Part 30

18.3K 1.3K 3
                                    

Berkali-kali Armand menelfon tapi aku tak mengangkatnya. Sesaat terdengar Romi mengetuk pintu dan menyerahkan handphonenya padaku.

"Siapa? mama?" tanyaku heran.

"Mas Armand.." gumam Romi yang segera berlalu kembali keruang tv menemui Intan yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya.

"Ha..."

"kau dari mana saja?kenapa tidak diangkat telfonku?" serang Armand.

Aku memejamkan mataku. Aku terdiam, fikiranku kembali ingat kejadian semalam.

"I love you Sonia..." kata-katanya masih terasa ditelingaku tapi itu semua akan hilang.

"Aku capek sekali..." kataku pelan.

"Kau sakit" tanyanya.

Oh God!

kenapa dia perhatian sekali.

"Hanya sedikit flu..istirahat nanti juga sudah baikan.."

"sudah minum obat? minta Romi antar kedokter..." kata-kata Armand yang kawatir membuatku meneteskan air mata.

Kata-kata Dini terus terngiang ditelingaku.

Dia akan menikah!

"Hei..." suara Armand terdengar parau.

"Maaf aku kasar dan memaksamu semalam...aku...aku cemburu Sonia..."
sesaat suasana hening. Ada perasaan senang dihatiku.

"Cemburu?"tanyaku.

"Kau jangan tertawa.."

katanya dengan canggung dan terdengar malu.

Ada senyum kecut terlintas diwajahku. Apa aku boleh merasa bahagia saat tahu Armand cemburu?

Astaga.

Aku mendesah pelan dan cairan bening meleleh diujung mataku.

"Armand..." gumamku.

"Hm..." sahut Armand.

Suaranya terdengar capek sekali dan kurasa meeting diluar kotanya sangat menguras energi.

"Apa dalam waktu dekat kau akan keluar negeri?" tanyaku ragu.

Ada jeda sejenak seolah Armand sedang berfikir atau mengingat sesuatu. Terdengar seorang pelayan menyampaikan ucapan selamat makan.

"Kau tanya apa tadi??" tanya Armand.

"Hhh... apa kau ada acara keluar negeri dalam waktu dekat??" kataku mengulang apa yang tadi ku tanyakan.

"Oh.. iya. Dua bulan lagi aku ada jadwal ke Paris.. Ivone..." seketika itu juga tanganku lemas dan hanphone itu jatuh dari genggamanku.

Hatiku serasa disayat-sayat. Wajahku terasa panas dan dengan segera aku menutup mulutku dengan guling disampingku. Entah berapa lama aku menangis sampai aku tertidur.

-

Suara ketukan pintu kamarku tak kuhiraukan. Suara Byon terdengar tak lama setelah ketukan itu berhenti.

"Lo ga apa-apakan Ni??!" suara Byon terdengar kawatir.

Sudah dua hari aku bolos kerja dan tidak keluar kamar. Aku hanya syok dengan apa yang kudengar. Untuk kedua kalinya Armand menyakitiku dan kali ini sakit yang tak bisa ditahan.

"Sonia... Romi kawatir dan menelfon gue... elo bisa..." Byon terdiam saat pintu terbuka dan melihat wajahku yang sedikit sembab tertutup make up tebal.

My Best Friend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang