Author POV
Sinar matahari menembus tirai gelap di kamar seorang pria dengan wajah yang cantik. Matanya mengerjap pelan, mengumpulkan seluruh kesadarannya.
"Pagi, malaikat"
Sebuah sapaan yang berat dan dalam menyadarkannya seketika. Dilihatnya sesosok lelaki berparas tampan sedang memandanginya. Menunggingkan senyum yang indah dan pastinya dapat membuat siapapun jatuh cinta. Sedangkan pria yang disapa hanya menggeliat malas. Menutup mulutnya yang menguap dengan cantiknya lalu tersenyum perlahan dengan wajah yang tak pernah sekalipun akan terlihat jelek walaupun bangun tidur.
"Pagi, tampan. Kau pagi sekali ke sini."
"Pagi? Ini sudah jam 9, Jeonghan. Bukannya kau berjanji untuk pergi denganku hari ini?"
Lelaki tampan itu mengernyit, menatap sahabatnya yang masih termenung dan mencoba mencerna kalimat barusan. Ya. Mereka hanya sahabat. Sapaan tadi hanyalah sapaan sayang mereka. Tak salah jika mereka selalu dianggap pasangan. Seseorang bernama Jeonghan itu membelalakan matanya. Sepertinya dia baru mengingat sesuatu. Dengan cepat ia bangkit dari tempat tidurnya, mengambil pakaian ganti dan menuju kamar mandi.
"Kau tunggulah sebentar. Aku mau mandi dulu."
Lelaki tampan itu hanya menggeleng pelan. Walaupun mereka bersahabat, nampaknya ia masih tidak hafal dengan tingkah Jeonghan. Ia pun merebahkan dirinya di kasur. Memeluk bantal yang tadi di gunakan Jeonghan. Ia merasakan bau wangi yang biasa ia cium. Bau wangi rambut Jeonghan. Tanpa sadar ia menyiumi bantal itu. Menyesapi setiap bau wangi yang ada.
"Seungcheol? Kau masih disana?"
Suara Jeonghan membuyarkan lamunan Seungcheol. Ia bangkit dari tempatnya semula.
"Ya, sayang"
...
"Kukira kau sudah pergi"
Katanya sambil merajuk ketika ia keluar dari kamar mandi. Rambut panjang pirangnya masih terlihat basah. Pria cantik itu masih merajuk dan dengan santainya mengeringkan rambutnya. Tak memandang ataupun mungkin tidak sadar akan pandangan Seungcheol yang mematung melihat sosoknya. Mau seperti apapun, Jeonghan tetaplah cantik.
Seungcheol POV
Entah apa yang merasukiku tadi. Aku menyiumi bantal tidurnya, membayangkan wangi dari rambutnya yang sangat ku sukai. Dan yang lebih lagi, kini ia jelas di depanku dengan bau wangi yang khas. Entah mengapa dia merajuk sejak keluar dari kamar mandi. Mungkin karena aku tadi terbenam di lamunanku dan membuatnya berpikir kalau aku meninggalkannya. Gila saja. Aku yang memintanya menemaniku, membangunkannya dan sekarang aku pergi? Kadang dia tetap saja tak bisa ku tebak. Lama ku menatapnya dan ku dekati dia yang masih sibuk di depan kaca.
"Sudah dong. Jangan merajuk terus."
Kupeluk ia dari belakang dan ku benamkan wajahku di rambutnya yang mulai mengering. Wangi. Wangi yang selalu membuatku kecanduan. Kueratkan pelukanku sambil menyesapi rambutnya. Jeonghan pun masih terdiam. Aku tak tau ekspresi apa yang sedang ia buat saat ini. Aku terlalu fokus pada bau dan keindahan rambutnya. Aku tau dia seorang laki-laki, tapi godaan ini membuatku lemah.
"Seung-ah... aku... tidak bisa bergerak. Rambutku belum kering."
Aku baru tersadar setelah suaranya memecah keheningan. Kudapati ia menunduk, rambutnya menutupi ekspresinya. Tapi aku tau ekspresi apa yang sedang ia buat sekarang hanya dengan melihat telinganya yang memerah. Ah... sungguh imut sahabatku yang satu ini. Kulepas perlahan pelukanku dan mundur teratur lalu duduk kembali di kasurnya. Ku amati dia yang mulai menata rambutnya lagi dengan sedikit gemetar. Sudah kubilang, tingkahnya imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 「COMPLETE」
Fanfiction"Harusnya dari dulu sudah ku katakan" - Yoon Jeonghan "Kau sahabat terbaikku" - Choi Seungcheol "Aku akan selalu disampingmu" - Hong Jisoo Genre : Yaoi ©24machinegun