fourth Moment

39 3 0
                                    

Hari-hari terlewat begitu saja . Semakin hari Gilang selalu memberiku sebuah kejutan manis dengan perubahan sikapnya yang berangsur-angsur berubah . Dia bukan lagi manusia dingin yang selalu memasang wajah datar pada teman-temannya apalagi sekarang dia sekarang mulai kembali belajar dengan giat , ia kembali ke jalan yang ia tempuh dulu .

Kini Gilang tidak bersikap dingin lagi ke teman-temannya.   Yaa... Walaupun sedikit sikap dinginnya masih nampak.

Aku sengaja datang 15 menit sebelum bel masuk karna aku tau Gilang akan datang di menit-menit kritis seperti  ini , karna dia bilang Bu Helen tidak mungkin keluar dari ruang guru saat beberapa menit sebelum bel masuk .

Suara mesin motor yang sangat ku kenal mulai terdengar bergema di lorong-lorong yang terlihat sepi hari ini . Aku sengaja berbalik badan untuk memastikan kehadiran orang yang ku terka dalam hati benar muncul adanya atau tidak .

itu Gilang .

Dia terlihat sedang melepas helmnya dan merapikan rambutnya yang nampaknya rusak karna helm yang ia kenakan . Dia selalu bisa menggugah hati kecil ku .

Sampai saat ini aku masih belum bisa mendefiniskan perasaan yang sedang menjangkit diriku setiap kali bertemu dengan Gilang . Aku hanya membiarkannya semua berjalan seperti air , dan aku hanya bisa percaya jika semua ini nantinya akan ada jawabannya .

" Anyaa." sapa Gilang dari jauh.

Aku melambaikan tangan kearahnya , membuat dia jalan lebih cepat menghampiri ku.

" Gilang sekarang deket banget Nya , sama lo. Bikin Envy aja." beringsut Agnes sambil meminum Jusnya. Kehadiran Agnes dan Evelyn yang sama sekali tidak aku sadari membuat ku sedikit terkejut .

Aku menautkan kedua alis ku , dan tertunduk.

" Hai Nya , Nes , lyn." ucap Gilang yang sudah berdiri di hadapan kami bertiga.

Agnes dan Evelyn saling bertukar pandang , sambil melambaikan tangan dengan lesu dan terseyum kearah Gilang.

" Baru dateng Lang?." kata ku  , Ia mengangguk

" Ke kantin yuk Nya..."  ujar Gilang seraya memainkan rambutnya .    Agnes mengedipkan matanya beberapa kali kearah ku , seperti memberiku sebuah tanda agar aku mau menyetujui ajakannya .

"  Kebeneran banget Vanya ngajakin kita kesana."   Ujar Evelyn cepat membuat ku membulatkan mata ku kearah mereka .

" Yaudah , kita kesana bareng aja ."  Tukas Gilang . Agnes dan Evelyn mengangguk bersamaan .

Kami berempat berjalan beriringan ke kantin yang biasa kelas kami datangi . Sebenarnya disini ada banyak kantin yang buka , tapi kekuasaan kami berada di daerah Bu Kotjo dan Bu Atih yang terletak di pojok kantin .

" Gih pesen makanannya Lang !."  titah Agnes .

Gilang menautkan alisnya , seraya mengangguk-angguk .

" Bagus yaa nyuruh-nyuruh !."   sindir Gilang yang di tujukan pada Agnes .

Agnes terkekeh geli karna melihat ekspresi .

"  Ya iya lah , secara jelas lo laki sendiri kita bertiga . Lo kalah jumlah." 

Gilang mendengus , "  Terserah lo deh ya." 

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang