-17-

1.1K 95 4
                                    


#Someone POV

Aku berlalu dari ruangan iblis betina itu dan memasuki kamarku, sampai di kamarku aku meraih pigura yang berdiri di sebuah meja samping ranjangku, dan setetes air mata pun lolos dari pelupuk mataku. di figura itu terdapat foto dimana seorang anak SD berfoto dengan seorang siswi SMP, di foto itu terlihat senyum bahagia dan bangga tersungging di bibir kedua orang itu, anak SD itu aku, seorang laki-laki yang ayah selalu bilang aku manis dan cantik seperti mendiang  bunda, foto itu diambil saat aku baru memenangkan lomba debat bahasa inggris tingkat provinsi, aku masih ingat saat aku menenteng-nenteng piagam dan piala tinggi itu ke arena turnamen renang, di sana ada gadis yang aku kagumi, dia sudah seperti kakakku sendiri, dia merupakan tetanggaku dan kami sangat dekat, dia kak Seruni, di foto itu kak Seruni memenangkan turnamen renang tingkat provinsi juga, dan foto itu menunjukkan kami yang pamer akan piagam dan piala juga medali emas, kak Seruni sang nerd yang merupakan atlit renang.

"Sebagai manusia beradab dan memiliki hati serta nurani, kita tak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, dan jangan mendendam, karena dendam menimbulkan rasa sakit yang tak berujung, jangan menilai seseorang dari kasta, tapi nilailah seseorang dari hati dan tutur budi pekertinya, jangan memandang orang dari luar saja, sebab kau tak pernah tau seperti apa warna di dalam hati orang itu."
aku masih ingat kata-kata nasihat kak Seruni, dan kalimat itu selalu terpatri di lubuk hatiku.
Aku memang dendam pada orang yang telah membuat orang yang kusayangi kehilangan nyawa, namun tak sedetik pun aku berniat membalas, sebab kata-kata kak Seruni selalu mengingatkanku

"Jika kamu membalas perlakuan jahat seseorang dengan kejahatan pula maka kau tidak ada bedanya dengan orang tersebut, dan bahkan kau lebih rendah darinya"
Biar tuhan yang menghukum dengan caranya, karena aku yakin dan percaya karma itu ada,
Dan azab tuhan itu lebih pedih dan menyakitkan.
Aku merebahkan diriku dikasur, dan mulai terlelap sambil mendekap foto itu.
"Leon, aku merasa sakit dan sesak" tangisku dengan suara yang lirih, lalu aku jatuh tertidur.

°
°
°
°
°

#Author POV

"Dimaaaaassssss!!!!!!!!!!" Jerit lantang suara yang sangat Dimas kenal, ketua osis itu menengok kebelakang dan mendapati Jullian yang berlari kearahnya dengan terengah-engah
"Nih minum dulu" Dimas menyodorkan air mineral miliknya, dan tanpa ragu Jullian menengguknya hingga habis separuh
"Uuuh maaf Dim aku haus gara-gara ngejar kamu, makasih minumnya" ucapnya polos
Dimas terkekeh dan mengusak rambut teman satu eskulnya itu
"Ada apa Li?" Tanya Dimas
"Dim aku butuh tanda tanganmu buat izin pementasan Drama musikal kita" ucapnya sambil menyerahkan proposal di tangannya
"Kan di ruang osis ada Asyaka wakil ketua osis kita, kok masih minta tanda tangan aku?" Tanya Dimas lalu membaca proposal yang diajukan Jullian
"Yeeee Dim-Dim kadang-kadang Dong-Dong, kan harus lengkap tanda tangannya, wakil ketua si Asyaka udah ttd dia, tinggal kamu doangan ini, president murid juga udah pada tanda tangan, kak Lala, Kak Bagas, Kak Leon-pacar kamu, sama Kak Romeo" ucapnya
"Kak Leon emang pacar aku weeek, kak Rome juga pacar kamu tuh weeeek" goda Dimas
"Uuuuh dasar KetOs menyebalkan" cibir Jullian
"Yeee dasar Nerd jejadian, nerd tapi kok populer" goda Dimas lagi
"Aku gak populer tauk!, lagian apaan sih aku kan cuman anak biasa" kilah Jullian
"Lo tuh gak nyadar ya?, lo itu nerd, cupu secara penampilan Li, tapi aseli di Academi kita ini gak ada satupun yg g tau elu yang king of art Li, apalagi sejak lo jadian ama Romeo, makin tersohor aja itu nama lu. Emang lo gak nyadar ya kalo lo udah jadi populer?" Ucap Dimas
"Enggak" polos Jullian sambil terkikik pelan
"what the hell, Yaudahlah lupakan aja, ini aku bawa dulu biar sekalian aku acc ke dewan guru biar sekalian lolos, okey" ucap Dimas seraya tersenyum melihat Jullian yang terkikik lucu
"Uuuh... oke Dim-Dim makasih aku cinta kamu deh pokoknya" ucap Jullian girang sambil melompat-lompat senang
"Aku ga cinta kamu nanti aku di gorok ama Romeo lagi, diakan cemburuan gila hiiiiiiy" goda Dimas lagi sambil tertawa melihat tingkah lucu Jullian
"Uuuuh nyebelin dasar Botty" cibir Jullian menabok lengan Dimas lalu kabur begitu saja
"Heeeeyyyyy kau kan juga Botty!!!" Teriak Dimas yang mendapat juluran lidah Jullian
"Dasar kurang ajar, uuuh... bocah ajaib!" Cibir Dimas lalu tersenyum geli, dan ia kembali berjalan
'Drrrrt...drrrrrt...drrrrt...' getaran di ponsel Dimas membuatnya berhenti melangkah, deng n cepat ia meraih benda mungil berbentuk kotak yang berada di saku celananya itu, pesan dari Line

bukan Romeo dan JullietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang