Lelaki bermata sayu ini berniat untuk lari pagi keliling komplek dengan ketiga teman nya itu, meskipun ini sudah jam sembilan pagi. Tak ada yang bisa ia kerjakan di hari libur seperti ini, waktu jenguk Cia sekitar jam satu siang, jadi ia akan menjenguk nya nanti.
Saat sedang asik dengan aktifitas nya itu, Alex melihat wanita di seberang sana yang masih asing di mata nya.
Alex terus menatap nya sampai akhirnya wanita itu pun ikut menatap dirinya juga, Alec mengembangkan senyum tipis nya saat wanita itu tengah memperhatikan dirinya juga.
"Inget Indah!" Alpin menepuk bahu kiri Alex.
Alex tersadar lalu kembali lari kecil mensejajarkan dengan Ale yang sudah berada lumayan jauh di depan nya.
"Nanti mau jenguk Cia gak, Le" Tanya Alex, membuat Ale terdiam lalu tersenyum.
"Gue mau ngasih sesuatu ke dia" Jawab Ale.
"Njir, gue nanya apa lo jawab apa. Emang mau ngasih apaan?" Alex.
Ale hanya tersenyum. Lalu ia merogoh saku celana nya, dan jemari nya mulai mencari aplikasi skype. Ia harap Cia sudah bangun.
Tanpa menunggu lama, wajah Cia sudah terpampang jelas di Layar handphone milik nya.
"Kenapa Le?" Tanya nya sambil memakan buah apel.
Entah kenapa Ale terus tersenyum memperhatikan Cia yang tengah memakan Apel nya itu.
"Udah makan nasi?" Tanya Ale.
Cia mengangguk sambil memakan kembali apel nya itu.
"Ntar aku ga bisa jenguk kamu dulu yah" Ucap Ale yang membuat Cia berhenti mengunyah apel nya itu.
"Aku ada kumpul sama anak-anak skate. Kamu gapapa kan?. Aku juga udah lama ga skate" Lanjut Ale.
Mata Cia tidak lagi menatap layar handphone nya, ia menatap ke luar jendela rumah sakit sambil mengunyah. Seolah-olah ia tidak peduli dengan Ale.
"Yaudah aku tutup yah. Bye" Kata Ale yang langsung memutuskan sambungan nya.
Ale tertawa kecil melihat ekspresi Cia tadi. Sementara ketiga teman nya hanya menggeleng heran melihat Ale seperti itu tadi. Mereka pun bingung apa yang di lakuin Ale nanti.
"Tega lo, Le" Verrel.
"Kalo gue jadi Cia, gue pasti langsung bilang, yaudah sana gausah peduliin aku lagi sibuk aja terus sana sama temen-temen kamu" Timpal Alpin sambil memeragakan suara cewe.
Mereka pun hanya tertawa puas.
****
"Gue tau gue salah, gue nyesel ngelakuin ini semua. Gue emang bego bikin orang sampe kayak gini cuma gara-gara cemburu. Gak seharus nya gue kayak gini. Lo sayang sama Ale, begitupun sebalik nya. Seharus nya gue sadar itu. Tapi, gue malah egois. Toh, mau ngelakuin apapun juga Ale gabakal balik ke gue. Gue harap kalian bisa terus kayak gini." Ucap Gadis berwajah cantik ini yang sedang berdiri sambil terus menundukan kepala nya. Rasa penyesalan nya lah yang tengah menyelimuti diri nya.
Meskipun awalnya ragu untuk menjenguk Cia, tapi ia tetap harus mempertanggung jawab kan ini. Ia harus meminta maaf pada Cia. Ia harus mengakui kesalahan nya.
"Gapapa Bel, gue juga tau lo sayang sama Ale jauh sebelum gue kenal Ale. Iya kan?" Bella, iya itu yang di maksud Cia.
"Ya tapi gue bodoh Ci, gue sayang sama Ale sampe segini nya. Bahkan sampe rela bikin orang luka" Ucap nya sambil terus menunduk tak berani menatap langsung mata Cia.
"Gue harap, cukup gue yang jadi korban. Jangan lagi" Pinta Cia sambil mengelus punggung tangan Bella. Bella pun memberanikan diri menatap Cia lalu tersenyum.
"Maaf Ci" Ucap Bella Lagi.
Cia hanya tersenyum lalu mengangguk.
Setelah cukup lama mereka berbincang-bincang, seorang pria mengenakan kaos putih dan celana jeans hitam beserta boneka beruang putih besar yang tengah di peluk nya, masuk ke ruangan tersebut.
Cia mengerutkan dahi nya. Sementara Bella, ia sangat tau betul kalau ini Ale. Meski masih ada rasa sakit, tapi sudah lah. Semoga saja Bella tidak membuat Cia dan Ale jauh. Semoga saja.
"Cia ini beruang nya" Suara dari belakang boneka beruang berwarna putih tersebut.
Cia hanya terbahak saat mendengar suara Ale dari belakang boneka tersebut.
Ale yang ikut tertawa kecil itu pun langsung menjauh kan boneka tersebut ke bawah, dan terlihat jelas Cia tengah tersenyum manis ke arah nya. Tapi, saat itu juga Bella ikut memperhatikan diri nya. Ale mendengus malas lalu mengalihkan pandangan nya lagi ke Cia. Dengan senyuman manis yang terlihat dari bibir Ale, ia memeluk kembali boneka tersebut.
"Ci. Sorry, gue harus pulang dulu yah" Pamit dari Bella yang di jawab oleh Cia dengan sangat lembut.
"Iya, lo hati-hati yah" Bella pun mengangguk saat Cia mengatakan itu. Lalu pergi keluar.
Ale menaruh boneka beruang besar itu di atas sofa yang ada di situ. Ia mengambil kursi untuk duduk di samping ranjang Cia.
"Dia ngapain?" Cia mengerti siapa yang di maksud 'Dia' oleh Ale.
"Dia minta maaf, terus dia juga ngaku kalo dia salah. Ya pokoknya gitu-gitu deh" Ucap Cia sambil tersenyum. "Kamu ngapain kesini?. Bukan nya lagi ada kumpul?" Lanjutnya.
"Mau aja di bohongin" Ledeknya sambil terkekeh.
Cia mengerut kan dahi nya sambil menatap tajam pria yang di hadapan nya itu.
"Kamu gak kaget gitu? Aku kasih boneka?" Tanya nya.
"Buat apa kaget?, toh kamu juga tadi ga kayak kejutan gitu hahaha. Mana bisa sih kamu kaya cowo-cowo lain. Kamu kan udah bawaan nya dingin,cuek,jadi gabisa lah" Cia sempat terbahak saat mengucapkan kata-kata itu. Jujur, meskipun Ale seperti itu, tapi itu sama sekali gak ngurangin rasa sayang Cia ke Ale.
"Oh gitu. Yaudah sama yang lain aja. Aku mau pulang dulu" Ale ingin beranjak dari tempat duduk nya. Tapi tangan nya di tahan oleh Cia.
"Udahlah lupain. Oh ya Le, sore ini aku Pulang. Kamu temenin aku yah sampe sore disini, soalnya Ayah sama Bunda lagi ada urusan keluarga gitu, Bang Rico juga lagi gabisa. Jadi karna kamu yang kesini, jadi harus nemenin. Kalo nggak? aku--" Cia.
"Aku apa?"
"Ngga deng" Cia menggeleng pelan.
"Iya aku temenin" Kata Ale sambil tersenyum manis ke arah Cia.
"Bawa boneka buat siapa dah? Segede gitu? Ntar siapa yang mau bawa?" Cia memasang wajah datar.
"Ribet sekali yah kamu ini, ntar aku yg bawain" Cia hanya terkekeh saat Ale mendengus malas.
Perbincangan yang cukup lama, membuat mereka semakin dekat. Tak ada status, tapi Ale berhasil membuat Cia nyaman. Tapi ini seharusnya tidak mungkin, di awal seorang Cia hanya menganggp Ale teman. Namun siapa yang tau kedepan nya gimana?.
****
Wattpad bedebu:'3 kangen wattpad:'( huhu.
Maaf udah ngilang gitu aja:( maaf baru ngelanjut sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope?
Teen FictionJujur saja Leticia selalu berbohong kepada Ale untuk mengatakan ia bisa tanpa dirinya, pada nyatanya tidak. Dan membayangkan Leticia sudah terbiasa tanpa dirinya. Tapi semua berbalik. Melawan rasa rindu sendirian, hatinya menjerit keras kala nama da...