-11- Dating

1.9K 186 2
                                    

-sebelumnya-

"Rome..." ucap Jullian berkaca-kaca
"Ada apa sweety" ucap Romeo membelai sayang sursi almond Jullian
"Bisakah kau antar aku pulang?"Pintanya dengan suara bergetar menahan tangis
"Hey ada spa sweety?" Panik Romeo
"Ruby, Ruby sakit... hiks" tangis Jullian
"Siapa Ruby?" Tanya Romeo
"Putraku" ucap Jullian dalam tangisnya
"Putraa?!" Kaget Romeo

#Romeo POV

Putra dia bilang...
anak maksudnya?
"Julian lo apa udah pernah married?" Tanya gue dan di jawab dengan gelengan kepalanya
"Bisa kamu jelaskan tentang 'putra' kamu?, apa kamu menghamili seorang gadis?" Tanya gue kesel, lagi-lagi hanya dijawab gelengan kepala tapi kali ini lebih kencang.
"Hiks... kakak jangan mikir yg ga engga... hiks... dsn sekarang aku ga punya waktu buat jelasin semuanya, hiks.. demi tuhan usianya baru lima bulan, dan fia sakit, hiks... kak Rome mau anterin aku ga? Hiks"tangis Julkian yg bikin gue kaget, dengan cepat gue peluk dsn elus pelan punggung kecil Jullian
"Ok aku abterin pulang, tapu jangan nangis ya, bentar aku minta ijin pihak sekolah dulu" ucap gue sambil merogoh kantong celana mencari benda kecil tipis berbentuk kotak berwarna hitam bernama smartphone, gue mendial no bu Andien guru piket yg hari ini jaga dan langsung minta ijin agar gue dan Jullian bisa pulang.

#Author POV

Setelah minta izin Romeo menggandeng tangan Jullian mesra menuju kelas Jullian untuk mengambil tasnya, sementara tas Romeo ia serahksn pada Lala, karena rumah lala itu depan-depanan sama Rumah Romeo.
Romeo menatap Jullian yg masih berkaca-kaca matanya
"Udah dong jangan nangis ya" ucap Romeo membelai pipi Jullian yg otomatis apa yg mereka lakukan menjadi sumber gosip hot seantero Shinki Academy High School
"Ga akan terjadi apa-apa dengan Ruby" ucap Romeo menenangkan Jullian
Dengan langkah cepat Jullian dan Romeo menunu parkiran dan segera tancap gas menuju kediaman Jullian.

Tidak butuh waktu lama hanya sekitat lima belas menitan mobil audi Romeo sampai di depan gerbang kediaman Jullian yg megah, yah hanya kalah sedikit besar dari kediamannya.
Romeo hendak memencet klaksin tapi di tahan oleh Jullian
Jullian nampak mendial nomor di ponselnya, dan berbicara sopan pada orang yg ia telfon
"Mas Agus bisa tolong buka pagernya?, Jully di depan pager nih, ok makasih mas" ucapnya, selang beberapa menit pagar rumah Jullian yg besar dan menjulang tinggi itu terbuka otomatis.

Jullian langsung lari masuk kedalam saat mobil berhenti tepat di depan teras, Romeo juga ikut keluar dari mobil dan bergegas mengikuti Jullian.

'Brak' Jullian membanting pintu kamar Nadya
"Kakak" ucap Jullian, matanya tak lepas menatap sosok mungil dalam pelukan Nadya, sosok mungil itu masih terus menangis, nsmun tangisnya sedikit mereda mana kala mata birunya bertubruksn dengan mata Jullian yg ke kecoklatan, perlahan tangan mungil itu mengacung-acung seperti ingin menggapai Jullian
"Huweee hiks...hiks... huwe... mma...mma...hiks...mma..."tangis Ruby
Jullian berjalan mendekati Ruby dan langsung menggendong Ruby, bisa ia rasakan badan mungil nan montok dlm dekapannya memang terasa panas
"Kakak udh telepon dokter?" Tanya Jullian sambil mengelus punggung Ruby sayang
"Iy, Ruby juga udah di periksa, katanya Ruby mengalami demam karena kedinginan dan juga dehidrasi sampai-sampai tenggorokannya kering, ini obat buat Ruby" ucap Nadya seraya menyerahkan sebungkus obat sirup penurun demam.

Sungguh ini adalah pertama lalinya Romeo melihat Jullian yg bersikap layaknya seorang ibu, ia terus melamun sampai seorang wanita menyapanya, posisinya saat ini adalah berdiri melamun di depan kamar seseorang yg ntah milik siapa
"Apa kau teman adikku?, ini pertama kalinya aku liat kamu"ucap Nadya
"I iya kak" gugup Romeo
"Jullian kenapa temanmu disuruh berdiri saja?, ajak temanmu ke ruang tamu!" Perintah Nadya

"Ah... maaf ya, aku jadi melupakanmu"ucap Jullian tak enak hati
Melihat Jullian yg salah tingkah Romeo pun hanya tersenyum lembut, matanya tak lepas pada sosok bayi bepipi tembam yg digendong Jullian
"Diakah yg bernama Ruby?" Tanya Romeo yg di balas anggukan kepala Jullian
Merasa namanya di panggil, Ruby pun menoleh dan menatap Romeo, Romeo terkejut mendapati bola mata sebiru langit dari sepasanh mata bulat Ruby
"Mma...mma...mma...us...mma..hiks...hiks..."isak Ruby sambil menduselkan kepala kecilnya pada dada Jullian, dan Romeo sedikit terkejut karena Ruby memanggil Jullian dengan sebutan mama dan bukan papa
"Ruby mau susu?"tanya Jullian lembut yg disambut senyum lucu Ruby, bayi montok itu menoleh kearah Romeo, lalu mengacung-acungkan kedua tangannya minta digendong Romeo
"Ppa...ppa...mma...uuuh...ppa...ppa...mma..ppa..."ucap Ruby yg membuat Jullian jd makin salah tingkah
"Kurasa ia menganggapku papanya" ucap Romeo yg langsung menggendong tubuh mungil nan montok Ruby
"Nah Ruby sama papa ne, biar mama bikinin susu buat Ruby, ne" ucap Romeo yg membuat jullian memerah malu, dg wajah merah ia pergi meninggalkan Ruby dan Romeo yg baru saja menjadi ayah dan anak (?) untuk membuat susu.

Beberapa menit kemudian ia melihat Romeo yg masih memangku Ruby nampak tengah bercakap-cakap dengan Nadya dan Karin
"Oh Karin udah pulang ya" sapa Jullian
"Iya kak Karin pulang lebih cepat, soalnya di sekolah lagi ada rapat guru" jawab Karin
"Kak ini kok ada babies di sini?, ini babies siapa?" Tanya Karin
"Dia namanya Ruby Rin" Nadya yg menjawab "dia babiesnya kak Julli, dan itu bapaknya" ucap kak Nadya lg asal ceplos sambil nunjuk-nunjuk Romeo, yg membuat baik Romeo dan Jullian salah tingkah
"Wuaaah yg bener? Emg kapan kak Jul hamil??"histeris Karin
"Jangan dengerin kak Nad Rin, dia cuma bercanda" ucap Jullian yg keningnya mulai menampakkan perempatan karsna kesal
"Lah terus?" Tanya Karin, sementara Romeo hanya diam, ia penasaran juga dg sosok baui yg kini tengah menarik-narik baju seragam miliknya.
dg cermat ia mendengarkan apa yg akan Jullian katakan
"Namanya Ruby, subuh tadi aku menemukannya tergeletak di teras, dia hanya beralaskan kardus dengan baju dan selimut super tipis, dia menangis histeris, kamu kan tau kemarin semua pegawai aku liburkan, jadi kemungkinan ibu bayi ini nyelinap masuk, dan ninggalin Ruby begitu aja" jelas Jullian, Romeo menatap Jullian penuh rasa kagum
"Terus ibunya kemana sih?, jahat banget ninggalin bahi seimut dan secute ini!" Sebal Karin sambil mengambil Ruby dari pangkuan Romeo, Jullian menyodorkan sebotol susu formula pada Karin, ia tersenyum mendengar ucapan Karin,
"Ibunya terpaksa melakukan hal itu karin, menurut surat yg di tinggal bersMa Ruby, ayah anak ini sudah tiada, dan Ruby terlahir diluar pernikahan, ibu bayi ini berkata ia terpaksa meninggalkan Ruby, karena jika ayah si ibu tau, Ruby akan dibunuh" jelas Jullian
"Dan mulai saat ini, tidak akan aku biarkan siapapun menyakitinya, mulai saat ini Ruby tidak akan pernah merasa di tinggalkan dan dibuang, karena mulai detik ini aku sudah mengadopsinya, dia akan jadi anakku, dan aku akan berusaha jadi mama yg baik, aku akan selalu menyayangi dan melindungi putra kecilku yg manis ini" tekadnya
"Mma...mma...mma...hiks...mma..."racau Ruby yg mulai mengacungkan kedua tangannya pada Jullian
"Bolehkah aku berperan sebagai papanya?" Izin Romeo
Karena aku sangat mencintaimu, dan bocah kecil ini juga sudah menjerat hatiku, jadi ijinkan aku untuk menjadi ayahnya, aku juga akan berusaha jadi ayah yg baik dan bertanggung jawab, aku juga akan selalu menyayangi dan melindungi Ruby dg pertaruhan nyawaku sendiri"ucap Romeo yg membuat atmosfer ruang tamu itu jadi romantis

"Auuuh manis sekaliii" histeris Karin dan Nadya
Malu-malu Jullian pun mengangguk memberi izin.
Romeo berdiri dan menghampiri Jullian yg berdiri di dekatnya, perlahan ia memeluk dan mengecup pipi Jullian dan Ruby bergantian
"Oh my god mata poloskuu" lebay Karin yg sukses mendapat jitakan sayang dari Nadya
"Sebaiknya kita pergi dari sini Rin, ayo"ucap Nadya sambik menarik lengan Karin, meninggalkan ruangan dimana pasangan RomeJull ber lovey dovey ria.

"Nanti malam aku jemput kamu ya" ucap Romeo
"Kita mau kemana?"tanya Jullian
"Makan malam di rumahku, adikku ingin sekali bertemu denganmu"ucapnya, Jullian membalas ucapan Romeo dg tatapan mata yang menandakan keheranan.
Mengerti arti tatapan mata Jullian, Romeo pun tersenyum
"Kau tau, aku selalu menceritakan segala sesuatu hal tentangmu, dan adikku sepertinya sangat menyukaimu, dia selalu bertanya, kapan aku membawa kamu ke rumah, dan memperkenalkan dirimu padanya" jelas Romeo
"Tapi Ruby..."
"Kita bawa Ruby dong, masa anak kita ga diajak, lagi pula di sana ia akan memiliki teman kok" ucap Romeo
"Teman?"
"Aku akan jelaskan nanti" ucap Romeo, mengerti Jullian pun mengangguk dan tersenyum manis pada Romeo.

TBC

Ehehehe... maap yee ini tbc duluuu...
Maapy juga ini mu.fkin puendeeek... charlie ini cmn mnceritakan ke-shock-annya si Rome, n pnjelasan ttg Ruby k rome...
Chapie dpn beneran Date... RomeJull

Thanks for reading... ^_~
Voment Kyungie tuggu kawan-kawan...

bukan Romeo dan JullietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang