15. Back to 'home'

507 45 9
                                    

Louis mendekati Harry yang kini sedang memetik gitarnya, mengulik nada yang cocok untuk lagu yang akan dinyanyikannya bersama Louis bulan depan. Mereka memutuskan untuk menulis sendiri lagu yang akan mereka nyanyikan, berhubung Louis pandai menulis lirik lagu maka dengan senang hati Harry melengkapi kata-kata yang menurutnya kurang pas lalu mengulik nadanya.

Harry bergumam pelan saat ia sudah menemukan nada yang cocok, mencoba menyanyikan lagu tersebut dengan gumamannya yang terdengar jelas oleh Louis yang berada disampingnya, "Haz... kayaknya di lirik ini harus diganti deh, kalimatnya aneh gitu" ujar Louis menunjuk selembar kertas yang digenggamnya.

"Coba gue liat.." Harry mengambil kertas dari genggaman Louis, mengamatinya dengan detail, "Enggak, gaada yang perlu dirubah. Lagian gue udah nemu nadanya tinggal prakteknya doang." Louis mengangguk.

"Hazee.."

"hm.."

"Lo gimana ceritanya bisa temenan sama anak umur 4 tahun?" Louis bertanya pada Harry. Lelaki yang sedang memetik gitarnya pun berhenti, "Jesse maksud lo?" Louis lagi-lagi mengangguk.

"Gue ketemu dia di taman tadi pagi waktu lagi jalan-jalan sama Olive. Jesse tiba-tiba duduk disamping gue sambil ngelus-ngelus Olive, dia suka banget sama kucing... tapi..." Harry menghentikan ucapannya.

"Tapi apa?" Tanya Louis penasaran

"Tapi dia kayak nggak disayang gitu sama orangtuanya. Dia bilang sendiri kalo daddy nya gak pernah peduliin dia lagi semenjak papa nya meninggal, terus daddy nya mutusin buat nikah lagi sama cewek yang sekarang jadi nyokap tirinya Jesse. Tapi lo tau lah emak tiri kek apa yang kalo baik cuma di depan bokapnya doang"

Louis membenarkan posisi duduknya, "Jadi... bokapnya Jesse itu gay?" Harry mengangguk lemah menatap sahabatnya, "Papa nya bisa hamil dan akhirnya Jesse lahir. Sebelumnya Jesse selalu disayang sama kedua bokapnya, dua tahun yang lalu papa nya sakit kritis terus meninggal. Mungkin daddy nya Jesse down berat karena hal itu dan gak tau mau berbuat apa akhirnya enam bulan yang lalu daddy nya nikah lagi... tapi sama cewek. Mungkin dia milih nikah sama cewek beranggapan kalo cewek itu kelak bakalan ngejaga Jesse dengan baik, tapi malah kebalikannya. Nyokap tirinya malah berbuat seenaknya dan gak berenti ngomelin Jesse.." Harry memejamkan matanya mengingat wajah selugu Jesse yang sudah banyak melewati peristiwa sebesar ini, "Makanya pola bicaranya Jesse beda sama anak seusianya. Dia lebih kayak anak umur 10-12 tahun padahal umur dia aja baru 4 tahun.."

Louis terdiam, pikirannya jauh menjelajah mengingat gadis kecil yang tadi tak lepas menempel kepadanya. Ia sangat tak menyangka gadis sekecil itu sudah harus terbebani oleh masalah keluarga yang seharusnya sama sekali tidak diketahuinya. Jika dibandingkan dengan anak lain seusianya, Jesse lah yang paling cerdas, jujur dan juga kritis. Walaupun pola bicaranya sudah seperti anak berusia 10 tahun bukan berarti Jesse bertingkah seperti anak diatas usianya, ia tetaplah gadis kecil berusia 4 tahun yang lugu dan manis.

"Gue gak nyangka dibalik senyuman manis di bibir mungilnya ada banyak duka di dalamnya.." Louis menatap Harry.

"Andai papanya masih hidup, pasti Jesse nggak akan semenderita ini ya gak?" Louis terkekeh lantas mengangguk, "Gue kalo punya anak kek Jesse mana mungkin gue telantarin kek gitu"

Harry tertawa, "Mana mungkin lo punya anak secantik Jesse. Muka lo aja jelek gini hahaha" Louis yang tidak terima pun memukul wajah Harry dengan bantal. Ia beranjak naik keatas kasur Harry dan menutupi seluruh tubuh dan wajahnya dengan selimut, "Gue merasa tersinggung. Lo jangan ganggu gue!"

Lelaki berambut ikal itu pun menyeringai jahil dan menaiki kasurnya, menatap sahabatnya yang selalu bertingkah seperti anak-anak itu dari luar selimut. Ia berniat menjahili Louis yang tak kunjung memunculkan wajahnya, Harry turun dari kasurnya menarik selimut yang dipakai Louis.

Begin Of Kik⚡LarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang