"Gwen?"
"Bukan. Itu bukan namaku. Jika tidak tahu kau lebih baik diam saja, filthy mudblood." jawabku pelan dan dingin, lebih seperti cibiran. ugh, aku benci ini. tidak bisakah dia diam saja? seandainya aku bisa membuatnya diam, mungkin membuat lidahnya melekat diatas langit langit mulutnya akan benar benar membantu untuk saat ini.
"Apa? Filthy mudblood katamu?" suaranya meninggi dibarengi dengan kerutan di dahinya. jelas saja. seharusnya hanya dengan kata 'filth' dan 'mud' dia sudah tahu apa maksudku, duh. apakah semua muggle sebodoh ini? atau dia berpura pura bodoh? tidak, dari mukanya saja sudah terlihat jelas dia tidak bepura pura bodoh. kau tahu maksudku, haha.
putaran bola mata dan hembusan nafas kesal menjadi satu satunya jawaban yang kuberikan padanya, mengantisipasi obrolan kami menjadi lebih panjang. maksudku, aku tahu aku baru saja tiba disini, tapi ini semua benar benar memuakkan. seperti, i've done with these shits.
tapi tetap saja, hari ini tidak seketika terhenti ketika aku menginginkannya. tidak terhenti ketika aku berhasil membuatnya berhenti berbicara. tidak benar benar berhenti berbicara, memang. Newt, entah bagaimana tidak keberatan dengan attitude yang kuberikan padanya. hingga akhirnya dia berhenti berjalan, memperhatikan 3 atau 4 orang mengangkat kayu bakar dan menumpuknya tepat ditengah lapangan glade. dia diam hingga aku berbicara.
"Kenapa mereka menumpuknya disana?" tidak ada niatan buruk sedikitpun terselip dalam pertanyaanku kali ini. aku menengok dan menunggu jawaban darinya. sebelum menjawab Newt juga menengok ke arahku.
"Bonfire. Kami mengadakannya setiap kali seorang new greenie datang. Jadi, bisa dibilang bonfire kali ini adalah pesta penyambutan kedatanganmu" Jelasnya singkat. reflek aku mengangkat tanganku dan memutar bola mata untuk keseribu kalinya hari ini. "merlin, maksudku, seperti apa bonfire itu? seperti pesta, kah? atau apa?"
Dia tertawa pelan melihatku seperti itu. hell, apa yang lucu coba. "Oh, yeah. Yeah, seperti pesta. Dengan api unggun di tengah tengah pesta. kau sudah tau bagaimana api unggun, kan?"
"God-"
Jadi seperti ini yang mereka namakan api unggun? Para muggle itu membuat tumpukan kayu dan kemudian membakarnya hingga membuat api yang cukup besar.
"Hei, greenie" terdengar seseorang berseru dari arah belakang ketika aku sedang memperhatikan api unggun besar di depanku dengan kepala menengadah.
"Hei" ulang entah siapapun itu, suaranya jelas mendekat kearahku. Sementara mataku tetap terpaku pada pada api. Barulah saat seseorang menepuk pundakku, aku menengok kepalaku ke arahnya. Tanpa mengatakan apapun lagi, orang itu duduk di sampingku.
"Namaku bukan greenie. Sebaiknya kalian semua ingat itu." Kataku sebelum dia sempat mengatakan apapun. Mulutnya terbuka sedikit kemudian kembali menutup, tapi kali ini dia langsung tersenyum dan terkekeh pelan.
"Kau belum ingat namamu, kan? Jadi, kami akan memanggilmu greenie sebelum kau mengingatnya" Seorang muggle, tentu saja. Berambut hitam, entahlah, aku tidak terlalu bisa mendeskripsikan seseorang. Kekehannya mereda menyadari aku masih mentapnya dengan muka datar.
"Thomas" Terlihat dia mengulurkan telapak tangannya untuk berjabat denganku. Dengan sedikit terpaksa kujabat tangannya.
"Siapa?" Keningku sedikit berkerut, menatapnya dengan tatapan tertarik yang dipalsukan.
"Thomas" Ulangnya dengaan suara lebih keras. "Kurasa Newt sudah mengenalkanku padamu tadi?"
Aku terkekeh pelan sebelum menjawab perkataan Thomas. "Siapa peduli." Kuakui itu memang tidak lucu. Tapi melihat mukanya yang konyol itu aku sangatlah puas.
"Come on, greenie. purist tidak berlaku disini." Suara menyebalkan itu terdengar dari samping Thomas, membuat kami berdua serentak menengokkan kepala. Tawaku terhenti seketika, digantikan dengan keluhan kesal dan putaran bola mata.
"Bisakah kalian memakai kata kata yang sekiranya kami mengerti? Please.." Newt mengerutkan alisnya seraya duduk disamping Thomas, diikuti oleh Hermione.
"Lupakan, Ne-"
Terdengar suara sesuatu yang terjatuh dan diikuti sorakan keras dari arah seberang sebelum Hermione selesai menyelesaikan kalimatnya.
Diantara kami berempat yang duduk disana, ekspresi Newt dan Thomas seketika berubah menjadi bersemangat sebelum mereka bangkit dan berlari ke arah sumber suara.
"Eh- tunggu. Ada apa? Mereka kemana?"
"Yah... Mereka memulainya lagi." Sahut Hermione sambil berdiri "Ayo!" Dia memiringkan kepalanya sedikit dan berjalan ke arah yang sama dengan Thomas dan Newt tadi.
Terlihat kerumunan para gladers yang bersorak penuh semangat. Namun diantaranya masih terdengar jelas suara yang sama seperti sebelumnya. Seolah sesuatu yang berat dibanting ke tanah.
Aku yang penasaran segera menerobos kerumunan itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Saat berhasil, kulihat garis lingkaran yang ditengahnya terdapat dua orang sedang beradu.
Seakan kalut dalam euforia sekitar, aku ikut bersorak menyemangati laki laki berkaus biru. Bahkan orang yang tidak aku kenal. Entah kenapa aku menikmati suasana ini.
"Ayolah! Kau bisa mengalahkannya! Kaus biruu!!!" Teriakku tidak bisa tinggal diam. Tanganku ikut bergerak-gerak ketika aku bersorak.
Kemudian sesuatu yang tidak pernah disangka oleh siapapun terjadi. Lawan dari laki laki berbaju biru itu, yang memakai kaus pendek berwarna coklat terang tiba tiba saja terlempar jauh. Sempat menubruk gerumbulan penonton di belakangnya. Dan lagi, orang yang tertubruk itu ikut terpental beberapa meter ke belakang.
Semua terdiam, tidak ada yang tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Jelas jelas semua melihat bahwa laki laki berbaju biru tadi bahkan belum sempat menyentuh baju coklat itu sama sekali karena dia baru saja terjatuh dan berusaha untuk bangkit lagi.
Orang lain di sekitar baju coklat itu membantunya bangkit. Sambil memegang dadanya, dia meringis kesakitan dan terbatuk batuk.
Disisi lain aku merasakan tatapan seseorang dari arah kiriku. Ketika aku menoleh, Hermione menatapku, seakan berkata, apa yang telah kau lakukan?
Aku tidak berkutik, berusaha mencerna tatapan Hermione yang seperti menyalahkanku ketika aku bahkan tidak berbuat apa apa.
Akhirnya satu persatu dari mereka membubarkan diri setelah baju coklat dibawa masuk ke salah satu pondok yang berada tidak jauh dari tempat ini.
Tiba tiba seseorang menepuk pundakku. "Kau sebaiknya segera beristirahat, kau terlihat lelah" Katanya.
Aku hanya mengangguk linglung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught Pureblood || TMR X HP
Fanfic"Dunia sihir jauh lebih aman daripada dunia muggle. Jangan pernah pergi ke dunia muggle!" "Siapa juga yang mau pergi ke dunia muggle bodoh itu," Namun akal sehat telah terkalahkan dengan ego hormonal remaja. Hingga salah satu dari mereka harus meng...