"Maafkan aku, Jisoo-yah. Sampai kapanpun, aku mencintai Seungcheol. Walaupun rasanya benar-benar sakit."
"Aku tau. Aku sangat tau, Han-ah. Aku hanya berpikir betapa bodohnya, Seungcheol. Kau tau, walaupun kau mengatakan hal itu padaku, itu tak akan merubah apapun. Aku sahabatmu, Han-ah. Dan aku selalu mendukungmu."
Jeonghan akhirnya mengangkat kepalanya dan sedikit tersenyum. Aku tau dia mencoba bangkit. Jeonghan hanya berpamit pulang beberapa detik kemudian. Dia benar-benar harus menenangkan kepalanya. Dan aku harus mencari alasan Doyoon. Mereka berdua asing. Mereka baru mengenal dan Seungcheol terlihat terpaksa. Aku menduga sesuatu terjadi diantara mereka.
Setidaknya aku bisa sedikit lega, mengatakan secara tersirat kalau aku menyayanginya. Bohong jika aku tak ingin menjadi kekasih Jeonghan. Tapi lebih bohong lagi kalau aku biasa saja melihatnya menangis. Setidaknya aku lebih bahagia melihat Jeonghan bersama Seungcheol daripada Seungcheol bersama sepupuku. Dan inilah saatku untuk menumpahkan semua alasanku kepada sepupuku yang hanya manis di wajah saja.
***
Jisoo POV
Aku merebahkan tubuhku di ranjang. Rasanya sungguh melelahkan hari ini. Terutama bila ku ingat kejadian yang baru saja terjadi. Rasanya kepalaku sangat pening ketika mengingat semuanya. Aku masih tak menyangka jika akhirnya akan serumit ini. Well, hal ini pernah terjadi, katanya. Dan sama sekali tak melibatkanku. Aku hanya mendengarnya dari sepupuku itu.
Ah ya, sejak pulang tadi aku sama sekali tak melihat batang hidungnya. Padahal biasanya dia akan terpaku melihat TV dan memakan cemilan dengan santainya. Kau tau, ini membuatku semakin pusing karena aku ingin segera menanyakan semuanya. Benar, ada banyak sekali hal yang ingin kutanyakan. Mengenai Seungcheol terutama dan mengenai sikapnya terhadap Jeonghan. Aku masih ingat betapa dinginnya dia terhadap Jeonghan dan betapa anehnya dia yang terlihat akrab dengan Seungcheol. Walaupun aku berani bertaruh kalau mereka hanya seseorang yang baru saling mengenal.
"Akh!! Ini benar-benar membuatku pusing."
Jujur saja, melihat Jeonghan dan Seungcheol sebenarnya membuatku sedikit merasa cemburu. Ah... bukan karena aku masih single sampai sekarang. Tapi karena aku memang menyukai Jeonghan. Mungkin sejak kami lulus. Dan jelas-jelas tadi dia menolakku. Memang aku sedikit kecewa tapi aku sadar. Tak ada yang lebih menyayangi Jeonghan daripada Seungcheol. Aku tau Jeonghan mencintai Seungcheol dan akibat kejadian tadi, aku merasa Seungcheol juga memiliki rasa yang sama. Jika pun Jeonghan menerimaku sebagai kekasihnya suatu saat nanti, tetap saja Seungcheol tak akan tergantikan. Aku bukan Seungcheol dan aku tak akan pernah menjadi Seungcheolnya.
Ku dengar ponselku berdering. Hah... siapa lagi yang menggangguku di tengah-tengah acara menenangkan otakku yang panas. Awas saja kalau Doyoon, akan segera ku seret pulang dan memulai sesi introgasi.
"Hello?"
"................"
"Ah, Daddy. Ya, aku baru saja pulang."
"............."
"Apa? Ke kantor Daddy? Sekarang? Apa tidak bisa besok? Tubuhku benar-benar sudah bersatu dengan ranjang"
"..................."
"Ah... ya... ya... aku mengerti. Hanya jangan bicarakan sesuatu yang membosankan."
"................"
"Ne, aku akan segera berangkat"
Kuputus perbicaraanku dengan ayah. Tidak biasanya dia menelponku dan menyuruhku datang ke kantornya. Aku hanya menduga ini urusan bisnis yang rumit dan aku tidak sepenuhnya paham mengenai bisnis. Kau tau kan aku hanya mahasiswa seni biasa. Segera ku ambil kunci mobil tanpa berganti pakaian. Akan merepotkan jika aku harus berganti pakaian dan tentunya ayah akan marah jika aku membuatnya terlalu lama menunggu. Segera kulangkahkan kakiku menuju mobil dan ku kunci rumahku. Ah... biarlah jika Doyoon datang saat aku tak ada di rumah. Anggap saja itu hukuman untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 「COMPLETE」
Fiksi Penggemar"Harusnya dari dulu sudah ku katakan" - Yoon Jeonghan "Kau sahabat terbaikku" - Choi Seungcheol "Aku akan selalu disampingmu" - Hong Jisoo Genre : Yaoi ©24machinegun