#19 Bayangan Raksasa (diperbaiki)

509 27 4
                                    

Mereka berhenti sejenak, mengamati apakah ada kejanggalan di hadapan mereka. Saat ini mereka berada di jarak tiga puluh meter dari gereja tersebut. Ada sebuah tanah tandus yang memisahkan area gereja dan area hutan.

Sepintas tak terlihat satu pun ancaman yang mungkin akan mengganggu mereka, yang berada di hadapan mereka hanyalah sebuah ruang kosong tanpa penjaga. Tapi itu yang membuat Dilsiz curiga, ia yakin bahwa Lina telah menyiapkan perangkap lain.

Kemudian mereka melangkahkan kaki, seketika itu—

*Sssst*Sssst*

Mereka mendengar suara-suara langkah kaki dari area hutan.

"Tunjukkan diri kalian!" ucap salah satu prajurit Dilsiz sambil menyiagakan tombaknya.

Seketika itu, sejumlah makhluk berbentuk manusia muncul dari semak-semak. Jumlah mereka sangat banyak, mereka telah benar-benar mengepung area gereja ini. Seperti yang diharapkan dari Lina, ia dapat menyembunyikan keberadaan pasukannya dari Dilsiz dengan kemampuan yang ia miliki.

Namun yang muncul di hadapan mereka bukanlah iblis, melainkan para vampir dan mayat hidup berupa tengkorak. Dilsiz pikir mereka akan menghadapi pasukan Lina yang sebenarnya, tapi sepertinya Lucifer telah melakukan tindakkan pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi.

"Biar saya yang menangani para vampir itu nona Dilsiz." ucap Regina sambil mengayunkan tombak sebelah kanannya ke arah depan.

Bagaimanapun, Regina adalah seorang ratu vampir. Tingkatannya berada di atas vampir-vampir biasa yang ada di hadapannya. Mereka akan tunduk dengan hanya diberi perintah saja.

Dilsiz mengangguk setuju.

"Wahai para pelayan! Tundukkan dirimu di hadapan sang Ratu ini! Berlututlah dan memohon ampun. Maka akan kuberi kalian kesempatan untuk hidup." sahut Regina dengan mata yang merah menyala.

Seluruh pasukan vampir yang mengepung mereka terdiam, namun bukannya menyerah, mereka malah mulai menyerang.

Kata-kataku tidak mempan?!!, Regina terkejut menghadapi kenyataan itu.

Kemudian dari belakang mereka, tepatnya dari pintu gereja, keluar sejumlah pasukan yang siap untuk menyergap mereka.

Mereka benar-benar telah terkepung, ada sekitar empat ribu pasukan yang mengelilingi mereka. Empat ribu melawan tiga puluh dua, sudah jelas bahwa mereka kalah jumlah tapi—

Dilsiz tersenyum, ekspresi yang terlihat di wajahnya seakan mengatakan "akan kubunuh kalian semua!"

Regina, Dilsiz, dan pasukannya mulai menyiapkan masing-masing senjata mereka. Seketika Dilsiz mengedipkan mata, mereka mulai menyerang.

Dilsiz maju dengan pedangnya yang berwarna hitam, ia menebas setiap musuh yang berada di hadapannya sambil tersenyum dengan puas.

Tebas, tebas, tebas, tebas! Darah-darah bercucuran dari setiap musuh yang ditebas olehnya, pepohonan terbagi dua setiap ia menghunuskan pedangnya, tempat yang semula dihiasi hijaunya rerumputan dan pepohonan berubah menjadi lautan darah.

Dilsiz merasa puas, ia teringatkan kembali pada peperangan satu tahun yang lalu.

*Hahahahahaha* mulut Dilsiz bergerak-gerak tanpa suara seakan sedang tertawa.

Satu, dua, tiga kepala terpenggal. Lima, delapan, tiga belas tubuh terbelah dua. Dilsiz melawan pasukan vampir tanpa masalah. Yang jadi masalah adalah pasukan mayat hidup yang benar-benar merepotkan. Mereka hanya akan mati bila tubuh mereka dihancurkan seutuhnya. Sayangnya, ia tak memiliki sihir suci untuk melakukan hal tersebut, karenanya ia menggunakan sihir ledakan untuk menghanguskan mereka.

Venus - Kisah Sang Iblis [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang