Kembali malam harinya aku melihat buku harian Nigar. Ketika membaca halaman akhir, aku menemukan daftar nama – nama orang yang akan dibunuhnya. Aku kaget melihat namaku juga ada disana setelah nama Gursha. Aku melihat tanggal berapa dia akan membunuh calon korbannya ini. "Agustus 18 – 2015...., Astaga!!! Tanggalnya hari ini! Aku, aku harus menyelamatkan Gursha.....!" aku segera berlari menuju kekamar Gursha. Aku mengetuk – ketuk pintunya. "Halo....., siapa saja kumohon buka pintunya......!!" teriakku dengan cemas. Kebetulan sekali Gurshalah yang membuka pintu itu...., "Ada apa! Jangan berisik semua orang sedang tidur!...., oh astaga! Kau Zerra! anak aneh itukan!" kata Gursha yang baru menyadari bahwa akulah yang memanggilnya. Tanpa banyak bicara, aku, segera menarik tangan Gursha dan mengajaknya kekamarku. "Kenapa kau in...." mulutnya kututup dan aku memaksanya masuk kekamarku untuk melihat buku harian Nigar. Aku segera mengunci pintunya. "Gursha, kumohon diamlah! Bacalah buku harian Nigar ini!!! Agar kau tahu maksudku....." kataku memaksa Gursha. Namun, Gursha tidak mau mendengarkanku. Tiba – tiba pintu kamarku diketuk – ketuk secara kasar. "Aku rasa dia sudah datang....!, Sembunyilah Gursha, sembunyilah!" lalu aku mendorongnya untuk masuk kebawah kolong tempat tidurku. Gursha pun membawa buku itu, dan mengikuti perintahku. Dia sangat ketakutan. "Zerra....., ayo sembunyi!!!" bisiknya padaku. "Tidak Gursha, aku harus memancingnya keluar....," ujarku dan menyuruhnya diam. Aku pun membuka pintu kamarku, dan benar saja seperti dugaanku. Nigar berdiri tepat didepan pintu kamarku. Aku juga melihat Rommy ada dibelakangnya. Dia memberi isyarat kepadaku bahwa Nigar membawa senjata tajam. "E..., Nigar...., ada apa, kenapa kau datang malam – malam sekali?" tanyaku yang kini mengambil ancang – ancang untuk pergi dari hadapannya. "Jangan berpura – pura tidak tahu Zerra....!, kau fikir aku ini bodoh? Aku sudah tahu kau telah mengetahui siapa diriku setelah kau memasuki ruangan itu!!!" katanya yang bersiap – siap dengan pisau yang dia bawa. Segera aku menendang kakinya dan berlari keluar dari kamarku.
Aku terus berlari hingga keluar lapangan. Aku kehabisan akal ketika sampai dilapangan. Untung saja aku melihat sosok Nathan dan Onur di dekat perbatasan panti dengan hutan terlarang. Mereka memanggilku dan mengajakku masuk kedalam hutan terlarang. Aku langsung saja mengikuti mereka hingga masuk kedalam hutan terlarang. Sepanjang tempat yang aku lalui, aku menyaksikan kengerian hutan itu juga tulang belulang yang berserakan. Aku hampir terpana akan semua itu, namun, Rommy yang muncul tiba – tiba segera menarikku untuk bersembunyi dibalik sebuah pohon besar. Disana kami terduduk dan berusaha agar diam dari suasana yang menegangkan itu. "Untuk saat ini, kita aman Zerra...., lalu apa rencanamu selanjutnya?...." bisik Rommy. Aku merasakan nafasku sesak dan hanya menggelengkan kepalaku. "Jadi!, ini semua tanpa rencana?!" tanya Rommy kaget.

YOU ARE READING
Talking with spirit
ÜbernatürlichesZerra adalah seorang gadis yang dapat berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata. Dia tidak memiliki orang tua, dan tinggal disebuah panti asuhan. Awalnya dia takut akan keistimewaannya, dan orang disekitarnya menganggapnya aneh. Namun lama - kelama...