12. Do me a favour?

487 51 39
                                    

*Drrrttt drrrttt drrrrtttt*

Harry meraba ponselnya yang terus bergetar diatas nakas. Mata kantuknya terbuka perlahan dan menatap layar ponselnya

Louis' sly dog is calling...

"Hallo Lou.. kenapa tengah malem lo nelpon gue? Gue masih ngantuk.."

"Woi sleepy head.. sekarang jam 7 pagi. Lo kan janji mau jemput gue oon. Buruan mandi!"

"DEMIAPA LO SEKARANG JAM 7 PAGI? S HIT OKAY GUE MANDI DULU BYE"

*pip*

Harry meraih handuknya dan masuk kedalam kamar mandi. 10 menit kemudian ia keluar sudah berpakaian rapi. Ia meraih kunci mobilnya lalu meletakannya kembali dan memutuskan mengambil kunci motornya dan turun menemui mumnya di meja makan.

Harry meneguk susunya dan mengecup pipi mumnya setelah itu menunggangi motornya menuju rumah Louis. Sesampainya Harry di rumah Louis ia turun dan menekan bel dan Jay membukakan pintu lantas menyuruh Harry masuk kedalam.

"Louis.. Boo.. Harry sudah datang cepat turun"

Louis tersenyum menatap temannya yang hari ini terlihat sangat tampan, dengan skinny jeans yang melekat pas pada kaki rampingnya serta kemeja biru dongker yang dipadukan dengan jaket berwarna hijau dan juga beanie hitam yang menutupi rambut cokelat ikalnya. Cuaca hari ini sangat berangin yang membuat siapapun yang pergi keluar rumah merapatkan jaketnya dan sebagian yang lainnya berdiam diri dirumah. Pengecualian bagi para mahasiswa tingkat tengah yang harus tetap berangkat ke kampus, mendengarkan beberapa dosen membosankan bercerita maupun berkutat dengan rumus-rumus yang begitu memusingkan kepala.

"Pagi carrot man" Harry menyapa Louis yang tengah meneguk segelas susunya. Jay hanya geleng-geleng kepala melihat kedua laki-laki muda di depannya yang meledek satu sama lain. Louis terkekeh, "Pagi kebo anggora" Harry memutar bola matanya.

"Mom kita berangkat dulu bye mom" Setelah berpamitan kepada Jay. Mereka keluar menuju teras lalu menutup pagar rumah Louis.

"Naek motor gapapa kan? Gue ngeri macet makanya gue bawa motor soalnya udah jam segini 20 menit lagi masuk." Harry berkata seraya menyerahkan helm kepada Louis, "Gue ogah pake helm. Lo aja yang pake, yang ini gue pegang aja" tolak Louis.

"Gue ganerima tolakan.. sekarang mending lo pake. Emang lo mau kalo nanti kita jatoh pala lo pecah terus otak lo keluar dari kepala lo yang kek batu itu?" Harry menatap Louis dengan tajam yang membuat Louis menelan air liurnya susah payah. Harry memiliki sisi demon yang menurut Louis sangat sangat mengerikan.

Louis dengan cepat memakai helmnya dan naik pada jok belakang motor Harry, "Pegangan" Louis tak menghiraukannya, ia mendengar Harry berdecak lalu tangannya menggenggam tangan Louis dan melingkarkannya di pinggangnya.

"Kenapa sih lo keras kepala banget jadi orang?" Harry bertanya pada Louis yang kini sudah tidak lagi memeluknya namun memasukan kedua tangannya kedalam jaket Harry yang terasa hangat pada buku-buku tangannya. Louis sangat membenci cuaca seperti ini, tubuhnya selalu menolak udara yang terlalu dingin. Ia akan menjadi sangat moody jika cuaca seperti ini. "Kenapa sih lo ngeselin banget jadi orang?" Louis membalikan pertanyaan Harry.

"Lo juga ngeselin. Lo batu. Susah dibilangin.."

Louis tak membalas perkataan Harry, matanya hanya fokus menatap kendaraan kendaraan lain disampingnya. Setelah 7 menit berkutat di jalan raya, mereka sampai di kampus. Louis melepas helmnya dan memberikannya pada Harry. Harry menerimanya lalu terkekeh melihat wajah Louis yang sudah berubah menjadi sangat masam dibandingkan saat pertama ia melihatnya 15 menit yang lalu, "Kenapa lo ketawa?" Louis bertanya menatap Harry.

Begin Of Kik⚡LarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang