#29 Taubat (diperbaiki)

233 13 0
                                    

"Aku telah menunggumu .... Lilith. Aku .... aku selalu menunggumu ...."

"Samael ...."

Keduanya pun larut dalam kesedihan. Mereka saling memeluk tubuh mereka satu sama lain, mencoba merasakan dengan seluruh indra mereka bahwa seseorang yang berada di hadapannya adalah nyata.

"Aku percaya padamu, Samael. Aku percaya bahwa kau akan kembali." Ucap Lilith sambil menangis di atas dada Samael. "Selama ini aku terus mencari keberadaanmu, dengan seluruh usahaku, dengan seluruh kemampuanku. Aku telah berdoa, aku telah beribadah sebanyak mungkin, aku telah menyorakkan suaraku ke seluruh penjuru surga. Pernah terpikirkan olehku untuk menyerah, tapi aku membuang jauh-jauh pemikiran itu, karena kau ... pasti akan kembali. Aku benar-benar sangat merindukanmu, aku ingin mencium aroma tubuhmu, aku ingin menyentuh setiap sudut dari tubuhmu, aku ingin menatap kedua matamu yang indah, aku ingin mendengar suara nafasmu, aku ingin memelas rambutmu, aku benar-benar sangat merindukanmu. Selama waktu yang panjang ini, aku selalu mengharapkan keberadaanmu di sisiku. Bersama, kita menikmati waktu di surga, saling bertatapan satu sama lain dengan senyuman. Terima kasih, Samael. Karena kau telah kembali .... aku sangat bersyukur."

Dengan seluruh perasaannya, Lilith mengungkapkan seluruh kata-kata rindu yang ada di kepalanya. Semua kata yang ingin ia ucapkan pada Samael, segala hal yang ingin ia bicarakan pula dengannya. Namun ia tidak menceritakan satu hal, yaitu ketika ia menyerahkan seluruh tubuhnya untuk beribadah, ketika tubuhnya digilir dari satu pria ke pria lain, dan perasaan yang ia terima saat itu. Baginya, sesuatu tentang prostitusi suci tidaklah boleh diketahui oleh Samael. Karena hal tersebut akan menyakiti hatinya.

Ia tahu bahwa suatu hari Samael akan menemukan kebenarannya, namun untuk saat ini ia tidak ingin memberi tahunya. Pada hakikatnya, Lilith telah mengkhianati Samael. Ia telah mengizinkan pria lain menyentuh tubuh sucinya.

Di sisi lain, Samael berbahagia bertemu kembali dengan Lilith. Sebelumnya, ia telah merasakan keputusasaan. Jiwanya hampir benar-benar mati. Namun karena bantuan dari kesucian Lilith, ia bisa bangkit dari kegelapan.

Selama beberapa waktu mereka saling berpelukan, saling menyentuh satu sama lain.

Kemudian Lilith menatap dalam ke mata Samael.

"Samael, bolehkah aku mencium mu?" ucap Lilith.

Lalu Samael mengangguk dan menjawab

"Ciumlah aku ..."

Bibir mereka berdua pun saling mendekat satu sama lain. Selama selang waktu tersebut, mereka merasakan bahwa hal tersebut adalah detik-detik paling lama dalam hidup mereka.

Kemudian bibir mereka pun bertemu. Menciptakan sebuah perasaan yang menenangkan.

Mereka bersatu, saling memberi kasih.

Lembut dan sedikit berair, manis bagaikan madu. Hangat, sehangat terbitnya sinar mentari.

Dunia seakan abadi. Tak ada yang dapat memisahkan mereka berdua lagi.

Di tempat ini hanyalah milik mereka berdua. Tak ada selain dari mereka yang menghuni.

Bagaikan dirantai oleh baja yang rapat, mereka tak ingin berpisah.

Waktu telah lama memisahkan mereka berdua. Satu jam tidaklah cukup untuk melepas rindu.

Di setiap sentuhan, mereka bisa mengingat kembali kenangan yang hampir terlupakan.

Kenangan ketika mereka berada di surga, dan kenangan ketika mereka bersama.

Dengan ini, mereka saling mengatakan "selamat datang" satu sama lain.

Venus - Kisah Sang Iblis [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang