11. 'Friend' can drive you crazy

549 48 12
                                    

Louis mengerjapkan matanya dan menatap sekeliling, putih. Ia merasakan ada beban di lengan kanannya yang membuatnya kesulitan mengangkat lengannya. Saat ia menoleh ia memandang Harry yang tertidur diatas lengannya. Bibir pucatnya melengkungkan sebuah senyuman dan tangan kirinya mengusap surai ikal milik Harry perlahan. Pastilah Harry sangat lelah menemaninya di unit kesehatan sedari tadi.

Louis memiliki penyakit hipotensi atau darah rendah yang membuatnya kadang secara tiba-tiba jatuh pingsan. Walau penyakitnya hanya kambuh sesekali namun bagi Louis sangatlah mengganggu karena ia akan merepotkan orang-orang disekitarnya seperti sekarang ini. Tapi ia senang karena kini Harry yang menemaninya disini.

"Haz.. kayaknya gue suka sama lo deh. Lo percaya love at first sight gak? Kita baru kenal beberapa hari ini dan gue ngerasa perasaan aneh kalo gue deket sama lo. Gue straight, lo straight. Berarti kan kita jodoh. Soalnya kata nenek gue, kalo samaan itu jodoh.." Ujar Louis pada laki-laki berumur 18 tahun yang tertidur disampingnya, "Kok gue jadi ngomong sendiri ck."

Harry menggeliat pelan dalam tidurnya, "Harry bangun.. gue udah sadar dan kayaknya kalo lo kaga bangun-bangun gue bakal pingsan lagi soalnya tangan gue lo tindihin begok. Badan lo berat banget, gue rasanya kek ketindihan badak" Louis mencoba mengguncang tubuh Harry yang membuat sang empu bergumam tak jelas lalu membuka matanya perlahan.

"Lou? Lo udah sadar?" Harry mengusap matanya dan bertanya dengan bodohnya pada Louis.

"Menurut lo?"

Harry terkekeh, "Udah"

"Kenapa lo bisa ada disini Haz bukannya lo tadi lagi sama Taylor?" Louis bertanya tanpa menatap Harry. Ia tak berani menatap wajah Harry karena jika menatapnya Louis bisa lepas kendali dan mencium lelaki berambut keriting disampingnya dengan gemas. Kalian pasti tahu betapa polosnya wajah seseorang yang baru bangun tidur, apalagi wajah bangun tidur seorang Harry Edward Styles.

"Emang menurut lo yang gotong-gotong lo kesini siapa huh? Pak Fendra satpam kampus?"

"Jadi lo gak ikhlas nih? Yaudah gue pingsan lagi deh.. 1... 2... 2 setengah--

"Eeehhh kutu beras enak aje lo pingsan mana bisa di replay!" Harry menyentil kening Louis, "Tadi pas 5 menitan Zayn ngejer lo dia balik lagi ke cafeteria bilang ke gue katanya dia ganemuin lo dimana mana. Yaudah gue disuruh sama Taylor buat nyari lo. Gue tau lo kalo ngilang pasti ke lapangan futsal gajauh jauh.."

"Nah terus yang bawa gue kesini siapa?"

"Ya gue lah goblok. Lo kalo orang cerita tuh jangan di potong-potong. Kualat lo sama gue" Harry melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Pala lo kualat. Lo sama gue juga tua-an gue. Terus terus kok lo tau kalo gue pingsan?" Louis mendudukan dirinya dan menatap Harry.

"Kalo lo mati udeh gue anyutin ke sungai musi"

"Bah anjing banget lo!" Louis meninju lengan Harry.

"Hahaha gaberasa tinjuan lo. Lo tau ga lo pingsan berapa lama?" Harry bertanya pada Louis.

"Nggak.."

"Lo pengen tau gak tapi?"

"Kagak"

"Anjing lo. Udah yok balik udah sore banget duh lo gue anter balik dah ya. Ntar kalo lo kenapa napa kan gue juga yang repot.." Harry membantu Louis turun dari ranjangnya dan memapah Louis keluar dari ruang unit kesehatan.

Kampus sudah sangat sepi hanya ada beberapa mahasiswa yang berkeliaran disekitar kampus maupun yang mendapat kelas tambahan. Harry yang merasa temannya jalan dengan begitu lambat pun geram, akhirnya ia mengangkat Louis ala bridal menuju parkiran dan mendudukannya di passenger seat serta memakaikannya seatbelt. Harry tersenyum dan masuk pada kursi kemudi. Ia mendekatkan wajahnya pada Louis dan menyeringai, "Damai ya rasanya gak denger lo ngomel ngomel hahaha" Harry melepas lakban putih dari bibir Louis. "Aak! Sialan lo" Louis mengusap bibirnya yang berkedut kedut sakit.

Begin Of Kik⚡LarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang