—Dahulu, aku adalah seorang malaikat
***
Langit begitu cerah dan idah, sinarnya begitu memesona dan enak dipandang, menyejukkan hati, menenangkan hati, membuat siapa pun yang berada di bawahnya merasa sangat dekat dengan tuhan.
Di tempat ini, tak ada satu pun bayangan, semua dihiasi cahaya keemasan yang memancar dari segala arah.
Beberapa orang berkumpul di taman Firdaus, mereka mengobrol, bersenda gurau, tanpa dihalangi oleh perasaan cemas maupun takut. Di tempat ini, para malaikat mengatur urusan tuhan.
Mereka memuji tuhan, memuja tuhan, bersujud, meratap, berdoa. Bahkan ketika mereka sedang berkumpul, di dalam hati mereka selalu mengagungkan nama tuhan.
Di antara semua malaikat yang ada di surga, terdapat seorang malaikat yang paling saleh.
Wajahnya bersinar, sayap-sayapnya memancar terang, senyumnya begitu menyejukkan hati. Di setiap langkahnya meninggalkan jejak cahaya yang dapat dilihat oleh siapa pun. Sebuah bukti kesucian, terbebas dari dosa dan noda, makhluk paling sempurna ciptaan tuhan.
Ia adalah Samael, malaikat paling saleh, malaikat yang paling dekat dengan tuhan. Bahkan ada beberapa dari para malaikat yang menganggap bahwa Samael adalah perwujudan tuhan itu sendiri.
Meskipun mereka tidak dapat melihat wujud tuhan yang sebenarnya, namun mereka dapat merasakannya. Dari pancaran cahayanya, dari perasaan sejuk yang dibawa oleh malaikat tersebut, para malaikat tahu seberapa besar keberadaan tuhan di dalam dirinya dan di dalam diri yang lain.
Sebagai bukti keagungan yang dimiliki Samael, adalah mahkota dengan kristal berwarna putih terang di dahinya. Kristal yang berada di tengah dahinya itu adalah bukti dari kepercayaan tuhan, bukti bahwa Samael adalah tangan kanan tuhan, dan bukti bahwa ia adalah yang paling dekat dengan tuhan.
Setiap ada malaikat yang berpapasan dengan Samael, mereka takkan lupa untuk dimintakan doa kepada tuhan. Meskipun mereka adalah malaikat, namun mereka sadar bahwa diri mereka tidaklah sempurna, mereka masih memiliki rasa takut dalam diri mereka, bahwa mereka mungkin melakukan kesalahan yang tak mereka sadari.
Menanggapi hal tersebut Samael pun selalu mendoakan mereka, satu per satu, kepala per kepala, tak ada yang tertinggal. Ia terus berdoa dan berdoa, memohonkan keselamatan bagi rekan rekannya.
Di sampingnya, selalu ada seorang malaikat yang cantik jelita, ia adalah malaikat Lilith, pengikut setia dari Samael. Kemana pun Samael pergi, Lilith selalu ada untuk mendampinginya, ia adalah malaikat kepercayaan Samael, lebih tepatnya, seperti seorang istri bagi Samael.
Bersama, mereka mengatur pekerjaan para malaikat, membuat aturan-aturan bagi bumi yang sedang diciptakan.
Entah sampai kapan semua itu terus berlanjut, tak ada penanda waktu di surga. Siang tetaplah siang, tanpa ada kegelapan. Tak ada yang tertidur, tak ada yang kelelahan, semua beraktivitas sesuai dengan tugas mereka masing-masing.
Tak ada penyakit, tak ada kemiskinan, semua sama rata.
Benar-benar teratur, sebuah utopia, sebuah bentuk dunia ideal yang seharusnya.
Air tak akan pernah habis, bahkan air susu dan madu mengalir dengan indah di sungai. Tak terhingga jumlahnya, dan takkan pernah habis.
Begitu pula dengan waktu, semua kekal abadi di dalamnya. Hari demi hari adalah sama, tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang.
Entah itu seribu tahun, satu juta tahun, satu miliar tahun, ataupun satu triliun tahun, semua aktivitas adalah sama.
Begitu pula dengan Samael, ia menerima perintah dari tuhan, menyampaikannya, dan memeriksa pekerjaan para malaikat. Tak lupa, ia juga mendoakan siapa pun yang meminta untuk didoakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus - Kisah Sang Iblis [Tamat]
Fantasy-Status- Editing: 80% (edit total) Ilustrasi: 1 dari 10 Sinopsis: Putra Fajar adalah seorang raja iblis sekaligus mantan manusia. Dahulu ia adalah seseorang yang saleh, tapi ada masa lalu yang kelam hingga membuatnya berubah. Kemudian ia bertemu ke...