*Chanyeol pov*
"Gwenchanayo?" Ucapku pelan lalu duduk disampingnya. Tapi...Aku tak tau kalau kehadiranku membuatnya terkejut. Aku hanya bisa tersenyum kecil. Ia menjauh dan hampir saja melempar es batu yang digenggamnya ke arah wajahku. Tapi untung saja aku segera memegang tanganya dan menahannya.
Kenapa ia terkejut sampai seperti ini? Apa aku hantu? Atau... ia terkejut karena melihat wajahku yang tampan mendekatinya? Aku tau aku memang tampan dari ke5 temanku. Tapi untung saja wajah tampanku ini tak ternodai karena lemparannya.
Mwo? Ternyata aku tak sadar telah memegang tangannya. Ku tatap dia begitupun juga dengannya.
Deg... Deg... Deg... ku rasakan detak jantungku yang tiba - tiba tak beraturan dan berdetak dengan cepat.
Suasana hening dalam kondisi saling tatap. Kenapa dalam kondisi seperti ini?
1 menit... aku mulai melihat pipinya yang memerah.
"Mwo? Wae?" Ucapku lirih tapi bisa didengarnya. Tanpa kusadari, tangan kananku perlahan mendekat kepipinya dan memegang. Aku yakin dia saat ini sedang menatapku.
Ia yang tersadar dari lamunannya lalu menarik tangannya dan menjauh dariku. Aku lupa melepaskan tangannya tadi. Babbo Chanyeol.
Matanya terus berkedip tak tenang. "Wae?" Ucapnya gugup tanpa menatapku.
"Anniya, hanya saja pipimu... kenapa jadi memerah semua ? Bukankah yang sakit pipi kirimu?" Ucapku yang pastinya gugup atas kejadian tadi.
"Ehm? Pipi?" Ucapnya lirih memegang pipinya "Pipi kiriku memerah karena kau babbo!" Bentaknya.
"Mwo?!" Dan pastinya aku terkejut. Karena diriku? Wae?
"Andwe! Maksudku karena... sudah dari sananya. Jangan salah paham!"
"Kau ngapain ada disini?" Lanjutnya
Ku taruh kepalaku diatas meja lalu menatapnya. "Lalu kenapa kau juga ada disini?"
"Sudah tau aku membawa es batu, dan pastinya untuk mengobati pi-" ia menggantung kalimatnya lalu terdiam. Aku tau kau sedang apa Han Jeon...
"Aku kesini karena melihatmu disini. Dan jangan ge'er dulu, karena aku didapur juga ingin minum. Tapi karena melihatmu kesakitan, aku jadi tak ada niatan untuk minum lagi." Ucapku.
Ia hanya menatapku sebentar lalu memajukan mulutnya. Setelah itu kembali fokus pada lukanya.
"Apa itu sakit?" Tanyaku
"Hem..."
"Sesakit apa?"
"Ehm... sesakit ketika kau mengingat masa kecilmu yang suram."
"Yang suram? Sesuram apa?"
"Kau banyak tanya Chanyeol ssi!... Memang kau belum pernah ditampar oleh orang tuamu atau pacarmu?"
Aku menggeleng, "Orang tuaku sangat menyayangi anaknya yang tampan dan lucu ini. Dan soal pacar, aku tak pernah ditampar karena aku adalah orang yang romatis." Jelasku dengan senyuman yang manis. Dia menaikkan alisnya dan sudut bibirnya.
*Han Jeon pov*
"Tampan dan lucu? Aish, kau terlalu kepedean Chanyeol ssi... Kau bilang begitu karena kau belum punya pacarkan?" Ucapku. Konyol sekali kalau ia tak pernah ditampar."Yak! Aku sudah punya mantan, Dan itu banyak. Ya itu karena ketampananku. Kau jangan pernah meremehkanku eoh... Jujur saja, aku tak pernah ditampar karena tak pernah melakukan kesalahan." Ucapnya yang masih menaruh kepalanya dimeja. Ia menatapku dan tatapannya seperti mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXO Lost In Indonesia
FanfictionGadis remaja asal Indonesia, bernama Kim Han Jeon. Hidup sendiri di rumah yang terbilang sangat besar, tanpa keluarga karena keluarganya yang sibuk. Suatu hari, ia bertemu dengan 6 namja yang kebingungan dan ketakutan. Kehidupannya berubah sedikit d...