Suara berat nan dalam Seungcheol mengejutkanku. Dia tersenyum dan menatap teduh. Ah... matanya benar-benar menenangkan. Ayah menghampiri Seungcheol dan mengatakan bahwa Seungcheol semakin tampan. Aku pun hanya bisa tersenyum, tak menampik perkataan ayahku.
"Seungcheollie, kau malam ini temani Appa dan Hannie. Appa kangen dengan kalian."
Kata ayah sambil mengacak-acak rambut Seungcheol yang disambut dengan senyum khasnya. Senyum lebar yang menunjukkan gusi dan deretan gigi indahnya. Ayah mengajak kami masuk dan tanpa ragu sahabatku ini mengikuti ayah. Kurasa mereka benar-benar cocok dan... mungkin malam ini akan terasa sangat berbeda. Mungkin akan jauh lebih menyenangkan.
***
Jeonghan POV
Aku merasa tubuhku tak bisa bergerak. Rasanya seperti ada yang menindih badanku. Berusaha kupalingkan wajahku walaupun rasanya susah dan sesak. Sesuatu ini terus mendempetku. Dengan susah payah kupalingkan wajahku dan aku... merasa sangat tidak percaya. Seungcheol... Iya Seungcheol. Dia tidur bersamaku.
"Seung-ah..."
Aku berbisik pelan dan kulihat dia menggeliat. Tetap saja kupanggil namanya tepat di telinganya. Memberikan sedikit desahan ketika aku selesai memanggilnya. Mungkin saja dia akan memberikan ekspresi lucu dengan desahanku. Seungcheol semakin membenamkan wajahnya di dadaku. Ia seperti anak kecil.
"Seung-ah, sudah pagi. Ayo bangun"
Kataku karena aku sudah sedikit tidak nyaman. Jantungku bisa meledak jika dia semakin membenamkan wajahnya di dadaku. Kau tahu, bukannya bangun tapi ia semakin mempererat pelukannya. Kurasa aku sudah akan mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
"Sebentar lagi Sayang. Kau nyaman."
Kurasa jantungku meledak. Aku bisa mendengar ledakannya sendiri. Aku membulatkan tekat untuk segera menyingkirkannya sebelum aku benar-benar tak bisa bernafas. Ku tarik nafas panjang sebelum ku hembuskan. Berharap diriku akan lega.
"Yah! Choi Seungcheol! Kau kira aku guling? Sudah, ayo bangun. Tidak enak dengan Appa kalau kita bangun siang."
Aku dapat melihat Seungcheol menggerakkan badannya dengan malas. Ah.. Akhirnya aku bisa bernafas dan jantungku bisa berdetak normal kembali. Tangannya yang sedari tadi memelukku sudah ia lepaskan dan kini bertengger manis melingkari pinggangku. Lagi-lagi ia memelukku dari belakang. Setidaknya aku tak harus melihat wajahnya. Benar-benar membuatku kesal.
"Pagi malaikat. Jangan merajuk pagi-pagi ya."
Aku bisa merasakan ia mencium bahuku. Lembut tapi cukup untuk membuatku memerah. Cukup lama ia menciumku dan aku hanya bisa diam membisu. Sungguh, pagi ini pagi yang tak pernah kuduga. Dan satu hal yang mengganjal di otakku. Bagaimana ia bisa tidur denganku?
"Seung-ah, kenapa kau tidur di kasurku?"
"Ah... Kau tidak ingat? Semalam aku kedinginan dan mengetuk kamarmu. Kau menyuruhku masuk dengan mata terpejam. Kukira kau mencoba tidur jadi kau bisa mendengar dan menjawabku.-"
Ah... Sepertinya semalam aku mengigau. Aku tak mengingat apa pun.
"-Dan kau benar-benar hangat."
Ia melanjutkannya tepat di telingaku dan hal selanjutnya yang aku tau adalah Seungcheol mencium pipi dan leherku. Memberikan sensasi sengatan kecil yang mengaliri bagian yang diciumnya. Aku tak tau ekspresi apa yang sedang ia buat saat ini. Aku masih terus menyembunyikan wajahku di rambutku yang panjang tapi aku masih bisa merasakan rasa panas diwajahku. Aku yakin wajahku sangat merah dan jantungku kurasa terlalu bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 「COMPLETE」
Fanfiction"Harusnya dari dulu sudah ku katakan" - Yoon Jeonghan "Kau sahabat terbaikku" - Choi Seungcheol "Aku akan selalu disampingmu" - Hong Jisoo Genre : Yaoi ©24machinegun