21st moment

18 2 0
                                    

Gilang tiba di sekolah setelah beberapa hari ia menghilang dari permukaan Panglima.  Seluruh siswa yang sedang bersenda gurau di lapangan mulai menghentikan aktivitasnya beberapa menit saat Gilang muncul di hadapan mereka - Gilang melangkah masuk ke ruangan guru , mencari Bu Airin - Tante yang juga selaku pemegang sekolah Panglima.

" Gilang !." seru Bu Airin yang langsung menyambut Kehadiran Gilang di ruang guru.

" Ayo.. Kita ke ruang ibu sekarang."

Bu Airin menggiring Gilang ke ruangannya . Gilang menyusuri setiap sudut lapangan , tapi ia tak menemui gadis pujaannya.

" Duduk lang !."

Gilang mengikuti perintah Bu Airin .

" Gimana Bunda? Udah sehat?." Tanya Bu Airin.

" Bunda di singapore." Balas nya singkat.  ,  " Oh gitu , kamu mau ujiannya satu hari satu atau di langsungin semua?." tanya Bu Airin lagi.

" Apa aku terlihat bodoh ! Karna tidak pernah mengikuti beberapa mata pelajaran?." Bentaknya.

Gilang sangat sensitif hari ini , entah karna ia memang lelah karna ia baru tiba di Indonesia beberapa jam yang lalu atau karna alasan lain yang menghimpit pikirannya .

" Bukan Gitu maksud Tante , Kamu kan capek abis dari singapore mungkin kamu mau istirahat dulu atau gimana. Bukan maksud tante mau ngerendahin kamu Lang !." Jelas Bu Airin.

Gilang bersandar di sofa empuk yang ada di ruangan tante nya.

" Maaf Tan ! Aku mau sekaligus aja." Pinta Gilang.  Bu Airin mengangguk , menyiapkan soal dan lembar LJK untuk Gilang.

Gilang mencoba memfokuskan otak nya , agar ia bisa menjawab soal-soal yang akan di ujikan dengan tepat dan benar.

Setelah hampir 5 jam setengah Gilang berhadapan dengan soal-soal yang membuat kepalanya pusing , akhirnya Gilang selesai dan cepat-cepat keluar dari ruangan tantenya itu. Tanpa berpamitan lagi , 

ia langsung merapikan alat tulisnya dan memasukannya ke dalam tas kemudian pergi . Sebelah tali tas Gilang ia biarkan menyangkut di bahunya , ia berjalan dengan gagahnya menuju ke ruang kelas nya di lantai dua. Setiap siswa menatap Gilang dengan tatapan lain , ia hanya memperdulikan dirinya sendiri bukan orang lain.

Wahyu dan kawan-kawan langsung berlari menghampiri Gilang yang baru saja sampai di anak tangga terakhir.

" Laaaang...!!." seru Arga yang menyadari terlebih dahulu keberadaan Gilang - Gilang menoleh kearah suara yang meneriakan namanya.

Tangannya yang masih di perban akibat kecelakaan waktu itu.

" Lang , lo kenapa?." Tanya Wahyu.

" Gapapa."

" Kelas yok Lang !." ajak Diko yang menarik tangan Gilang dengan kencang.

" Sakit bego !." ucap Gilang yang langsung menepak tangan Diko. Diko langsung melepaskan pegangan tangannya.

" Maap Lang !."

Gilang dan kawanannya berjalan menuju kelas X Ipa 1 - mereka menyusuri setiap kelas yang terlihat ramai karna hari ini merupakan hari bebas belajar setelah Ujian. Gilang rasanya belum siap bertemu dengan Vanya dengan kondisi seperti ini , ia pasti akan menghujani Gilang dengan ribuan pertanyaan. Belum lagi masalah Gilang tak pernah membalas atau mengangkat telepon dari Vanya - Gilang melakukan itu semua hanya untuk melupakan Vanya yang sangat ia cintai . 

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang