.." dia menjawabnya dengan nada dingin dan lembut
"Studio session?"
"No, I have plans with friends"
"Who?!"
"Why is it matter? You don't have to know everyone Im going out with."
Akupun mulai kesal dengan ucapannya, namun aku ingin memperbaiki semuanya."Mike... if its Crystal... just for you to know, Im not really like her. She made me jealous." Aku mengucapkannya dengan jujur. Namun Michael malah memutar bola matanya dan tertawa pahit.
"You can't tell me who to going out with!" Ia meletakkan gitarnya dan pergi.
.
.
Aku memutuskan untuk tidur, saat berbaring, aku tidak dapat menahan perasaanku."Mike... do you still love me?"
-Writer; calumssy (nda)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot(s) // 5SOS
Fiksi Penggemar"To live a creative life, we must lose our fear of being wrong." -Joseph Chilton Pearce Copyright ©2016 by Weirdo 5SOS, All Rights Reserved.