Suasana malam ini rasanya lebih sunyi daripada malam kemarin ketika aku masih berada dalam kurungan. Entah memang seharusnya begitu karena aku berada di klinik atau memang orang-orang sedang tenang malam ini.
"Hermione, kita harus keluar dari sini." Ucapku setelah aku menghabiskan makan malamku. Nafsu makanku sepertinya tidak berubah meski telah mengingat hal yang traumatis bagiku.
"Jika kami tahu caranya, kau bahkan tidak akan bertemu dengan kami disini,"
Hermione menjadi lebih lunak padaku sejak kejadian kemarin. Sedikit menyenangkan, namun juga sedikit aneh rasanya.
"Itulah mengapa. Kalian para muggle sangat tidak praktis. Kita penyihir, Hermione. Kita bisa melakukan apapun." Tukasku. Hal ini seharusnya akan lebih mudah dengan kemampuan kami sebagai penyihir. Tapi sepertinya Hermione sudah kehilangan jati dirinya, atau lebih tepatnya kembali ke jati diri lamanya, tidak lebih daripada seorang muggle.
"Ingatan kejadian itu saja tidak cukup untuk membantumu. Jika benar kau seyakin itu, kau harus berusaha keras untuk mendapat ingatanmu lainnya. Yang benar-benar bisa membantu kita pergi dari sini."
"Aku sudah menemukannya. Meski tidak mengingatnya secara langsung. Lelaki bernama Draco ini cukup membantu. Aku hanya perlu menemukan cara untuk melakukan apparatus sendiri, atau pilihan terakhir, aku akan harus mencoba untuk menghubunginya lagi." Kata-kata yang keluar dari mulutku sangat lirih. Aku ragu Hermione mendengarnya. Tapi memerhatikan hembusan nafas dan ekspresi seriusnya aku menjadi lebih yakin bahwa ia memahamiku.
Dari sini aku menjadi terpikir, bahwa tidak ada gunanya bergantung pada orang lain. Para muggle ini tidak berguna. Mereka bahkan telah menghabiskan waktu 3 tahun disini tanpa hasil yang signifikan. Jelas mereka tidak dapat diandalkan. Sepertinya tidak ada cara lain bagiku selain untuk mengasah kembali kemampuan sihirku.
Masalahnya, tempat ini sangat dijaga dengan ketat oleh aku-tidak-tahu-siapa dan instingku mengatakan mereka adalah ancaman, yang menempatkan kami disini. Timbul kekhawatiran bahwa akan ada masalah kalau aku secara terang-terangan menggunakan sihir.
Tanpa sadar aku bangun dari tempat tidur dan berjalan menyebrangi ruangan berulang kali sambil memikirkan rencana yang bisa kulakukan.
"Minimal aku harus mengingat beberapa mantra dulu," bisikku pada diriku sendiri.
"Apa yang kau rencanakan sekarang?" sahut Hermione.
"Pergilah."
Hermione menurutiku tanpa protes, meski bukan karena segan melainkan sudah kelewat kesal dan malas menghadapiku. Harus kuakui aku memang kasar, tapi mereka pantas mendapatkan itu atas ketidakbergunaan mereka.
"Aguamenti, obliviate, legilimens... Apa yang menjadikan mereka mantra?"
5 menit...
10 menit...
"Bagaimana aku bisa tahu ini mantra?"
20 menit...
2 jam...
"AAAAAAHHHHHHHHG!!!!!" teriakku frustrasi.
Pintu klinik terbuka dengan kasar dan menampakkan Newt di ambangnya dengan muka khawatir.
"Meredith?"
"Pergi kau!" Perkataan yang keluar dari mulutku entah mengapa lebih lembut daripada ketika aku mengusir Hermione tapi cukup untuk membuatnya nampak terluka.
"I- iya, baiklah," Newt pun pergi dan kembali menutup pintunya.
"Gadis itu sudah gila!" Terdengar ucapan seseorang dari luar. Aku melirik ke sumber suara dan mendengus. Aku tidak boleh teralihkan, dia harus fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught Pureblood || TMR X HP
Fanfiction"Dunia sihir jauh lebih aman daripada dunia muggle. Jangan pernah pergi ke dunia muggle!" "Siapa juga yang mau pergi ke dunia muggle bodoh itu," Namun akal sehat telah terkalahkan dengan ego hormonal remaja. Hingga salah satu dari mereka harus meng...