29 th moment

18 2 0
                                    

" Nya... Ayo cepet !."   Agnes langsung menarik ku menuju mading.

Semua murid kelas 12 berkumpul dan melihat hasil kelulusan mereka , sekaligus pemberitahuan penerimaan siswa yang di pilih di Universitas yang mereka inginkan. Aku dan Agnes menerobos barisan murid laki-laki di depan , dan langsung mengurutkan nama ku di papan mading yang mendapat urutan pertama sebagai murid yang mendapat hasil ujian nasional tertinggi.

" oh my God ! Anya ,Congrat's !."  

Agnes langsung memeluk ku erat-erat ,sambil berseru kegirangan . 

Tak lama Gilang datang dengan rombongan anak Barbadoz.

" Widiiih...Gilang ! Selamet ya Coy."  Seru beberapa orang yang mengucap selamat kepada Gilang yang berhasil menduduki posisi kedua .

Tak lama kemudian ,Gilang berdiri di depan ku dengan senyumannya seperti biasa.

"  Selamat ya Nya.. Atas keberhasilan lo , masuk di Universitas terbaik di Singapore."  Ucapnya sambil memberikan tangan padaku.

Aku menatap tangan Gilang , kemudian menatap dirinya dengan tatapan tajam  - ia langsung buru-buru menariknya dan memasukannya ke dalam saku.

" Selamat ya Lang ! Lo keterima di Universitas terbaik di Jepang , dapet beasiswa lagi keren."  Seru Agnes sambil menepuk lengan Gilang.

" Udah yuk Ah balik !."   kata ku - aku langsung menarik tangan Agnes dan memaksanya untuk meninggalkan obrolan nya dengan Gilang.

Aku merasakan jika bola mata Gilang masih menatap kearah ku . Tapi , aku sama sekali tidak ingn melihat dirinya lagi di hidup ku .

" Apaan sih lo Nya ! ."  kata Agnes yang langsung memberhentikan ku.

" Lagian lo kenapa coba , ngejauh gitu dari Gilang."   lanjutnya kesal.

" Gapapa !." kata ku dengan penuh penekanan. Aku mengembuskan napas kesal , setiap kali pertemuan ku dengan Gilang . Ia selalu berhasil membuat emosi dan batin ku melonjak dengan perasaan yang berlainan. 

" Terserah ! Tapi , gue mau nginep dirumah lo nati malem sebelom lo berangkat ke singapore . Dan gue mau lo ceritain semua !."  Ujar Agnes.

" Tapi..."

" Ney..ney.. Lo ga boleh ngelak."  potong nya Cepat.

Aku hanya mengangguk kan kepala ku , Agnes tidak akan memberiku kesempatan untuk mengelak jika aku bersikeras melakukan itu semua .

....

Waktu menunjukan pukul 8 malam ,
Aku duduk di balkon kamar ku yang menghadap ke jalan , sambil menatap bintang dan bulan yang mulai di telan awan gelap.

Sejenak aku teringat pesan yang Gilang kirimkan kemarin.


 " Nya... Besok terakhir. Gue harap lo dinner sama gue setelah party kelulusan."  .


Aku menyandarkan kepala ku ke tembok sambil memegang cangkir coklat panas dengan kedua tangan ku. Rasanya sulit memang menghapus bayangannya dalam satu kejapan mata . Dia terlalu membuat setiap hari ku ini lebih berharga . Kehadirannya bisa membuat semua waktu di hidup ku berguna .

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang