20th Moment

17 3 0
                                    

Beberapa hari kemudian



Aku melangkah kan kaki ku di lorong pertama , sembari mencari-cari nomor ruang ujian ku di setiap kelas.  Kaki ku terhenti di kelas yang dulu nya di tempati oleh kelas 12 Ips 2 . Aku mencari nomor meja ku yang tertera di denah duduk peserta ujian hari ini .

" Nih Dia !."  seru ku - aku langsung bergegas masuk ke dalam ruangan.

Aku mengecek smartphone ku , sebelum ujian di mulai tapi tak ada satupun notifikasi Line dari Gilang , sejak beberapa hari terakhir ia menghilang tanpa kabar apa pun dari hidup Vanya . Bahkan Gilang juga terlihat menjauhi nya tanpa sebab. 

Ia bagaikan bayangan di siang hari , sekejap ada sekejap tak ada.

Aku memeriksa lagi denah duduk hari ini , ku urutkan satu per satu nama peserta di ruang ujian itu.

Dan aku menemukan nama Gilang tertera di denah duduk ruang 5.

" Gue seruangan sama Gilang? Tapi tumben ko dia belum dateng."  gumam ku sendiri -  aku kembali ke dalam ruangan dan membuka buku pelajaran yang akan di uji kan hari ini.

Sembari menunggu Gilang datang.

Tak lama kemudian , Fariz masuk ke ruangan yang sama dengan ku .

" Riz !."  panggil ku - Fariz menoleh kearah ku.

" Gilang mana?."  Tanya ku , Fariz menghela napas panjang.

" Ga tau ."  balasnya singkat . Fariz mengeluarkan buku pelajaran sambil memakai headphones.

" Aneh."  pikir ku - aku melanjutkan kegiatan ku lagi .

Dan tak lama kemudian Arga memasuki ruangan , ia tak menatap ku sama sekali. Arga seakan-akan tak menganggap keberadaan ku.

" Arga.. Gilang mana?." Tanya ku .

Tetapi , Arga hanya mengangkat bahunya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.  Semua orang seakan merahasiakan keberadaan Gilang dari ku.

Hari ini juga semua orang nampak berbeda dengan ku.  Semua orang terlihat menjauh dari ku , tanpa ku tau sebabnya.

Aku mencoba menghubungi Gilang-  ke semua kontak Gilang yang ku punya .
Namun , tak ada satu pun jawaban . Puluhan Chat dan pesan singkat yang ku kirimi pada Gilang pun belum ada respon apa pun dari nya.

(Bel berbunyi)

Bel masuk telah berbunyi -  itu menandakan ujian siap di mulai . Beberapa anak di ruangan ku sudah menempati tempatnya masing-masing , tapi hanya satu kursi yang masih kosong - Ya , kursi milik Gilang masih terlihat kosong.

" Gilang ga mungkin bolos !."  pikir ku - Dewi batin ku serasa kehilangan gairahnya . Aku mencoba menenangkan pikiran , agar ujian ku tak terganggu.

Bu Airin selaku kepala sekolah , rupanya mendapat jatah mengawas ruangan ku hari ini .

" Doa dulu sebelum ujian di mulai. Arga pimpin cepat !."  perintah Bu Airin.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang