The Gloves

685 49 0
                                        

"Sebaiknya, aku mencari udara segar...." Ucapku karena ingin melupakan mimpi burukku. Aku pergi menuju balkon kamarku. "hmmmh...... hanya aku seorang diri di bangunan yang tinggi ini, tak ada yang mau sekamar denganku. Ini semua gara – gara...... Aaa......!!!" aku berteriak kaget setelah membalikan tubuhku. "a.... kau siapa?!...., ah... tapi aku sepertinya mengenalmu," kataku setelah melihat sesosok makhluk yang mengejutkanku. Kepalanya berdarah seperti bekas dikapak. Seketika aku menyadari dia memanglah sosok yang pernah kukenal, "Onur.....!" kataku menduga. Makhluk tersebut menatapku. "Zerra......., bantu aku......, maafkan aku karena tidak mempercayaimu bahwa kau bisa berbicara dengan dimensi kami, bantu aku Zerra......, Dia membunuhku......" ucap Onur kemudian menghilang begitu saja. "Onur....., onur..... siapa?! siapa yang kau maksud?!, siapa yang membunuhmu!" tanyaku dengan geram dan penasaran.

Kedatangan arwah Onur tadi pagi, membuatku hanya ingin dikamar saja seharian. "Siapa yang kau maksud Onur....., apa mungkin perkataan Rommy ada benarnya?!, ah.....! tidak! tidak! kau tak boleh berburuk sangka Zerra!" ucapku pada diriku sendiri. Aku pun menutup pintu menuju balkon kamarku ketika hari sudah mulai gelap. Saat aku akan menutup pintu itu, aku melihat ada seseorang yang menggunakan jubah dan sarung tangan pergi menuju ke hutan terlarang. "Astaga!, dia pergi kehutan terlarang! Bagaimana ini......," kataku. Namun, aku melihat orang itu membawa sebilah pisau berkarat dan juga kapak. "Ah..., jangan - jangan dialah yang membunuh Onur.....," gumamku. Aku segera bergegas menuju keluar. Tiba – tiba Nathan mencegahku dan membuatku kaget. "Nathan, awas! Aku ingin mengejar orang itu!". Nathan berbicara kepadaku dengan bahasanya sendiri. Dia berkata bahwa, jika aku mencoba mengejar orang itu, kesempatan emas untuk menangkap orang itu akan hilang. Karena aku hanya sendiri dan jika sampai tertangkap basah, aku akan dibunuh. Akan lebih baik jika aku menyelidikinya terlebih dahulu. Nathan juga berpesan agar aku tidak mengatakan apa yang kulihat tadi kepada siapa – siapa.

Aku bangun pagi – pagi sekali. Aku ingin mencari Onur, dan bertanya siapa orang yang telah membunuhnya. Karena terlalu terburu – buru, aku pun bertabrakan dengan Nigar. "A... m-m-nmaafkan aku Nigar." kataku yang juga tanpa sengaja menjatuhkan benda yang berada ditangan Nigar. "Ah.., ini sarung tanganmu," kataku lalu memungut sarung tangannya. Ketika aku memegang sarung tangannya aku dikagetkan dengan pandangan dari dimensi lain. Aku melihat ada banyak darah yang telah direnggut orang yang menggunakan sarung tangan itu, aku bahkan melihat Onur juga dibunuh. Aku terdiam dan kaget, "Zerra..., zerra, berikan padaku sarung tangan itu" pinta Nigar. "A..., a, ya, a... sarung tangan...? A, oh ya! I-ini Nigar," aku pun memberikan sarung tangan itu kepada Nigar. "Zerra, kenapa kau termenung? Ada masalah?" tanya Nigar. "A..., termenung? Ah, tidak, tidak, a... aaku harus pergi..., hehe aku, pergi dulu ya, Nigar..... dah...." Kataku terburu – buru pergi. "Aneh apa yang aku lihat di sarung tangan itu?! apa benar yang dikatakan Rommy???" gumamku.

&

Talking with spiritWhere stories live. Discover now