Bandung 09:15 Wib
Dihari yang sama, Pagi itu Mila mulai menapaki langkahnya menyusuri jalan kecil menuju peristirahatan terakhir ibunya.
Ditatapnya pusara sang ibu dengan batu nisan bertuliskan Mira sulastri, Ia mulai mencium batu nisan itu, "ibu, apa kabar? Semoga ibu bahagia disana, ibu jangan kawatir sekarang aku sudah kembali,,,, mata mila mulai berkaca kaca. "Ibu tahu? aku lulus dengan nilai terbaik,,,, aku dapat melihat kebahagian yang terpancar dari wajah ayah saat aku memberitahukannya,,,,,, ibu aku bahagia sekali,,,,,, karna sebentar lagi aku & ayah akan hidup layaknya keluarga pada umumnya,,,, ayah sudah berjanji padaku dia akan berhenti bekerja pada keluarga yang sudah ia abdi selama 9 tahun bu,,,,, & dia telah memutus kan untuk tinggal dibandung bersamaku,,,,, kami akan tinggal bersama, kami akan melakukan banyak hal bersama & setelah ini aku akan mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan kami,,,, ibu aku bahagia sekali setelah 9tahun kami jarang bertemu akhirnya aku akan bersama lagi bersama ayah....." air mata yang mila tahan sedari tadi akhirnya tumpah juga.
"Ibu, Mila pamit dulu ya" gadis itu kembali mencium batu nisan sang ibu.
Ia kembali melangkah menapaki jalanan yang kecil, siang ini dia berniat mengunjungi tante dian adik dari ayahnya.
"Ibu, lihat siapa yang datang"! Seru gadis berambut ikal sebahunya. Dia adalah Shinta anak satu-satunya dari tante mila yang bernama dian, umur shinta 3 tahun lebih muda dari Mila, ia sekarang kuliah disalah satu universitas negri Bandung. Mila sangat dekat dengannya bahkan ia sudah menganggap Shinta seperti adik kandungnya.
"Kak Mila wah.... tambah cantik saja, bagaimana kabar kakak"? Tanya gadis itu berhamburan memeluk Mila dengan senyum merekah.
"Aku baik, aku sangat merindukanmu" balas mila sambil membalas pelukannya.
"4 tahun tidak bertemu ternyata kak mila makin cantik" ulang Shinta saat melepas pelukan mereka.
"Ya ampun Mila apakabar? Tanya tante dian yang baru keluar dari rumahnya, ia berjalan & memeluk Mila.
"Baik tante" jawab mila kemudian, "kalian apakabar"? Sambungnya lagi.
"Kami juga baik nak" balas sang tante.
Tante dian menangkup wajah mila & menatapnya kagum
"Makin cantik saja kamu mila, tante sampai tidak mengira kalau kamu keponakan tante"tante dian menggenggam tangan mila."Mila masih sama seperti dulu tante" jawab mila dengan lembut
"Yasudah kita masuk saja ya, tidak enak malah ngobrol diluar" ajak sang tante kemudian.
Mereka bertiga memasuki rumah yang sederhana itu, rumah yang didominasi warna putih. "Duduk kak biar Shinta buatkan minum dulu" kata gadis itu.
Mika & tante dian pun duduk di sofa berwarna coklat, keduanya larut dalam obrolan ringan hingga beberapa menit kemudian shinta membawakan minuman untuk ketiganya.
"Kalau begitu tante kebelakang dulu, mila kamu makan disini ya nak"! Tawar sang tante pada keponakan yang sudah dia anggap seperti anaknya itu, karna dulu mila juga pernah tinggal dirumahnya saat ayahnya pergi kejakarta untuk bekerja.
"Terimakasih tante" balas gadis itu kemudian. Tante dian pun berlalu kearah dapur untuk menyiapkan makan siang bagi mereka.
*****
Candra Company
Jam berdenting 12 kali pertanda sudah pukul 12, Kevin membereskan laporan laporan yang berada diatas mejanya, ia mulai melangkah keluar dari ruangannya & menuju lobbi utama perusahaan Candra Company.
"pak Kevin mau pergi sekarang"? Tanya Jefri pada Kevin.
"Iya jef" balasnya sambil memakai kaca mata hitam yang menjadi andalannya. Kevin keluar dari pintu utama menuju mobilnyayang sudah disiapkan oleh Jefri, seperti biasa siang ini Kevin berniat mengunjungi cafenya.
*****
Bandung
Ketika sinar matahari hampir terlelap diperaduannya, mila sudah sampai dirumah bersama Shinta. Ya tadi shinta meminta untuk ikut menemani mila malam ini mengingat keduanya baru bertemu kembali setelah asekian lama.
"Shin, aku mandi dulu ya, kamu duduk saja dulu" kata Mila pada shinta.
"Ya kak, aku tunggu disini saja dulu".
Mila berjalan memasuki kamarnya, ia mengambil anduk yang terletak ditempatnya kemudian masuk ke kemar mandi yang berada dikamarnya. Suara air mulai terdengar, mila membasuh tubuhnya secara perlahan, beberapa menit kemudia dia sudah rapi dengan kaos putih & celana tidurnya, rambutnya ia kucir & berjalan keluar kamar.
Mila melirik kearah Shinta yang tengah asyik menikmati tontonan tv, ia berjalan kearah dapur & membuat teh hangat karna cuaca malam ini begitu dingin.
Malam semakin larut udara terasa dingin menusuk tulang, sementara pintu jendela masih dibiarkan terbuka seseorang masih berdiri didepannya dengan sebuah gelas berisi teh hangat ia menatap langit lepas menghitung beberapa bintang yang nampak berkurang, beberapa saat terlihat air matanya yang menetes, dalam diamnya sesaat memejamkan mata, mencoba merasakan ketenangan yang semakin surut dihatinya.
Apa ada yang salah dengan diriku? Ayah, aku merindukanmu.
Jauh dalam pejamnya, tiba tiba mila merasakan kehangatan, sebuah tangan yang memegang pundaknya, "kak mila kenapa belum tidur"? Tanya gadis itu lembut. Mendengar suara shinta mila hanya menoleh kearahnya & tersenyum.
"Kakak menangis"? tanya shinta membelai lembut rambut mila. Mila menatap kembali bintang yang berada diangkasa ia menarik nafas dengan perlahan kemudian mengeluarkannya secara lembut.
"Entah mengapa aku sangat merindukan ayah, shinta" jawabnya kemudian.
"Lebih baik sekarang kita tidur, besok pagi pagi kakak hubungi paman".kata Shinta
Kini keduanya melangkah keranjang yang ada dikamar mila. Keduanya berbaring diranjang yang sama
Shinta yang melihat mila masih tak memejamkan matanya, kembali menenangkan mila, hingga kini keduanya terlelep dalam tidur.
*****
Jangan lupa vote & commentnya ☺
Sampai jumpa di part selanjutnya.....
Jum'at, 13 Mei 2016
@Albatros_Kml
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Kisahku [END]
RomanceKetika hati telah memilih maka siapapun takkan bisa mencegahnya, karena ketika hati sudah berbicara, ia melumpuhkan segala pikiran yang ada. Ya, kini aku menemukannya. Aku tak pernah tahu bagaimana dia, rupanya seperti apa & senyumnya. Yang aku tahu...