"Maafkan aku, Hannie. Aku tak seharusnya melakukan itu. Kau demam dan suaramu... Yah, aku tak bisa menahan. Jadi aku hanya mengalir dengan semuanya dan love bite itu terjadi. Um... Kita hampir melakukannya."
Seungcheol. Aku rasa aku bisa merasakan pipiku memerah. Aku hanya bertanya tentang leherku. Kenapa kau jelaskan secara rinci. Ah... Rasanya aku akan demam lagi. Aku berjalan ke arahnya dan ku dekap dia dalam pelukanku. Kupendamkan wajahku pada dada bidangnya.
"Dasar bodoh. Jangan katakan serinci itu."
Kutatap matanya lekat dan kupegang wajahnya dengan kedua tanganku. Kubawa wajahku mendekati wajahnya. Sedetik kemudian bibir kami sudah bersatu. Saling melumat satu sama lain.
***
Author POV
Rumah yang bernuansa elegan itu kini tak lagi sepi. Ya, hampir setiap hari kini Seungcheol memilih untuk menginap. Semua ini karena janjinya yang tak akan meninggalkan Jeonghan. Dan semenjak kejadian beberapa hari lalu, kelakuan mereka sedikit berubah. Walaupun tak ada yang berubah dari sebuah kalimat yang muncul dari mulut mereka setiap saat. Kami cuma sahabat, perkataan yang tak berubah. Entah sampai kapan.
Sinar matahari mulai menerobos tirai kamar Jeonghan, membangunkan Seungcheol akibat silaunya. Matanya terbuka perlahan dan mendapati wajah Jeonghan berhadapan dengannya. Rambutnya yang indah menutupi sebagian wajahnya, membuat Seungcheol menyingkirkan rambutnya untuk mendapatkan pemandangan yang indah.
"Walapun dia tidur, tetap saja cantik."
Seungcheol bergumam sambil membelai rambut orang yang sangat disayanginya itu. Jeonghan pun tampak nyaman dengan hal itu. Beberapa menit kemudian, Jeonghan mulai membuka matanya. Mendapati Seungcheol yang masih membelai rambutnya dengan tersenyum. Jeonghan secara tak sadar ikut tersenyum melihat Seungcheol.
"Pagi, malaikatku. Bagaimana tidurmu semalam?"
"Pagi, Seung-ah. Semalam benar-benar nyaman. Sangat nyaman ketika bersamamu."
Seungcheol hanya tersenyum. Ia mengubah posisinya dan sekarang berada di atas Jeonghan. Memberikan ciuman tepat pada bibir Jeonghan. Mereka saling melumat kasar dan bermain lidah. Cukup lama hingga Jeonghan sudah mendesah tak karuan. Meremas rambut Seungcheol sementara Seungcheol terus mempererat ciuman mereka. Seungcheol akhirnya melepaskan bibirnya dan beralih ke leher Jeonghan. Menciumi leher Jeonghan yang sekarang menjadi salah satu spot favoritnya tanpa henti. Membuat hickey baru di bagian yang tak begitu terekspose.
Jeonghan POV
Entah sejak kapan Seungcheol terobsesi dengan leherku. Aku sebenarnya tidak mempermasalahkan jika dia menciumi leherku. Hanya satu hal yang menggangguku. Kenapa dia selalu saja meninggalkan hickey di leherku? Sudah tiga hari hickey lamaku belum bersih dan sekarang sudah muncul baru. Aku tau dia posesif tapi aku tak tau dia ternyata agresif.
Seungcheol baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk di pinggangnya. Ah... Sudah kebiasaannya jika ia begitu. Aku tau ini Minggu pagi yang cerah dan tak baik untuk bertengkar. Tapi apa salahnya bertanya? Aku hanya ingin tau alasannya.
"Seung-ah, kenapa kau memberiku hickey lagi?"
Aku dapat melihat keterkejutan pada wajah Seungcheol. Dia langsung memalingkan wajahnya dan membelakangiku. Yang dapat kulihat hanyalah punggungnya yang lebar. Ah... Aku benci jika harus menatap punggungnya saat kita berbicara.
"Kau tak suka aku melakukannya?"
Nada bicaranya dingin. Hah... Kurasa dia memang sulit mengendalikan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 「COMPLETE」
Fanfiction"Harusnya dari dulu sudah ku katakan" - Yoon Jeonghan "Kau sahabat terbaikku" - Choi Seungcheol "Aku akan selalu disampingmu" - Hong Jisoo Genre : Yaoi ©24machinegun