duapuluhtiga

112 10 2
                                    

Author POV.

Gadis berwajah oriental ini berjalan menuju lorong kelas dengan muka sangat kusut. Bahkan melebihi benang kusut. Dia sama sekali tidak peduli dengan tatapan para siswa(i) yang tengah memperhatikan tampilan Cia saat ini. Ia memang sedikit beda hari ini, rambut yang biasa ia kuncir sekarang justru malah ia biarkan tertiup angin. Jalan dengan lesu, menundukan kepala nya. Hanya ada satu nama di pikiran nya, Ale.

Seharusnya pagi ini seperti biasa, Ale menjemputnya. Dan mereka berjalan samping-sampingan. Sesekali Ale menjambak pelan rambut Cia yang terikat kuda. Kadang juga Ale memanggil-manggil orang padahal dia sendiri pun ga kenal.

Oke cukup sudah, meskipun Ale gaada kabar 1 jam ini, tapi Cia mulai khawatir. Terlebih, dia tidak melihat batang hidung ketiga teman nya Ale. Di line pun tidak ada yang membalasnya.

Cia menaruh tas nya di atas meja dengan kasar, sontak membuat ketiga teman nya di tambah dengan Wawan,Toni,Ojipon yang berada di situ kaget. Bii, yang tepat duduk di samping Cia pun harus rela tangan nya terkena bantingan tas milik Cia tadi.

"Ashh" Bii mengelus tangan nya dengan cepat.

"Eh sorry gue ga sengaja Bii" Cia pun langsung ikut mengusap tangan Bii yang terkena tas nya tadi.

"Elah iya nyantai gapapa" Kata Bii.

"Lu kenape tong?" Tanya Toni saat Cia hendak duduk.

Cia hanya menggeleng.

"Tinggal cerita aja kenapa?" Ucap Indah.

Cia tidak peduli, dia langsung menenggelamkan kepala nya di atas tangan nya yg terlipat.

"Ehiyaa! Lo udah pada belajar Ndah? Bii? Nda? Ton? Wan? Ci-- yah orangnya lagi ngambek, nanti Jipon di gigit" Ojipon bergidik takut.

"Ulangan bahasa inggris kan? Elah kecil" Jawab Toni.

"Nah iye bener tuh, sekali kedip juga kelar" Timpal Wawan.

"Emang bisa Wan?" Tanya Manda polos.

"Bisa Nda, coba aja" Kata Wawan.

"Mau aja di bego-begoin sama Wawan" Indah Terkekeh.

"Gue si belajar semalem, ya kalian tau lah gue kan anak rajin" Bii mengibas poni nya.

Mereka hanya mendengus malas mendengar ucapan Bii, terkecuali Cia. Dia masih terus setia menggenggam handphone di tangan kanan nya. Ia berharap Ale mengabari nya.

Entah kenapa rasanya berbeda, Cia mulai khawatir dengan Ale.

Guru bidang studi Bahasa Inggris pun sudah berdiri tegap di depan kelas. Yang tak lain ada lah Mrs.Vey sendiri.

Lembaran kertas soal sudah di bagikan. Dan waktu mulai berjalan.

Tidak seperti biasanya, kali ini Cia mengerjakan soal bahasa Inggris dengan sangat sabar. Ya dia memang tidak mahir dalam bahasa inggris, tapi setidaknya dia paham.

"psshh" Ojipon menendang kecil kaki bangku di depan nya, berniat memanggil Wawan yang di hadapan nya itu.

"Mrs, Ojipon minta contekan" Dengan suara agak keras sambil mengangkat tangan kanan nya ke atas.

"Ojipon Jemi! Mau saya sobek?" Ucap Mrs.Vey sambil membulatkan kedua matanya.

"Ehh.. Engga Mrs. Itu si Wawan boongan" Kata Ojipon sambil menunjukan jarinya berbentuk 'V'.

Wawan menoleh kebelakang, lebih tepatnya ia menoleh ke arah Ojipon dengan tersenyum puas sambil menaik turunkan kedua alis nya.

Ojipon hanya mendecak sebal. Ia kembali mencari jawaban, matanya tertuju pada Cia.

Hope?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang