Dia seperti sebuah keajaiban yang hilang. Pertemuan konyol itu membuatku menjadi mengenalnya. Dia datang bagai keajaiban, membuatku mengingat kebahagiaan yang sempat aku lupakan. Pesawat kertasku, ia kembali. -Louis William Tomlinson.
Penantianku se...
Harry terbangun dari tidurnya karena alarm yang tak henti-hentinya berdengung di telinga kirinya. Ia mengusap wajahnya dan melangkah menuju kamar mandi untuk menyikat gigi dan mencuci wajahnya. Setelah mengganti bajunya ia turun menemui mumnya yang sedang bermain-main dengan kucing mereka, Olivia.
Olivia adalah kucing milik keluarga Styles sedari dulu. Almarhum ayahnya lah yang pada saat itu membelikannya untuk Gemma. Namun beberapa hari setelah itu ayahnya meninggal dunia, ia berpesan agar keluarganya merawat Olivia untuk menemani mereka sepeninggal beliau. Olivia lah yang selalu membuat rumah menjadi ramai, karena kucing itu selalu melakukan tingkah lucunya yang membuat seisi rumah terkekeh geli.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harry tersenyum dan mendekati mumnya, "Mum apakah aku boleh membawa Olive keluar untuk berjalan-jalan?" Mumnya mengangguk dan menyerahkan kucing itu pada Harry. Harry menerimanya dan langsung menciumi dengan gemas kucing yang bulunya berwarna hitam dan bercorak putih itu. ia memasang tali pada leher Olive lalu menggendongnya keluar rumah.
Harry berjalan dengan santai dan kadang belari-lari kecil mengikuti kemana kucing itu melangkah. Karena lelah ia mengangkat kucingnya dan duduk pada kursi taman. Taman ini tak begitu ramai, hanya ada beberapa anak kecil yang berlari-lari di sekitar taman dan beberapa orang dewasa seumuran Harry.
Seorang gadis kecil bersurai cokelat mendekati Harry, gadis kecil itu duduk disamping Harry dan tangan mungilnya mengusap kepala Olivia yang sedang menjilati kakinya, "Kakak.. kucingnya lucu banget namanya siapa?"
"Olive, Olivia."
Gadis kecil itu lantas menatap Harry, "Kalau kakak namanya siapa?"
"Harry Styles. Kamu cantik banget, nama kamu siapa?"
"Aku Jesse hehe"
Harry mengangguk dan menatap pemandangan langka di depannya, Harry sangat menyukai anak kecil. Ia selalu meminta ibunya untuk mengadopsi seorang anak perempuan namun ibunya hanya terkekeh dan mengatakan 'ah kamu ada-ada aja'. Sangat disayangkan dirinya tidak bisa mengandung, jika ia diberi kesempatan untuk mengandung oleh tuhan, maka dengan senang hati Harry akan merawat bayinya dengan sangat-sangat protective dan tak akan ia biarkan anaknya kelak terjatuh atau menangis. Dirinya memang aneh, lelaki mana yang ingin menghilangkan perut six-pack nya lalu membuncitkannya. Bodoh sekali.
"Kak... kakak tau nggak?"
"Enggak.."
Gadis kecil itu lantas mempout-kan bibirnya, "Ih biarin Jesse selesain ngomongnya dulu baru kakak jawab. Huh nyebelin banget" Harry terkekeh lalu mengangkat gadis kecil itu duduk pada pangkuannya, "Yaudah lanjutin"
"Jes pengen banget punya kucing di rumah. Tapi daddy gak pernah ngizinin soalnya mom takut kucing. Berarti kan daddy nggak sayang sama Jesse ya kan kak?" Gadis itu menatap Olive yang kini tertidur di sampingnya, kedua bola mata hijaunya memancarkan kesedihan.
