14th Moment

27 0 0
                                    

2 hari terakhir untuk persiapan acara pelepasan anak kelas 12 . Semua perwakilan masing-masing kelas  nampak nya  sudah mempersiapkan diri dengan baik.

Begitu juga dengan aku. Ya , walaupun judul lagu yang nanti ku nyanyikan akan lebih bebas karna aku hanya penyumbang bakat seni untuk persembahan terakhir kepada kakak kelas , itulah persyaratan yang ku berikan pada Wahyu waktu ia mendata ulang pengisi acara untuk perpisahan kakak kelas .

Aku duduk menyendiri di aula seni -  belum ada satu orang pun yang datang ke aula seni ini , tidak Wahyu atau pun pengurus yang lain. Mereka nampaknya masih berkumpul di ruang osis untuk rapat atau apalah yang mereka sebut itu . Yang jelas aku sangat benci kesendirian ini .
Aku mengacak - acak tas ku untuk mengambil Smartphone ku , dan earphone .  Jemari ku mengutak - atik daftar lagu yang ku punya saat itu dan sebuah lagu mulai mengalun di telinga ku , kata per kata mampu membelai hatiku yang sedang kalut ini.

Lagu Tahu diri milik Maudy Ayunda terus mengalun -  pikiran ku memutarkan kembali bayang - bayang tentang Gilang . Hatiku semakin tak menentu , ada sesuatu yang sepertinya hilang dan berhasil Gilang kembalikan. Dengan dirinya , aku bisa merasakan kebahagiaan lebih , percaya dengan seseorang dan merasa lebih di unggulkan di banding yang lain. Entah , itu hanya perkiraan ku yang sangat tinggi atau memang kenyataan nya itu yang terjadi .

Aku menopang wajah ku dengan lututku yang tertekuk.

Seakan aku tak bisa lepas dari bayang Gilang yang terus menempel di otak ku . Wajahnya yang sempurna , di tambah dengan lesung pipi membuat pesona yang Gilang miliki sangat sempurna , bibir nya yang berwarna sedikit pink membuat aku sangat ingin menciumnya .

Aku menghela napas , dan membenamkan wajahku diantara lututku .

" Duuh..Anya , Mimpi lo ketinggian ! Gue yakin dia ga suka sama gue !." gumam ku sendiri.

" Ehm !."

Suara seseorang dari balik tubuh ku , membuat hati ku sedikit mengecil .

Mati gue ! Malah tadi gue ngomong kenceng banget 

Aku merutuk pada diriku sendiri - Sedikit keraguan aku menoleh ke sumber suara , aku mengulum bibir ku , berusaha menarik kata-kata ku kembali jika itu bisa.

" Arga?." seru ku , Arga berjalan sambil bergaya membuat ku menahan tertawa ku.

Ia langsung duduk di sebelah ku ,menatap ku membuat ku geli dengan Arga.

Aku langsung meninju perut Arga ringan , dan Arga meringis kesakitan.

" Sakit Nya ! Buseeng sadis banget lo."  Protes Arga

" Lagian lo jalan kaya apaan tau !."

Arga mengangkat kedua alis nya.

" Bilang aja emesh lo ngeliat gue Nya."  goda Arga dengan menaikan sebelah alisnya

" Diih... Emesh sih ngga cuman eneg gue liat lo kaya tadi."

" Iiih...Anya , lutu deh lutu." goda Arga yang berniat mencubit pipi ku

Aku mengepalkan tangan ku dan menunjukannya di depan wajah Arga.   Kami berdua , tertawa sampai perut ku sakit karna ulah Arga yang kocak.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang